Home CSR Kesehatan Gleneagles Hospital Singapore Kampanyekan Operasi Kuning di Indonesia

Gleneagles Hospital Singapore Kampanyekan Operasi Kuning di Indonesia

2614

Jakarta, CSR INDONESIA – Penyakit Liver merupakan salah satu dari 10 penyakit terbesar penyebab kematian di Indonesia. Menurut data WHO tahun 2013, angka penderita penyakit liver di Indonesia diperkirakan mencapai 28 juta orang, artinya di dalam setiap 10 orang Indonesia, terdapat lebih dari satu orang penderita penyakit liver. Sekitar 70 persen dari jumlah tersebut adalah penderita Hepatitis B, sementara 10 juta di antaranya merupakan penderita fibrosis hati, serta 3 hingga 5 juta dari populasi tersebut terkena sirosis hati. Penyakit ini pun sering dianggap pembunuh diam-diam karena kemungkinan tidak timbulnya gejala. Bak fenomena gunung es, yang nampak hanya sebagian kecil saja, yaitu hanya sekitar 30%. Bahkan menurut catatan Kementerian Kesehatan hanya sekitar 5-10 % yang terdeteksi tenaga kesehatan, sedangkan sisanya atau sekitar 70% tidak terjamah atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan.

Meskipun angka penderita liver di Indonesia sangat tinggi, namun pemahaman masyarakat mengenai penyakit ini masih sangat rendah. Akibatnya banyak dari mereka yang tidak mendapatkan penanganan dini secara tepat. Memahami masalah tersebut, Gleneagles Hospital Singapore sebagai pusat pengobatan hepatobilier terkemuka di Asia Tenggara, hari ini (19/08) meluncurkan kampanye “OPERASI KUNING” di Jakarta untuk memberikan informasi memadai bagi masyarakat supaya lebih waspada terhadap kesehatan liver. Sebagai bagian dari kampanye Operasi Kuning ini, Gleneagles Hospital Singapore juga meluncurkan situs khusus www.gleneagles.com.sg/operasi-kuning untuk memberikan informasi dasar mengenai penyakit ini.

Dr. Ooi Choon Jin mempresentasikan pengetahuan dasar mengenai penyakit liver
Dr. Ooi Choon Jin mempresentasikan pengetahuan dasar mengenai penyakit liver
General Surgeon Gleneagles Hospital Singapore Dr Victor Lee saat ditemui di sela peluncuran Operasi Kuning di Senanyan (19/8) mengakui salah satu alasan mengapa penyakit liver dianggap pembunuh diam-diam karena gejala yang timbul akibat penyakit ini sulit dideteksi. “Hasil kajian kami menunjukkan bahwa sekitar 30% orang yang menderita penyakit liver tidak menunjukkan gejala. Namun, sekitar 70% menunjukan gejala dalam berbagai bentuk. Karenanya penting bagi kita untuk dapat mengenali gejala dini penyakit liver sebelum terlambat. Selain itu, deteksi dini terhadap penyakit liver memungkinkan penderita penyakit ini dapat disembuhkan lebih cepat,” ungkap Dr. Victor Lee.

Kerusakan liver = kuning?

Gejala yang paling umum kerusakan hati adalah jaundice, gejala dimana mata dan kulit nampak kuning. Jaundice umum terjadi pada penderita penyakit hati karena langsung disebabkan oleh rusaknya fungsi hati.

Jaundice terjadi karena terlalu banyak bilirubin (pigmen warna kuning) dalam darah. Bilirubin terbentuk ketika sel darah merah didaur ulang. Bilirubin dibawa darah ke hati, kemudian masuk ke tubuh melalui saluran pencernaan dan terbuang melalui tinja. Penderita kerusakan hati, bilirubin tidak bisa dipindahkan melalui hati sehingga menumpuk di darah dan tersimpan di kulit dan mata, mengakibatkan warna kuning pada kulit dan mata.

Jaundice tidak terbatas pada warna kuning di kulit saja, yang juga merupakan persoalan tersendiri bagi orang Asia yang berwarna kulit kuning. Penderita jaudice juga mengalami urine berwarna gelap dan tinja berwarna pucat. Hal ini karena bilirubin tidak bisa sampai ke tinja, jadi makin banyak bilirubin yang terbuang melalui urine.

Kanker Hati

Lebih jauh lagi, Gastroenterologist Gleneagles Hospital Singapore Dr. Ooi Choon Jin menjelaskan mengenai empat jenis kanker yang rentan menyerang hati. “Yang paling sering adalah karsinoma hepatoselular atau HCC. HCC merupakan kanker nomor empat yang paling sering di dunia dan salah satu dari dua penyebab kematian kanker di Asia,” ungkap Dr. Ooi Choon Jin.

Kanker hati stadium awal biasanya tanpa gejala dan sulit untuk didiagnosa tanpa skrining rutin. Pada stadium lanjut, gejala termasuk kuning (jaundice) dan hepatitis kronis atau sirosis. Selain jaundice, gejala lain dari kerusakan hati hamper mirip flu: lelah, demam, mual, hilang nafsu makan dan nyeri abdomen. Banyak orang mengabaikan gejala ini karena dianggap flu biasa, oleh karena itu penting untuk mewaspadai gejala ini.

“Penemuan kanker pada stadium awal memungkinkan dilakukannya operasi kuratif (penyembuhan). Namun, pengobatan selain operasi mungkin dapat mengendalikan penyakit dan menawarkan kualitas hidup yang lebih baik pada pasien. Ketika pasien menunjukkan gejala, biasanya pada stadium lanjut dari kanker hati dan prognosis biasanya buruk, transplantasi hati adalah satu-satunya pilihan yang tersedia untuk kanker hati primer dengan stadium akhir sirosis hati dan atau penyakit hati yang progresif,” ungkap Dr. Ooi Choon Jin lebih jauh.

Sirosis Hati

Sirosis hati adalah suatu kondisi yang terjadi pada tahap akhir penyakit hati kronis, ketika sel-sel hati yang sehat digantikan oleh jaringan parut dan hati tidak berfungsi dengan baik karena kerusakan jangka panjang. Sirosis umumnya disebabkan oleh infeksi virus seperti Hepatitis B dan Hepatitis C, asupan alkohol yang berlebihan, penyakit autoimun, perlemakan di hati dan penyakit turunan genetik.

Deteksi dini sebelum ditetapkan Sirosis sangatlah penting karena dapat memberikan pilihan pengobatan pada pasien yang juga dapat membantu untuk mengontrol kemajuan kerusakan hati, sehingga dapat meningkatkan kesempatan untuk bertahan hidup.

Sebagai pusat pengobatan hepatobilier terkemuka di Asia Tenggara, Gleneagles Hospital Singapore menyediakan perawatan pasien yang komprehensif dan tanpa batas mulai dari pengobatan early stage hingga advance stage penyakit liver. Pertimbangan para pasien untuk memilih Gleneagles Hospital Singapore sebagai rujukan utama untuk penyakit hepatobilier karena proses penanganan yang cepat dan akurat, juga didukung oleh teknologi terbaru dan tim spesialis, sub-spesialis, perawat hingga staf yang berpengalaman di bidangnya, sehingga dapat menghasilkan good clinical outcomes yang maksimal.

Dengan teknologi bedah minimal invasif yang hanya melibatkan satu sayatan kecil, proses operasi pasien Gleneagles Hospital Singapore akan terasa lebih ringan, karena rasa sakit yang berkurang juga periode pemulihan operasi akan lebih cepat. Selain itu, Gleneagles Hospital Singapore juga merupakan rumah sakit yang berpengalaman melakukan transplantasi hati dari donor hidup (Living Donor Liver Transplant/LDLT) di Asia Tenggara pada pasien balita hingga mereka yang berusia lanjut.

“OPERASI KUNING merupakan kampanye yang dipelopori oleh Gleneagles Hospital Singapore yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran penyakit hepatobilier dan pentingnya deteksi dan pengobatan dini pada pasien dengan kondisi kelainan hati.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai OPERASI KUNING, masyarakat Indonesia dapat mengunjungi website yang khusus didedikasikan untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia akan penyakit liver: www.gleneagles.com.sg/operasi-kuning. (WAW)