Home CSR Kesehatan Sepuluh Tahun Diejek “Ndebo”, Sekarang Efremino Tersenyum

Sepuluh Tahun Diejek “Ndebo”, Sekarang Efremino Tersenyum

1777
Efremino Jehalut dan sang Ibu Emilia Nurti yang kini bisa tersenyum dengan lebar karena bahagia

Jakarta, CSR INDONESIA – “Ndebo…!!! Ndebo…!!!” Sepuluh tahun sudah ejekan yang bermakna bengkak itu terus berdengung di telinganya. Lantaran benjolan kecil yang tumbuh di tubuhnya, Efremino Jehalut harus pasrah ketika menjadi cemooh teman sekolah, sepermainan, dan bahkan keluarga. Kisah pahit dari bocah berusia 10 tahun di tanah Desa Poco Likang, Kecamatan Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur ini menjadi contoh dari sekian ribu anak-­‐anak penderita penyakit kelainan bawaan di Indonesia.

Hernia bawaan ini dideritanya sejak lahir namun baru disadari oleh sang ibu, Emilia Nurti, ketika si buah hati telah berusia 4 bulan. Benjolan itu pertama kali muncul di bagian kepala Efremino. Dengan cara yang sangat tradisional, ibu Emilia memercayakan kesembuhan anaknya kepada sang nenek. Lantunan doa pun terpanjat mengiringi pengobatan nenek dengan pijatan minyak khusus yang dipercaya ampuh menyembuhkan penyakit. Tak sia-­‐sia, harapan berbuah hasil dan benjolan asing di kepala itu lenyap. Ibunda pun bahagia.

Sayang, segera kebahagiaan itu menyusut tatkala benjolan yang sama muncul kembali di area kelamin Efremino. Kesedihan mendalam tak urung sirna ketika ibu Emilia dan suami menyadari kemampuan ekonominya yang sangat terbatas. Upaya pengobatan ala kadarnya tak kunjung membuahkan hasil.

“Kasihan Efremino, meski anak saya tidak pernah mengeluh sakit akibat kelainannya ini, tapi hatinya sedih ketika diejek teman-­‐temannya. Kalau sedang main, benjolannya akan keluar. Tapi begitu tidur malam hari, benjolannya tiba-­‐tiba hilang, dan akan muncul lagi keesokan hari saat ia bermain,” ungkap Ibu Emilia. Tak pelak penyakitnya ini membuat beban hidup yang dirasakan oleh Efremino sangatlah berat karena ia tidak bisa beraktivitas seperti anak-­‐anak seusianya yang lain.

Meski demikian, Ibu Emilia enggan berputus asa dan terus mencari jalan keluar untuk Efremino. Hingga akhirnya informasi tentang kegiatan sosial operasi Hernia bawaan gratis yang diadakan oleh PT Tempo Scan Pacific Tbk (“Tempo Scan”) mendarat di telinganya. Program Sosial Indonesia Tersenyum (“Indonesia Tersenyum”) yang diselenggarakan di RSUD Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur itu menjadi jawaban atas do’a dan usaha Ibu Emilia dan suami.
Kini, tak ada lagi Efremino si Ndebo. Percaya dirinya bangkit, keminderannya hilang, dan ia dapat hidup selayaknya bocah normal lainnya yang bersemangat menikmati masa kecil bersama keluarga dan teman-­‐temannya. Ia siap merajut masa depan dan mewujudkan cita-­‐ citanya menjadi seorang dokter.

Tak berhenti sampai di sini, Indonesia Tersenyum juga akan menyelenggarakan operasi hernia bawaan gratis di RS Sentra Medika, Cikarang, Bekasi, pada bulan Oktober 2015 mendatang. Tercatat sebanyak 60 anak yang tinggal di wilayah Jabodetabek, Karawang,Cianjur, Bandung, Garut, dan berbagai wilayah di Jawa Barat akan melakukan operasi seperti Efremino.

Tak hanya kelainan hernia bawaan yang menjadi perhatian dari Indonesia Tersenyum. Anak-­‐anak penderita kelainan bawaan lainnya seperti bibir sumbing dan langitan, atau kelainan jantung bawaan pun turut terbantukan dengan program sosial itu. Di bulan September 2015 ini, bertempat di RS Mitra Husada, Pringsewu, Lampung, Indonesia Tersenyum kembali mengadakan operasi bibir sumbing dan langitan untuk 53 anak yang tinggal di wilayah Propinsi Sumatera Selatan, Jambi, dan Lampung.

Adapun untuk penyakit kelainan jantung seperti yang dialami Syifa Aprilia (usia 8 tahun) asal daerah Sragen, Jawa Tengah, Indonesia Tersenyum membawanya untuk operasi di di Pusat Jantung Nasional (PJN) Harapan Kita, Jakarta. Syifa menderita kelainan jantung bawaan Tetralogy of Fallot sejak lahir. Kelainan jantung bawaan juga dialami oleh Fadhil Mayyoka Pratama (5 tahun) yang tinggal di Purworejo, Jawa Tengah, serta Rehan Nada Firdaus (7 tahun) anak seorang buruh tani yang tinggal di Ngawi, Jawa Timur. Mereka merupakan sebagian kecil dari anak-­‐anak penderita kelainan bawaan yang mendapatkan bantuan operasi gratis dari Indonesia Tersenyum.

Sejak dibentuk pada 17 Juni 2007 hingga saat ini, Indonesia Tersenyum telah melakukan 2.381 tindakan operasi untuk 2.088 anak penderita kelainan bawaan di seluruh Indonesia. Sepanjang tahun 2015 sendiri, Indonesia Tersenyum telah mengadakan berbagai kegiatan bakti sosial di beberapa wilayah untuk ratusan penderita kelainan bawaan yang berasal dari keluarga tidak mampu antara lain di RS Ciptomangunkusumo Jakarta, RSAB Harapan Kita Jakarta, RS Sentra Medika Cikarang Bekasi, RS Mardi Rahayu Kudus, RS Pelabuhan Cirebon, RS Columbia Asia dan RS Telogorejo Semarang, RS Kasih Ibu di Solo, RS Mitra Husada Pringsewu Lampung, RSUD Kepahiang Bengkulu, dan RSUD Ruteng Manggarai Nusa Tenggara Timur.

Selain Indonesia Tersenyum, nilai tanggung jawab sosial Tempo Scan diwujudkan dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis untuk masyarakat di Desa Telap, Kecamatan Eris , Kabupaten Minahasa pada pertengahan bulan Agustus 2015 yang lalu. (WAW)