CSRINDONESIA – Langit Osaka sore itu memantulkan cahaya musim panas. Di tengah hiruk pikuk World Expo 2025, sebuah sudut yang dipenuhi ornamen Nusantara mencuri perhatian. Di sana, Paviliun Indonesia tak hanya berdiri sebagai bangunan, melainkan juga sebagai panggung tempat merah putih berkibar, menandai perayaan ulang tahun ke-80 Republik Indonesia.
Suasana yang biasanya diwarnai lalu-lalang pengunjung Expo mendadak berganti dengan denting gamelan, riuh tepuk tangan, dan sorakan khas lomba tujuhbelasan. Pada 16–17 Agustus, Paviliun Indonesia menjadi rumah bagi semarak Hari Kemerdekaan, dihadiri ribuan orang dari berbagai penjuru dunia.

Dari Tari Tradisi hingga Sorak Idola Pop
Perayaan dibuka 16 Agustus dengan suguhan tari tradisional yang menautkan penonton pada akar budaya Nusantara. Gerak tubuh penari membawa aroma tanah air, meski jarak ribuan kilometer membentang antara Indonesia dan Jepang. Pertunjukan berlanjut dengan teater boneka kontemporer Papermoon Theatre, lalu ditutup gegap gempita JKT48 yang berhasil mengajak penonton bersorak dalam harmoni.
Sehari kemudian, tepat pada 17 Agustus, panggung berubah khidmat. Di halaman Paviliun Indonesia, bendera Merah Putih perlahan naik, diiringi lantunan lagu kebangsaan. Hanya 50 orang tamu undangan dan staf yang hadir langsung, tetapi momen itu memantul jauh ke hati siapa pun yang menyaksikannya. Rasa haru semakin kental saat pemotongan tumpeng digelar, sebuah tradisi sederhana namun penuh makna.
“Selama bertahun-tahun melaksanakan upacara di Indonesia, kali ini terasa sangat berkesan karena kami dapat melakukannya di Paviliun Indonesia, di panggung dunia,” kata Direktur Paviliun Indonesia, Rahmat Mulianda.
Tidak berhenti pada seremoni, sore harinya lomba khas tujuhbelasan hadir menggoyang tawa penonton. Joget balon berpasangan, memasukkan pensil ke dalam botol, hingga sambung gambar, semua dimainkan dengan keriangan yang nyaris membuat lupa bahwa ini berlangsung ribuan kilometer dari kampung halaman.
Papermoon kembali tampil, sebelum akhirnya JKT48 menutup hari dengan energi yang meluap, memantulkan semangat kemerdekaan Indonesia pada para pengunjung mancanegara.

Tonggak Baru Dua Juta Pengunjung
Namun perayaan itu menyimpan kejutan lain. Pada hari yang sama, Paviliun Indonesia resmi mencatat pencapaian penting. Pengunjung yang ke-2 juta menapakkan kakinya di dalam paviliun. Ia berasal dari Tokyo, Jepang, dan disambut meriah oleh tim Paviliun Indonesia. Hadiah istimewa berupa tiket penerbangan Jepang–Bali–Jepang serta voucher hotel tiga hari dua malam diberikan sebagai bentuk apresiasi.
“Pemberian doorprize ini bertujuan untuk menarik animo pengunjung agar lebih dekat dengan Indonesia. Kami juga menargetkan pencapaian 2,8 juta hingga Expo ditutup,” ujar Rahmat.
Angka dua juta bukan sekadar catatan statistik. Ia adalah tanda betapa Paviliun Indonesia berhasil memikat hati publik internasional. Sejak dibuka April 2025, Paviliun ini telah menjadi rumah cerita tentang Indonesia yang hidup dalam tema besar Thriving in Harmony Nature Culture Future.

Diplomasi Budaya dan Jembatan Bisnis
Selama lebih dari empat bulan keikutsertaan, Paviliun Indonesia tak hanya mengandalkan atraksi seni. Di balik layar, kerja diplomasi ekonomi berjalan maraton. Tercatat 51 forum bisnis telah digelar, mempertemukan kementerian, lembaga, pemerintah daerah, hingga perusahaan dari dalam dan luar negeri. Dari promosi investasi, business matching, hingga pameran kriya, fesyen, kuliner, semuanya dirangkai untuk menghadirkan potret Indonesia yang ramah, kreatif, dan berdaya saing.
Hasilnya, Paviliun Indonesia tampil bukan hanya sebagai etalase budaya, melainkan miniatur Indonesia itu sendiri. Setiap pengunjung yang masuk diharapkan pulang dengan membawa cerita. Cerita itu bisa berkembang menjadi dorongan untuk berkunjung, berinvestasi, atau sekadar menumbuhkan simpati kepada negeri kepulauan yang jauh namun terasa dekat.
“Paviliun Indonesia adalah miniatur tanah air. Setiap pengunjung yang datang adalah duta yang membawa pulang kesan tentang Indonesia,” kata Rahmat.














