Home Berita Pameran Fotografi-Rupa Andi Sopiandi di Braga Menggugah Estetika

Pameran Fotografi-Rupa Andi Sopiandi di Braga Menggugah Estetika

20

CSRINDONESIA — Mungkin pameran fotografi biasa ya biasa saja, tapi  yang mengejutkan. Karena Fotografi-Rupa ini dari sang seniman Andi Sopiandi, bukan sekadar Foto sebagai hasil jepretan kamera. Namun, bagi seniman Andi Sopiandi, foto bukan hanya citra di permukaan, melainkan jejak kehidupan yang menyimpan ingatan, bisa, luka, dan tafsir baru. Pandangan inilah yang melandasi pameran tunggal Fotografi-Rupa bertajuk “Bekas Dibalik Foto”, yang menghadirkan pengalaman berbeda dalam melihat fotografi saat ini.

Pameran ini dikuratori oleh Aendra Medita dan dipandang sebagai karya yang mengejutkan dan terobosan. “Andi Sopiandi bukan nama asing di dunia seni rupa dan fotografi. Sejak 1990-an, ia aktif berpameran, baik secara tunggal maupun bersama, sambil tetap mengajar seni rupa bagi anak-anak dan remaja. Perjalanan panjang Andi itu membentuk disiplin yang khas dalam mengolah medium karya jadi jejak yang kuat,” kata Aendra.

Karya dipamerkan digelar pada 22 September – 22 Oktober 2025 di Galeri Mini Morce 15, Jalan Morce No 15 Braga Bandung. Pemilik Galeri Mini M15, Aris Wahyudi mengatakan: “‎Karya seni yang penuh kreatifitas tinggi dengan memanfaatkan bahan yang tidak mudah dicari dan sulit dimengerti,edukasi dan berkreasi, pesan saya kuat dari kolaborasi antara hobi fotografi dan urusan dapur ‎ menjadikan karya yang luar biasa dan patut di apresiasi,” kata Aris.

Andi lahir dan tumbuh di Bandung, sebuah kota dengan tradisi seni rupa yang kuat, sekaligus menjadi ruang silang antara budaya, seni, dan politik. Dari lingkungan inilah, Andi membangun bahasa visual yang personal dan penuh gelisah. Berbekal awal mencintai fotografi dengan kamera Canon AT1 programme yang ia dapat beli dari seorang fotografer Bandung ternama, Andi memotret sambil terus melukis. Dua medium itu ia jalani berdampingan, hingga melahirkan karya fotografi yang berbeda: bukan hanya dokumentasi, melainkan intervensi estetika. Sejalah waktu Andi juga punya beberapa kamera keren mulai Canon, Nikon, Leica dll.

Foto-fotonya menampilkan lapisan-lapisan bekas: retakan, ruang kosong, hingga kaburnya citra yang justru menguatkan makna. “Fotografi, bagi saya, bukan berhenti pada teknis kamera. Ia adalah pergulatan eksistensial. Bagaimana sebuah peristiwa direkam, lalu bagaimana bekasnya menempel pada ingatan kita,” ujar Andi yang punya pengalaman pameran sejak tahun 1987.

Jejak Andi Sopiandi

Andi Lahir di Bandung, 12 Februari 1968. Sejak kecil gemar menggambar dan belajar secara otodidak. Sebagian lukisannya telah dikoleksi di dalam dan luar negeri. 1989 Bekerja di salah satu perusahaan asing bagian Enggraver. 1990 Menjadi desainer di Pusat Pendidikan Komputer Widyaloka Bandung.

PAMERAN TUNGGAL -1987 Pameran Tunggal I di Husein Sastranegara Bandung. -1992 Pameran Tunggal II di Pusat Kebudayaan Prancis Bandung. -2001 Pameran Tunggal III di Hotel Santika Bandung. -2006 Pameran Tunggal IV di Arion Swiss Belhotel Bandung. -2022 Pameran Tunggal V di Andy Studiolukis Bandung. -2025 Pameran Tunggal VI di Galeri Mini Morce15, Bandung.

PAMERAN BERSAMA -1993 Pameran Bambu Internasional di Gedung Merdeka Bandung. -1996 Pameran Seni Rupa Bersama 33 Pelukis Bandung di Hotel Melia Purosani Yogyakarta. -2009 Pameran Lukisan “Atribut to Palestine” di Studio Jeihan. -2009 Pamer Seni Lukis 48 Wartawan Bandung di Studio Jeihan Bandung. -2017 Asian International Friendship Exhibition 2017 “INDONESIA : JAPAN FRIENDSHIP EXHIBITION”. ‘Cross Culture Cross Identity’. The Diversity Of Indonesian Contemporary Art. Eco Gallery, Shinjuku, Tokyo, Japan. -2018 Asia International Friendship Exhibition & Simposium 2018 in Tokyo. Eco Gallery, Shinjuku, Tokyo, Japan. – 2020 Art Exhibition “ETERNAL”, The Dorm (Supriatna, Tondi Hasibuan, Andi Sopiandi) di Balai Budaya Menteng, Jakarta. – 2023 Pameran Lukisan PEPI-2 Harkat Perempuan Indonesia, 77 Perupa. Balai Budaya Jakarta. – JUNE ART FESTIVAL 2024, MARKAMARIE Creative Hub, Jagakarsa, Jakarta Selatan. – 2024 PIB Tabanan Sustainably Art, BALI – Dan puluhan pameran bersama lainnya.

LAIN-LAIN -Mengajar Seni Rupa Anak sejak 1990 – sekarang, juga Remaja dan Dewasa. -Menjadi juri berbagai event Lomba Menggambar dan fotografi sejak 1990 – sekarang. -Sebagai Fotografer Lepas, Wartawan Foto dan sekarang menjadi Redaktur Foto di jabarsatu.com. -1999 Masuk dalam Buku Profil Top Profesional dan Profesi Indonesia. -2007 Menjadi Kurator Foto Pameran Foto ‘matahati’ karya: Budhi Ipoeng. -2007 Menjadi Ilustrator Buku di Dusseldorf Jerman. -2008 Menjadi Kurator Pameran Foto ‘HIDUP PERSIB!!!’ karya: Andri Gurnita (Wartawan Foto HU.Pikiran Rakyat). -2012 Menjadi Kurator Foto Pameran Foto Braga Festival. -2016 Menjadi Kurator Foto Pameran Foto ‘Memory of Life’ Komunitas Pemotret Bandung. -2016 Menjadi Kurator Pameran Fotografi Satwa bersama Kofodang (Komunitas Fotografer Dunia Binatang). -2016 Menjadi Kurator Foto Pameran Foto Paguyuban Bandung Motret Landscape ‘Hidden Paradise’. -2016 mengajar melukis di Lapas Wanita Sukamiskin Bandung. -2020 bertiga mendirikan The Dorm Artist Platform (Dr. Supriatna, Tondi Hasibuan, Andi Sopiandi) -2021 mengisi ilustrasi Kumpulan Cerpen Hilmi Faiq / KOMPAS. -Kurator Buku Fotografi “Light, Color, & Shadow”, karya Agus Rusmawan.

Kolektor: Mathilda (Belanda), Ans (Belanda), Glen Babington (Australia), Ricky H. (USA), Sonny W. (USA), Hiroe (Jepang), Ilham Akbar Habibie, Aendra H. Medita/ Pinky Imameta, Gubernur Ahmad Heryawan, Sasha (Perancis), Enny Pramana/ Dr. HL. Ong, Dewi Ganjar Arum, Masyito Herton, artis Nena Rosier, Prof. Dr. Kusnaka Adimihardja, Prof. Dr. E. Saefullah W.

Dalam pameran ini, publik diajak tidak sekadar menatap foto sebagai gambar, melainkan menelusuri sisa yang tertinggal. Setiap karya menjadi ruang dialog antara seniman dan penonton. Bekas yang dimaksud adalah sisa yang tak terekam kamera, tetapi tetap membayang di balik kertas foto dan ingatan manusia. Konteks ini sejalan dengan gagasan pemikir besar.

Bagi Andi, karya-karyanya bukan hanya memancarkan peristiwa, tetapi juga menghadirkan rasa, kehilangan, dan harapan. Di tengah banjir visual hari ini, karya-karya Andi terasa seperti perlawanan. Ia mengajak kita berhenti sejenak, tidak melihat foto sebagai konsumsi cepat, melainkan sebagai ruang renungan.

Pameran “Bekas Dibalik Foto” bukan sekadar catatan perjalanan seni, melainkan juga refleksi tentang hidup. Ada keyakinan berkarya,– memang ada pencarian, ada bekas-bekas kehidupan –yang melekat dalam setiap karya. Andi tidak menempatkan dirinya sebagai perekam yang objektif, melainkan sebagai seniman yang larut dalam peristiwa yang ia tangkap.

Menariknya karena saat dibuka tampil Ismime dalam pantomime yang mengugah sehingga karya makin kuat. Cara berkarya Andi dalam bekesenian—menghadirkan kejujuran rasa dalam setiap foto maupun karya lukis. dan kolaborasi yang apik.

Melalui “Bekas Dibalik Foto”, Andi Sopiandi mengingatkan kita bahwa seni tidak pernah berhenti pada objek. Seni selalu bergerak, menyisakan bekas yang justru membuat kita terus berhubungan dengan ingatan, sejarah, Kehidupan dan kemanusiaan. Mantap Bravo…(csri/trop)