Home CSR Lingkungan Tambang Emas Martabe Dukung Rumah Kompos Terpadu

Tambang Emas Martabe Dukung Rumah Kompos Terpadu

1340

CSRINDONESIA – Tambang Emas Martabe memberikan dukungan kepada para pemuda/pemudi (Naposo Nauli Bulung) Kelurahan Wek 2 dalam memanfaatkan sampah organik dari Pasar Batangtoru menjadi kompos.

Program pengembangan masayarakat ini telah dimulai sejak bulan Mei 2016. Dalam satu minggu, rata-rata sampah dari Pasar Batangtoru yang dimanfatkan untuk pembuatan kompos sebanyak 700 kilogram. Dari jumlah ini bisa dihasilkan lebih kurang 200 kilogram kompos yang kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Pembuatan kompos dilakukan di Rumah Kompos yang dikoordinir oleh CO-MAPRO (Community- Mandiri dan Produktif) Kelurahan Wek 2.

“Melalui program pengeloaan sampah terpadu, kami mencoba membangun kesadaran bagi warga bahwa sampah jika dikelola dengan baik dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat, disamping dapat terpenuhinya kebutuhan pupuk organik untuk program CSR kami khususnya sektor pengembangan Pertanian. Dengan adanya pemanfaatan sampah untuk pembuatan kompos, jumlah sampah di Pasar Batangtoru setidaknya dapat berkurang. Kedepan kami juga ingin mendorong terciptanya bank sampah di Batangtoru”, ujar Latif Supriadi, Manager Community Development Tambang Emas Martabe dalam rilisnya yang diterima redaksi 20/8/2016.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997.  PT Agincourt Resources mengelola Tambang Emas Martabe yang memiliki sumberdaya 7,4 juta ounce emas dan 69 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak berbiaya rendah.

Pada Maret 2016, perusahaan konsorsium pertambangan yang dipimpin oleh EMR Capital, spesialis dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia, resmi menjadi pemegang saham utama Agincourt Resources. Kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) tidak mengalami perubahan. Lebih dari dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, tujuh puluh persen direkrut dari masyarakat di lima belas desa di sekitar tambang dan wilayah terdekat lainnya.

DSC_6036Ditambahkan Latif, pupuk organik yang digunakan oleh kelompok tani yang menjadi binaan Tambang Emas Martabe, sebagian besar berasal Rumah Kompos.

“Sejak Mei 2016, kami sudah membeli kompos/pupuk organik dari Rumah kompos sebanyak lebih kurang 3 ton untuk kelompok tani binaan”, ujar Latif.

Pupuk organik menjadi satu kebutuhan penting bagi petani untuk meningkatkan produktivitas hasil budidaya. Ketersediaan pupuk dasar yang tepat dan berkualitas di Kecamatan Batangtoru masih sangat terbatas. Hampir sebagian besar pupuk dasar organic didatangkan dari luar Batangtoru. Ini pun masih dalam kotoran ternak yang belum matang.

Pembuatan kompos tidak hanya dilakukan oleh Rumah Kompos. Pada tahap awal, sebanyak 7 rumah di Kelurahan Wek 2 menerapkan teknik pengomposan skala rumah tangga. Kompos yang dihasilkan oleh rumah tangga tersebut kemudian akan ditampung oleh Rumah Kompos.

Tantangan yang dihadapi oleh Rumah Kompos sampai saat ini adalah sampah yang berada di Pasar Batangtoru, belum dipilah-pilah antara sampah organik dan sampah non-organik. Ke depannya, akan dilakukan kerjasama antara Rumah Kompos, Kecamatan Batangtoru dan Kepala Pasar Batangtoru untuk memilah sampah organik dan non-organik, sehingga jumlah sampah yang dijadikan kompos akan semakin banyak.

Pada kesempatan ini, dilakukan pembelian kompos secara simbolis sebanyak 20 ton untuk keperluan kelompok tani binaan Tambang Emas Martabe. Pembelian kompos ini sudah dilakukan pada bulan Juli 2016 lalu.

Selain Rumah Kompos, Tambang Emas Martabe di Kelurahan Wek 2 juga mendorong budidaya sayur mayur metode akuaponik di 7 Rumah Tangga dan usaha pemijahan bibit ikan lele. | AEM/cSr