Home Berita SEMINAR ONLINE BERSAMA STIKOM INTERSTUDI: Re-Set Our Mental Health In New Normal

SEMINAR ONLINE BERSAMA STIKOM INTERSTUDI: Re-Set Our Mental Health In New Normal

537

CSRINDONESIA — STIKOM InterStudi khususnya konsentrasi Public Relations pada mata kuliah Corporate Social Responsibility (CSR) and Ethic, menggelar seminar online bertemakan “Re-Set Our Mental Health In New Normal“, pada Kamis, 16 Juli 2020.

Seminar online atau Webinar ini diadakan melalui aplikasi Zoom diikuti 73 partisipan dari berbagai daerah seperti Aceh, Medan, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Lampung, DKI-Jakarta, Kalimantan, Semarang, Surabaya dan Bali, yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.

Seminar berupa Talk Show ini dibuka oleh mahasiswa PR, STIKOM InterStudi, dengan mempersembahkan nada dan irama lewat lagu, “Semua kan Berlalu,” yang dinyanyikan oleh Love, dan diakhiri dengan lagu “Demi Raga Yang Lain” yang dinyanyikan bersama oleh Bianca, Nanda, Grace, Love, Natasha, Laila, Uti, dan Bianse.

Dua pakar hadir di bidangnya baik Psikolog maupun bidang kedokteran. Ruru Pangestu, S.Psi, jebolan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Dr. Andriani Sugiantoro, jebolan Universitas Sebelas Maret (UNS), yang juga ahli kecantikan dan praktisi yoga.

Dalam pemaparan materi terdapat hal menarik yang disampaikan di masa pandemi Covid-19 yang menjadi sorotan ini, bahwa bukan hanya kesehatan fisik yang harus dijaga melainkan juga kesehatan mental yang dapat mempengaruhi tubuh dan pikiran. Webinar ini di moderatori oleh Dra. Susi Andrini., M.Si, yang merupakan dosen pada mata kuliah Corporate Social Responsibility ( CSR ) and Ethic di STIKOM InterStudi dan dipandu oleh MC Rismandha Kusuma Pratama yang merupakan mahasiswa STIKOM InterStudi jurusan Public Relations.

Kaitan phobia dengan adanya wabah corona ini salah satunya adalah terdapat orang-orang yang berlebihan dengan rasa cemas yang timbul pada diri kita. Adanya cara Spiritual, Emotional, Freedom, Technique ( SEFT ) dapat membuat rasa takut atau imunnya bertambah dikarenakan adanya wabah corona.

Menurut Ruru pangestu, bahwa semua rasa kecemasan dapat diatasi dengan cara SEFT, dimana cara tersebut dapat membantu membebaskan kita dari faktor emosional yang sangat berpengaruh pada keadaan fisik.

“Jika kita mengalami stress namun kita tidak menyadarinya dan tidak mengakui bahwa kita sedang mengalami stress maka kita akan mendapatkan tekanan dan kita dapat melakukan self talk untuk mengajak sistem imun tubuh kita untuk menjadi yang lebih baik,” paparnya.

Lebih jauh, psikolog yang akrab dipanggi Ruru ini juga mengatakan, “What You Think, What You Feel “. Dari beberapa rasa kecemasan diatas, ada lima (5) hal yang dapat dilakukan : 1) Menyadari segala sesuatu itu datang dari Tuhan; 2) Fokus dengan apa yang sedang kita kerjakan saat ini; 3) Ikhlaskan atas apa yang sudah terjadi; 4) Pasrahkan semuanya atas upaya yang telah dilakukan; dan 5) Selalu bersyukur dan berterima kasih atas nikmat yang didapatkan, jelas Ruru yang juga seorang SEFT therapy dan penggiat kopi.

Terkait dengan adanya Covid-19, juga sering dijumpai stress, tension, under-pressure. Apakah hal tersebut baik atau buruk? Disebut baik jika kadarnya cukup, dalam arti, stress membuat diri kita termotivasi. Stress sebagai alarm berbahaya kalau kondisi stress dalam kadar tinggi. Apabila dikaitkan dengan Covid-19, banyak mendengar berita corona yang dapat menimbulkan beban pikiran dan menambah kadar stress bisa menjadi dosis tinggi dan berakibat buruk apabila terjadi dalam tenggang waktu yang lama.

Andriani menjelaskan, bahwa sebetulnya kita perlu mengetahui manifestasi dari adanya stress, sampai manakah alarm bahayanya. Pertama adalah manifestasi secara pikiran atau emosi dapat meliputi rasa takut, khawatir, serta cemas (bingung, tidak tenang, dan mudah marah). Kedua, manifestasi fisik yaitu daya tahan tubuh menurun, mudah terserang penyakit disebabkan kualitas tidur yang tidak teratur sehingga juga menyebabkan nafas pendek.

Bagaimana cara mengatasi rasa stress? Pada akhirnya tergantung dari diri kita sendiri apakah kita tetap mau menjadi bagian permasalahan, atau bagian solusi. Salah satu cara mengatasi ada dua cara yaitu eksternal dan internal. Eksternal, contohnya saat kita akan keluar rumah, kita tetap patuhi protokol kesehatan, dan mengetahui berita tentang Covid dari sumber-sumber yang terpercaya. Internal, kita harus dapat menyadari letak akar permasalahan stress, memiliki keyakinan diri, dan melihat empat (4) pilar kehidupan. Empat (4) pilar kehidupan yang dimaksud adalah*sebagai berikut :1) Ahar, makanan dan minuman; 2) Vihar,_istirahat dan relaksasi; 3) Achar, pola hidup sehat; dan 4) Vichar,_pikiran. Dalam melakukan pola hidup sehat ada beberapa hal yang harus diperhatikan : pertama, menjaga keseimbangan fisik dengan lakukan olah tubuh secara rutin di pagi hari yang bertujuan agar sirkulasi tubuh menjadi sehat dan terasa segar. Selain itu, tidur lebih awal juga dapat membantu segala sel-sel dalam tubuh kita terasa lebih rileks dan membuat pikiran menjadi lebih jernaih. Kedua, bangkitkan semangat dan antusias dengan kreativitas dan melakukan hal-hal yang membuat kita senang sehingga dapat menaikkan mood.

Ditambahkan Dr. Andriani, salah satu alternatif mencegah stress adalah dengan melakukan Yoga. Yoga berfungsi untuk mengarahkan pikiran supaya fokus sesuai dengan kemauan diri kita sendiri. Jenis yoga terbagi menjadi dua yaitu : Hatha Yoga ( melalui latihan gerak dan nafas / olahraga ) dan Raja Yoga ( olah jiwa ). Di dalam diri kita terbagi atas beberapa jenis pikiran yakni positif, negatif, dan pikiran sia-sia. Selain kesehatan fisik yang harus di jaga selama pandemi covid-19, kesehatan mental juga harus diperhatikan. “Oleh karena itu mulai sekarang, kita harus selalu memiliki gaya hidup yang sehat untuk memelihara kesehatan mental karena kesehatan mental juga dapat mempengaruhi kehidupan kita secara keseluruhan,”ungkapnya.

Event ini merupakan persembahan dari mahasiswa STIKOM InterStudi jurusan Public Relations (PR), 2018, dedikasi untuk kampus dan negeri dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat.

Seminar Online ini di dukung oleh MEPRINDO dan CSRINDONESIA (CSR-Indonesia.com).

Laporan diitulis oleh : Ekta, Galih, Lucy, Siti dan Suwanti Mahasiswa Stikom InterStudi