
CSRINDONESIA- Denpasar. Udara pagi di Bali Sunset Road Convention Center belum sepenuhnya menghangat ketika 136 pasang mata tertuju ke depan. Mereka bukan penonton biasa. Mereka adalah ujung tombak cerita, para pengelola komunikasi publik dari seluruh Bali, yang pagi itu, 2 Oktober 2025, berkumpul untuk sebuah misi menyulam narasi.
Workshop SOHIB Berkelas hadir bukan sebagai pengajaran yang kaku. Ia adalah ruang berbagi, sebuah laboratorium tempat pemerintah pusat dan daerah duduk berdampingan, merajut strategi komunikasi di era yang serba cepat. Fokusnya tajam dan berjiwa sosialisasi program prioritas nasional ‘Sekolah Rakyat’.
Anak Agung Ngurah Bagus Ariana dari Diskominfo Bali membuka pertemuan itu dengan sebuah penegasan. Ia menyampaikan, kompetensi sumber daya manusia kehumasan adalah kunci. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM kehumasan di bidang produksi konten media sosial, agar mampu merancang, memproduksi, dan mendistribusikan konten komunikasi publik yang informatif, menarik, dan tepat sasaran,” ujarnya.

Kata-katanya bukan sekadar retorika. Dalam benaknya, ada gambaran nyata. Sebuah Sekolah Menengah Rakyat Pertama di Tabanan yang telah berdiri dan beroperasi. Itulah bukti yang membutuhkan cerita. Momentum ini, lanjutnya, adalah kesempatan emas untuk memastikan program seperti itu tak hanya ada, tetapi juga hidup dalam kesadaran dan dukungan masyarakat luas.
Di sisi lain, Andre Finaka dari Kemkomdigi meluruskan persepsi. “Kami tidak mengajar, tapi berbagi pengalaman dan wawasan tentang bagaimana mengelola media sosial pemerintah,” jelasnya. Ia menggambarkan sebuah proses yang utuh, mulai dari meneliti isu, meracik konten, hingga mendistribusikan pesan-pesan program pemerintah dengan kemasan yang memikat.
Baginya, workshop ini adalah simpul sinergi. Sebuah upaya kolaboratif yang krusial agar pesan-pesan strategis nasional, seperti Sekolah Rakyat, tidak tenggelam dalam kebisingan digital. Tujuannya satu, pesan itu harus sampai dengan cara yang kreatif, mudah dicerna, dan akhirnya menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
Narasumber dari platform indonesiabaik.id dan indonesia.go.id hadir bukan untuk menggurui, melainkan untuk membekali. Mereka berbagi resep mengubah data kebijakan menjadi cerita yang mengalir, mengubah informasi statis menjadi konten yang mengajak bergerak.
Kegiatan yang juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube resmi pemerintah itu sendiri adalah sebuah pesan. Sebuah bukti nyata komitmen membangun tata kelola komunikasi yang transparan dan partisipatif.
Dari ruang workshop di Denpasar itu, lahir sebuah kesadaran. Setiap insan humas daerah adalah pencerita bagi bangsanya. Mereka adalah juru bahasa yang akan menerjemahkan program seperti Sekolah Rakyat menjadi sebuah narasi harapan, sebuah jembatan antara kebijakan dan kesejahteraan yang diimpikan. Mereka pulang, bukan hanya dengan materi, tapi dengan amanah untuk menjadi sobat hebat yang menebar kebaikan Indonesia, satu konten pada satu waktu. |WAW-CSRI












