Home Berita Singapore Fund Managers Perkirakan Pendaratan Lunak di Tengah Risiko Geopolitik yang Membayangi...

Singapore Fund Managers Perkirakan Pendaratan Lunak di Tengah Risiko Geopolitik yang Membayangi Prospek 2025

10
IMAS 2025: Investment Managers’ Outlook Survey.

Para manajer investasi memproyeksikan peningkatan konflik geopolitik yang akan berdampak signifikan pada perekonomian global dan pasar keuangan.

Kekhawatiran terhadap inflasi yang terus-menerus mereda, dengan harapan bank sentral akan berhasil mencapai “pendaratan lunak” serta konsensus mayoritas untuk pemotongan suku bunga Fed AS hingga 0,75 poin persentase.

Pandangan terkait pasar Asia di 2025 terpecah, tetapi ada keyakinan bahwa dalam jangka panjang pasar akan tetap stabil atau menguat, dengan kenaikan indeks utama yang diproyeksikan.

CSRINDONESIA – Kekhawatiran atas fragmentasi tatanan global menjadi fokus utama dalam Survei Outlook Manajer Investasi IMAS 2025. Sebanyak 56% responden memperkirakan peningkatan konflik geopolitik yang dapat memengaruhi ekonomi global dan pasar keuangan secara signifikan.
Di sisi lain, kekhawatiran pada 2024 terkait inflasi yang sulit terkendali kini berkurang. Sebanyak 52% responden percaya bahwa bank sentral akan berhasil mencapai “pendaratan lunak,” dan 75% memperkirakan Fed AS akan memangkas suku bunga hingga 0,75 poin persentase.
Survei tahunan ini melibatkan 52 responden dari jajaran eksekutif di industri pengelolaan dana, yang secara kolektif mengelola aset senilai lebih dari US$35 triliun.
“Survei ini memberikan wawasan penting tentang lanskap pengelolaan aset yang terus berkembang, mengidentifikasi faktor penggerak dan risiko utama yang akan memengaruhi pengambilan keputusan pada 2025. Di tengah ketidakpastian geopolitik dan dinamika pasar yang berubah, perusahaan harus beradaptasi dengan strategi inovatif untuk tetap kompetitif serta memanfaatkan peluang yang muncul,” kata Jenny Sofian, Ketua IMAS.
Pasar Asia 2025: Proyeksi Beragam, Optimisme Jangka Panjang
Pertanyaan baru dalam survei tahun ini mengeksplorasi ekspektasi terhadap pasar Asia pada 2025. Sebanyak 54% responden khawatir tentang meningkatnya ketegangan perdagangan, sementara 23% memperkirakan pasar akan terdampak oleh pelemahan ekonomi China. Namun, 19% optimis bahwa pasar akan tetap tangguh.
Secara umum, pandangan jangka panjang terhadap pasar Asia tetap positif, dengan proyeksi indeks utama seperti MSCI Asia ex Japan, MSCI China Index, dan J.P. Morgan Asian Credit Index (JACI) akan stabil atau menguat pada akhir 2025. Di tingkat lokal, 43% responden memperkirakan Straits Times Index (STI) akan tetap stabil, sementara 40% lainnya memperkirakan penguatan sebesar 5% hingga 10%.
2025 Market Hilights
Tantangan Industri Pengelolaan Aset Singapura
Dalam 12 bulan ke depan, percepatan peralihan ke solusi pasif, erosi margin yang berkelanjutan, dan perubahan preferensi investor diidentifikasi sebagai ancaman utama. Permintaan yang kuat untuk solusi teknologi inovatif seperti analitik canggih, pembelajaran mesin, dan kecerdasan buatan generatif (GenAI) terus menjadi perhatian utama.
Disrupsi teknologi diperkirakan akan berdampak besar pada fungsi Fund Operations, Middle Office, dan Research. Penggunaan alat seperti GenAI diharapkan mampu tidak hanya mengatasi disrupsi, tetapi juga membuka nilai baru dalam pengelolaan aset.
“Industri ini merespons tantangan dengan memperluas penawaran ke kelas aset baru seperti pasar privat, sekaligus memperluas saluran distribusi. Tren ini mencerminkan transformasi industri untuk memenuhi permintaan klien dan memanfaatkan peluang pertumbuhan di masa depan,” ujar Thomas Kaegi, Ketua Komite Pengembangan IMAS.
ESG: Fokus Bergeser ke Strategi Implementasi
Prioritas terhadap keberlanjutan (sustainability) menurun secara signifikan tahun ini, turun enam peringkat dibandingkan tahun lalu. Hal ini mencerminkan bahwa banyak perusahaan telah mencapai kompetensi dasar ESG dan kini berfokus pada pengembangan kelas aset baru. Tantangan utama dalam implementasi ESG adalah keragaman standar, kurangnya standarisasi data, dan minimnya kerangka kerja yang seragam untuk berbagai kelas aset.
Meski demikian, integrasi ESG ke dalam strategi yang ada tetap menjadi pilihan utama, sementara investasi pada kelas aset berkelanjutan baru naik empat peringkat, menunjukkan komitmen yang meningkat di bidang ini.
Prediksi Akhir Tahun 2025
Dolar AS diperkirakan akan moderat terhadap dolar Singapura di level 1,34 USD/SGD, sementara pandangan terhadap yuan China terbagi. Sebanyak 37% responden memperkirakan pelemahan hingga 5%-10%, diikuti oleh konsensus yang terbagi rata antara stabilitas dan penguatan. Harga minyak mentah diproyeksikan stabil di level US$72,40 per barel.
Inisiatif Baru IMAS: Model Perjanjian Pengelolaan Investasi
IMAS meluncurkan Model Discretionary Investment Management Agreement (IMA), kerangka kerja yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendukung praktik terbaik di sektor ini. Inisiatif ini bertujuan membantu perusahaan pengelolaan dana, terutama yang berskala kecil, dalam memenuhi kebutuhan regulasi dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan. |WAW-CSRI