Home Energy SCG Tegaskan Strategi Tekan Emisi Karbon Industri Semen Menuju Net-Zero 2050

SCG Tegaskan Strategi Tekan Emisi Karbon Industri Semen Menuju Net-Zero 2050

34
Mesin Shredder yang digunakan untuk mencacah limbah yang akan dimanfaatkan
CSRINDONESIA – Semen merupakan fondasi utama dalam berbagai proyek pembangunan, yang menjadikannya salah satu bahan bangunan dengan permintaan yang terus meningkat. Namun, proses produksi semen serta permintaan yang besar menghasilkan jejak emisi karbon yang signifikan, berpotensi memberikan dampak jangka panjang terhadap perubahan iklim. Secara global, produksi semen menyumbang 1,6 miliar ton metrik karbon dioksida (CO₂), atau sekitar 8% dari total emisi karbon dioksida [World Economic Forum, 2024]. Proses produksi semen yang bergantung pada penggunaan bahan bakar fosil dalam jumlah besar menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon. Dalam upaya mengatasi tantangan ini, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 31,89% dengan kemampuan sendiri melalui dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) [Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2024].

Sebagai pemimpin bisnis regional yang berkomitmen kuat terhadap keberlanjutan, SCG terus berupaya menghadirkan inovasi dalam industri material infrastruktur guna mendukung pengurangan emisi karbon. Komitmen ini juga tercermin dalam bisnis semen, di mana SCG telah meluncurkan berbagai terobosan baru dalam produk-produk semen yang dihasilkan.

SCG, melalui anak perusahaannya, PT Semen Jawa, telah menginisiasi empat strategi dalam Roadmap Decarbonization jangka pendek sebagai langkah nyata untuk mengurangi dampak lingkungan dari proses operasi produksi semen serta mewujudkan tercapainya net-zero emissions pada tahun 2050.

Limbah Sekam Padi, salah satu bahan bakar alternatif untuk produksi

Empat Strategi Roadmap Decarbonization:

  • Memaksimalkan penggunaan bahan bakar alternatif
    Mengadopsi penggunaan bahan bakar alternatif serta menerapkan berbagai teknologi untuk mengoptimalkan proses produksi. Hingga saat ini, penggunaan bahan bakar alternatif berhasil menggantikan sekitar 20% dari total penggunaan bahan bakar fosil. Kedepannya, penggunaan bahan bakar alternatif akan ditingkatkan menjadi 70% pada tahun 2030.
  • Mengembangkan produk eco-friendly
    Mengurangi faktor klinker dengan meningkatkan penggunaan supplementary cementitious materials (SMCs) berkualitas tinggi untuk menghasilkan semen dengan emisi karbon dioksida (CO₂) yang lebih rendah.
  • Integrasi green energy
    Memasang panel surya yang mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 2,000 megawatt-jam per tahun untuk mengurangi penggunaan jaringan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.
  • Peningkatan teknologi
    Mengoptimalkan proses pemulihan panas dalam pabrik, menangkap panas terbuang, dan mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan. Mempelajari dan mengembangkan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) untuk mencapai target net-zero emission.

Peramas Wajananawat, Presiden Direktur PT Semen Jawa & PT Tambang Semen Sukabumi, menjelaskan “Di SCG kami berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi baru, mulai dari sistem operasional bisnis hingga produk yang ramah lingkungan. Dengan empat strategi utama, kami berharap dapat mengurangi jejak karbon secara signifikan dalam lima tahun ke depan sekaligus mendukung target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).”

Peramas Wajananawat, Presiden Direktur PT Semen Jawa & PT Tambang Semen Sukabumi, pada ESG Symposium 2024

SCG, bersama PT Semen Jawa, menjalankan bisnis dengan pendekatan Inclusive Green Growth yang mendorong kerja sama inklusif antara konsumen, pemasok, komunitas, dan karyawan untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat rendah karbon guna mencapai keberlanjutan dan pertumbuhan inklusif. Dengan berlandaskan pada prinsip bisnis ESG 4 Plus, SCG berkomitmen pada empat pilar utama: Mencapai Nol Bersih Emisi per Tahun 2050 (Set Net Zero), Mewujudkan Industri Hijau (Go Green), Menekan Kesenjangan Sosial (Reduce Inequality), dan Merangkul Kolaborasi (Embrace Collaboration), dengan keadilan dan transparansi sebagai landasan di setiap operasinya. Strategi ini terintegrasi dalam kerangka ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) yang menjadi panduan bagi SCG dalam menyusun Roadmap Decarbonization, sebuah peta jalan yang akan membimbing bisnis semen dan beton untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO₂) sebesar 25% pada tahun 2030.

“Kami percaya bahwa industri semen di Indonesia tidak hanya berperan sebagai pemasok bahan bangunan, tetapi juga dapat menjadi katalisator dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan. Pada tahun 2050, kami menargetkan untuk mencapai net-zero emission di seluruh sistem operasi bisnis kami. Ini adalah perjalanan yang panjang, namun setiap langkah yang diambil akan membawa kita semakin dekat kepada masa depan yang lebih berkelanjutan,” tutup Peramas. |WAW-CSRI

Panel Surya di Pabrik Semen SCG (PT Semen Jawa)