CSRINDONESIA – Senin, 3 November 2025. Ruang presentasi daring yang diinisiasi Meprindo Media Group (MMG): csr-indonesia.com tersebut dipadati oleh para profesional Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai pelosok nusantara dan negeri tetangga. Suasana serius bercampur semangat terpancar dari para peserta yang sedang mempresentasikan program CSR andalan mereka di hadapan dewan juri Sewindu CSRI Awards 2025. Atmosfer ruang maya tetiba terasa berdebu oleh slide presentasi yang ditampilkan bergantian, data yang dipaparkan, dan pertanyaan-pertanyaan kritis yang meluncur dari meja juri.
Tahun ini, CSRI Awards genap delapan tahun atau sewindu. Ajang yang diselenggarakan oleh Meprindo Media Group (MMG) ini kembali menjadi panggung bagi perusahaan-perusahaan untuk memamerkan komitmen dan inovasi mereka dalam menjalankan tanggung jawab sosial. Yang membuat tahun ini istimewa, untuk pertama kalinya, panggung CSRI Awards diramaikan oleh peserta dari mancanegara, dengan kehadiran perwakilan dari Malaysia, negara serumpun terdekat.
Dewan Juri yang beranggotakan Prof. Dr. Ivandini Tribidasari Anggraningrum, S.Si., M.Si., Dr. Memet Hakim, M.M., dan Dr. Gede Moenanto Soekowati, M.I.Kom., duduk khidmat menyimak. Mata mereka tajam, mencatat setiap detail presentasi dari para peserta yang datang dari berbagai sektor industry tersebut.

Panggung bagi Para Inovator CSR
Sesi presentasi berlangsung dinamis dan kompetitif. Setiap peserta diberikan waktu terbatas untuk memaparkan program CSR mereka sesuai dengan kategori awards yang diperebutkan. Bukan sekadar menampilkan angka dan laporan, presentasi diuji kedalaman strategi, dampak berkelanjutan, dan nilai inovasi yang dibawa.
Salah satu peserta, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), mempresentasikan program “Ketahanan Sosial & Lingkungan” mereka dengan bangga. Mereka tidak hanya fokus pada bantuan sosial konvensional, tetapi membangun ekosistem kemandirian pangan masyarakat sekitar operasi di Kalimantan Tengah. Program seperti peternakan ayam kampung mandiri, budidaya perikanan air tawar, dan pertanian hortikultura menjadi bukti komitmen mereka menciptakan ketahanan pangan jangka panjang.
Dari sektor energi, PLN Puslitbang hadir dengan program “Electrifying Agriculture”. Mereka mendorong pertanian organik berbasis teknologi di Desa Mekarwangi, Lembang, Jawa Barat. Inovasinya terletak pada integrasi rumah kaca (greenhouse) berbasis Internet of Things (IoT) dan teknologi edible coating untuk memperpanjang umur simpan sayuran. Program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas petani, tetapi juga membuka akses pasar domestik dan ekspor untuk produk organik.
Sorotan juga tertuju pada Hasnur Group. Konglomerasi asal Kalimantan Selatan ini mempresentasikan dua program unggulan yang menunjukkan pendekatan CSR yang komprehensif.
Pertama, program Hasnur Group Scholars, sebuah program beasiswa yang telah berjalan sejak 2021. Yang membedakan program ini bukan hanya pemberian bantuan biaya pendidikan, tetapi ekosistem pembinaan yang terstruktur. Penerima beasiswa tidak hanya disalurkan ke Politeknik Hasnur, tetapi juga mengikuti program “Level Up” untuk peningkatan skill dan “Rumah Belajar” dimana mereka mengajarkan kembali ilmunya kepada anak-anak di tingkat pendidikan dasar. Total alokasi dana yang telah disalurkan untuk program ini mencapai Rp 334,4 juta untuk periode 2022-2025, dengan rencana berkelanjutan hingga Rp 435,1 juta hingga 2029.
Kedua, komitmen Hasnur Group dalam pelestarian warisan budaya Kalimantan. Mereka secara konsisten mendukung tradisi Aruh Adat masyarakat Dayak Meratus di Desa Harakat dan Balawalan, Kabupaten Tapin, serta seni bela diri tradisional Kuritau di Desa Bitahan Baru. Pada 2024, bantuan untuk pelestarian Kuritau mencapai Rp 12,5 juta dan ditargetkan meningkat 2-3 kali lipat di tahun-tahun mendatang. Program ini menunjukkan bagaimana CSR dapat menjadi penjaga khazanah budaya lokal dari ancaman kepunahan.
Sementara itu, dari dunia kesehatan, HMI Medical Group (Mahkota Medical Centre & Regency Specialist Hospital) sebagai peserta internasional dari Malaysia memaparkan rentetan kegiatan CSR mereka dari 2023 hingga 2025. Dengan total kontribusi lebih dari Rp 418 miliar, program mereka menjangkau lebih dari 5.000 orang. Yang menarik, selain bakti sosial dan donor darah, mereka gencar melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, khususnya untuk deteksi dini kanker prostat dan kanker payudara di berbagai kota, menunjukkan pendekatan CSR yang proaktif terhadap isu kesehatan masyarakat.
Tidak kalah menarik, presentasi dari PT Mifa Bersaudara. Perusahaan yang beroperasi di Aceh Barat, daerah rawan bencana, ini memfokuskan CSR mereka pada program KASIGAP (Kader Siaga Penanggulangan) Bencana. Mereka tidak hanya memberikan bantuan tanggap darurat, tetapi membangun ketahanan komunitas dengan melatih kader siaga bencana, memperkuat Tim ERT (Emergency Response Team), dan membangun kolaborasi dengan BPBD setempat. Mereka membuktikan bahwa CSR bisa menjadi tulang punggung dalam membangun resiliensi masyarakat di daerah rawan bencana.

Pertanyaan Menggigit dan Penilaian Ketat
Usai presentasi, giliran para peserta dicecar dengan pertanyaan-pertanyaan mendalam dari dewan juri. Pertanyaan berpusat pada poin-poin utama penilaian, seperti strategi keberlanjutan program, metode pengukuran dampak, integrasi dengan bisnis inti perusahaan, dan inovasi dalam pendekatan.
“Bagaimana exit strategy Anda memastikan program ini terus berjalan tanpa intervensi perusahaan?” tanya seorang juri kepada salah satu peserta dari sektor perkebunan.
Peserta dari Malaysia pun tak luput dari sorotan. “Apa yang membuat program CSR perusahaan Anda unik dan berbeda dengan praktik serupa di Indonesia?” tanya juri lainnya, menguji kedalaman analisis dan kemampuan adaptasi peserta internasional tersebut.
Dr. Memet Hakim, M.M., salah satu dewan juri, dalam kesempatan terpisah menyampaikan apresiasinya. “Para peserta tahun ini sangat bagus dalam mempersiapkan laporan kegiatan CSR mereka. Rata-rata tidak hanya menjalankan program dengan maksimal, tetapi juga membawa cerita-cerita yang inspiratif dan berdampak nyata.”

Menuju Panggung CSR yang Lebih Global
Keikutsertaan peserta dari Malaysia dalam CSRI Awards 2025 menjadi penanda penting. Bukan hanya sekadar menambah jumlah peserta, kehadiran mereka mengangkat level ajang ini menjadi lebih internasional. Juri dan peserta lain mendapat perspektif baru, cara pandang berbeda, dan model pendekatan CSR dari konteks negara lain.
“Kehadiran peserta dari negara serumpun ini membuka jaringan CSR yang lebih luas dan mendorong sharing pengetahuan yang lebih komprehensif. Ini momentum bagi CSRI Awards untuk menjadi benchmark tidak hanya nasional, tetapi regional,” tambah Prof. Ivandini.
Proses penjurian yang berlangsung seharian penuh itu bukan sekadar ritual tahunan. Ia adalah cermin dari evolusi praktik CSR di Indonesia dan sekitarnya. Dari yang sekadar filantropi, menjadi strategi berkelanjutan yang terintegrasi, inovatif, dan benar-benar menyentuh akar persoalan. Semua mata kini tertuju pada malam puncak penghargaan, siapa saja inovator terbaik yang akan membawa pulang piala penghargaan di usia sewindu CSRI Awards. |WAW-CSRI














