Jakarta, CSR Indonesia – Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal & Hipertensi, Dr. Ginova Nainggolan, SpPD-KGH, berpendapat bahwa jika kita menarik kesimpulan bahwa peningkatan resiko penyakit ginjal disebabkan oleh satu faktor tunggal seperti halnya mengkonsumsi minuman berpemanis atau minuman bersoda misalnya, maka hal itu tidak tepat.
“Penurunan fungsi ginjal itu penyebabnya kompleks dan multi faktor. Kita tidak bisa mengarahkan pada satu penyebab saja. Salah satu faktor pendorongnya justru dari kondisi-kondisi seperti Hipertensi dan Diabetes. Karena itu, sebenarnya semua saling terkait. Gaya hidup santai (kurang gerak) yang ditambah dengan pola asupan gizi tidak seimbang justru berperan penting dalam meningkatkan resiko penyakit ginjal,” katanya.
Hasil kajian dari US National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Desease mengidentifikasikan bahwa resiko penyakit ginjal kronis disebabkan oleh faktor-faktor seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan sejarah medis keluarga yang mengidap gagal ginjal.
Saat dikaitkan dengan minuman ringan berpemanis, seperti misalnya minuman berkarbonasi, Dr. Ginova menyatakan tidak ada korelasi langsung antara minuman bersoda dengan gangguan ginjal.
“Selama diikuti dengan gaya hidup yang seimbang, meminum minuman bersoda tidak serta merta merusak fungsi ginjal. Konsumsi berbagai jenis obat-obatan yang tidak mengindahkan anjuran-anjuran dokter, yang dilakukan secara berkepanjangan justru lebih meningkatkan resiko kerusakan ginjal,” jelasnya di Kembang Goela Restaurant, Jakarta, pada kegiatan media briefing (26/2). (MAW|SEA)