Home Kilas Dunia Business Forum Indonesia-Turkey, Dirjen PEN: Target Ekspor ke Turki pada 2019 Ditetapkan...

Business Forum Indonesia-Turkey, Dirjen PEN: Target Ekspor ke Turki pada 2019 Ditetapkan USD 3,87 Miliar

1157
foto Istimewa

Jakarta, CSR Indonesia – Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak menegaskan target ekspor ke Turki ditetapkan naik hingga menjadi USD 3,87 miliar pada 2019. Peningkatan target ini diharapkan bisa dicapai dengan mengintensifkan program misi pembelian (buying mission) dan pembentukan forum bisnis Indonesia-Turki (Business Forum Indonesia-Turkey).

Demikian penjelasan Dirjen Nus saat menerima kunjungan 20 pengusaha Turki di kantor Kementerian Perdagangan,Senin (23/3) lalu. Para pengusaha Turki dipimpin langsung oleh Ketua Kadin Istanbul, Murat Yalcintas. Kerja keras Ditjen PEN dalam membangun buying mission dengan Turki ini berkat sinergi dengan Konsulat Jenderal RI di Istanbul, Turki. “Kementerian Perdagangan telah menetapkan target peningkatan ekspor ke Turki pada 2019 menjadi sebesar USD 3,87 miliar dari nilai ekspor pada tahun 2014 sebesar USD 1,45 miliar,” tegas Nus.

Menurut Nus, buying mission yang dilakukan secara rutin oleh Kemendag ini diharapkan mampu membangun kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua negara. Itu sebabnya, Nus juga melibatkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), asosiasi, kementerian/lembaga lain, dan Kadin. “Buying mission ini sebagai salah satu upaya untuk menangkap peluang eskpor dan ajang promosi produk Indonesia kepada buyers yang diharapkan dapat mengarah pada kerja sama perdagangan dan investasi di Indonesia,” ungkapnya.

Nus juga menegaskan, ekspor Indonesia ke Turki perlu terus ditingkatkan pada tahun-tahun yang akan datang bagi produk-produk makanan dan TPT (tekstil dan produk tekstil), khususnya berbasis pada produk makanan halal dan fesyen muslim Indonesia. Para pengusaha Turki juga menjajaki peluang bisnis dengan pelaku usaha Indonesia pada sektor building materials (granite, marble, aluminum), textile (zipper, velcro tape, buttons, polyester yarn, fur garments, underwear, raw material for knitwear), leather, shoes, and machinery (food and marble machines).

Selain menyelenggarakan kegiatan forum bisnis untuk menjembatani pertukaran informasi di bidang perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Turki, pada kesempatan ini juga diselenggarakan kegiatan one-on-one business meeting yang diikuti 40 perusahaan Indonesia. Kegiatan business meeting bertujuan mempertemukan buyers Istanbul secara langsung dengan pengusaha Indonesia dan membangun jejaring bisnis sesuai dengan produk yang diminati. Secara umum, perdagangan bilateral Indonesia-Turki selama ini telah terjalin dengan baik. Tren pertumbuhan perdagangan bilateral selama periode 2010-2014 tercatat tumbuh sebesar 16,6% per tahun dan mencapai nilai USD 2,47 miliar pada 2014. Indonesia selalu menikmati surplus dari neraca perdagangan bilateralnya dengan Turki.

Pada 2014, ekspor Indonesia ke Turki sebesar USD 1,45 miliar dengan produk utama seperti woven fab of syn fil yarn, incl monofil 67 dec etc; artificial staple fibers, not carded, combed etc; palm oil and its fractions, not chemically modified; yarn (no sew thread), syn staple fib, not retail; coconut, palm kernel or babassu oil etc; furniture; dan electronic part (TV, tadio). Pada 2014, Turki merupakan negara tujuan ekspor Indonesia ke-23 dan Indonesia merupakan negara penyuplai Turki terbesar ke-26. Sementara impor Indonesia dari Turki pada 2014 mencapai USD 1,03 miliar dengan produk utama seperti tobacco, wheat, chemical, marble, synthetic yarn, dan tractors.(GUH)