Jakarta, CSR INDONESIA – Lembaga non profit independen yang fokus pada isu permasalahan anak, Save the Children Indonesia, menggelar lari estafet ”Race for Survival 2015”. Sebanyak 2.800 anak akan berpartisipasi dalam lari estafet yang diselenggarakan secara berantai selama Agutus ini.
Dalam Race for Survival ini anak-anak tidak hanya berlari tetapi mereka juga membawa pesan khusus yang akan disampaikan kepada para pemimpin Indonesia pentingnya pemenuhan hak-hak anak. Hak mereka dalam mendapat sanitasi dan nutrisi yang lebih baik, hak untuk hidup dan tumbuh kembang, hak mendapat pendidikan yang lebih baik, hak mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan yang terutama adalah hak menyampaikan pendapat dan harapan mereka agar bisa di dengar.
Kegiatan lari ini bersifat global dan dilaksanakan rutin setiap tahun dengan tujuan agar pemerintah di masing-masing negara memberikan perhatian terhadap permasalahan anak. Tahun 2015 ini adalah kali keempat Save The Children menggelar kegiatan ini dengan melibatkan ratusan ribu anak dari 60 negara. Di Indonesia sendiri kegiatan ”Race for Survival” tersebut diadakan pada tanggal 1 hingga 28 Agustus di berbagai daerah. Puncak dari rangkaian ”Race for Survival” ini akan berlangsung pada 29 Agustus 2015 di Jakarta.
”Kegiatan ini bertujuan mengingatkan semua pihak terkait untuk mewujudkan komitmen dunia untuk mengurangi angka kematian anak hingga dua per tiga pada 2015, seperti yang tertuang dalam kerangka Millenium Development Goals tahun 2000. Karena tahun ini akan dicanangkan lanjutan dari program pembangunan global, maka kami berharap agar Race for Survival ini bisa menjadi masukan dan perhatian bagi pemerintah di seluruh dunia untuk tetap menjadikannya sebagai salah satu pembahasan utama dalam menyusun kerangka kebijakan pasca tahun 2015,” tutur Tatak Ujiyati, Direktur Kampanye dan Advokasi Save the Children Indonesia dalam press release yang disebarkan ke media, Minggu (16/8).
Ia melanjutkan, di Indonesia dalam setahun sebanyak 73 ribu bayi meninggal dalam masa neonatal atau 28 hari sejak kelahiran. Padahal penyebab kematian ini bisa dicegah seperti tidak adanya tenaga medis, kualitas dari tenaga medis serta kualitas kesehatan itu sendiri. Selain itu ada juga penyebab lain seperti sesak nafas, berat badan yang rendah, infeksi dan pneumonia.
”Bayangkan saja, situasi ini telah bertahan sepanjang 10 tahun terakhir. Artinya dalam sehari di negara kita ada 200 bayi yang meninggal atau ada bayi yang meninggal dalam 7 menit. Tentu ini sangat mengkhawatirkan. Karena itu kami berharap kampanye ini bisa meningkatkan kesadaran dan perhatian pemerintah terhadap persoalan ini,” tambahnya.
Selain bertujuan untuk menyampaikan pesan dan petisi untuk presiden Republik Indonesia mengenai masalah ini, Save The Children juga memfasilitasi harapan-harapan dari setiap anak tentang masa depannya masing-masing. Nantinya harapan tersebut akan digabung dengan harapan dari seluruh anak-anak di berbagai wilayah dan dunia untuk dijadikan bagian dari pembahasan Sustainable Development Goals.
”Kami berharap agar aksi ini menjadi energi baru untuk anak-anak di seluruh dunia, khususnya Indonesia. Bahwa masa depan mereka akan menjadi perhatian utama bagi mereka yang saat ini sedang memimpin,” pungkasnya. (MRI/WAW)