CSRINDONESIA –Bandung, Jala Bhumi Kultura (JBK) bersama DC Corner menggelar acara seni bertajuk “Refleksi Akhir Tahun 2025 + Harapan Tahun 2026” pada Sabtu (27/12/2025) sore di DC Corner, Dago, Bandung. Acara ini menghadirkan berbagai pertunjukan seni yang mengajak penonton untuk berefleksi, terlibat langsung, sekaligus menumbuhkan harapan menuju tahun baru.
Sejumlah adegan tampil kuat dan berkesan. Pertunjukan tari Melayu respon uantuk Sumatera, oleh 50+ empat penari. Hermana dengan Puisi dalamnya tentang Aceh bersama penyani Risma, semua tampilan menjadi sajian paling menyita perhatian. Tanpa ruang harus khusus sejak sore sampai malam, para pemain berbicara lantang melalui gestur dan ekspresi, menyampaikan kritik sosial dan potret saat ini, ada tubuh dan diksi yang kuat. Dengan cara yang sederhana namun menghunjam. Penonton diajak membaca makna melalui diam, tawa, dan keheningan. Merenung makna saat ini.
Monolog Herman HMT tampil emosional dan reflektif. Dengan suara dan tubuh sebagai medium utama, monolog ini merangkai pengalaman personal, kegelisahan sosial melihat bencana sumatera, serta harapan manusia di tengah bencana saat ini. Hermana tidak hanya berbicara kepada penonton, tetapi seolah mengajak mereka bercermin pada dirinya sendiri.
Nuansa Nusantara juga terasa melalui sajian barai diksi Aceh, Para penari dengan label 50+ yang menghadirkan kekompakan gerak, ritme, dan energi kolektif, merspon lagu melatu. Tari ini menjadi simbol kebersamaan dan daya hidup saat ini. Ini Salah satu momen paling hangat terjadi saat Tari 50+ dibawakan oleh Enung, Lina, Indri, dan Risma. Pertunjukan ini tidak hanya menampilkan keindahan gerak, tetapi juga melibatkan penonton secara langsung. dan bberapa ikt menari ini yang menarik. Bahkan rektor ISBI hadir dan terlibat menari. Interaksi tersebut menciptakan suasana akrab dan membuktikan bahwa seni adalah ruang bersama, lintas usia dan pengalaman hidup. Tradisi di tengah dunia yang terus bergerak cepat.
Sementara itu, orasi media oleh Aendra Medita tampil sublim dan menggugah. Dengan nada tenang namun tajam, Aendra mengulas peran media dan media sosial sepanjang ia menjadi jurnalis dan 2025 adalah waktu ia menyampaikna kegelisah, mengajak audiens untuk lebih sadar, kritis, dan bertanggung jawab dalam menyikapi arus informasi saat ini. Orasi ini menjadi penutup reflektif yang menyatukan seni dan kesadaran publik. Sebelum bubar sajian ditutup oleh ISMIME & Jos Dumber-Dumbers jenaka dan menarik dua pemain pantomim ini yang kini sedang produktif keduanya tampil prima dan penuh kejutan.
Secara keseluruhan, acara ini menjadi penutup tahun yang bermakna. Seni hadir bukan sekadar tontonan, tetapi sebagai ruang dialog, keterlibatan, dan refleksi bersama. “Refleksi Akhir Tahun 2025 + Harapan Tahun 2026” menegaskan bahwa melalui seni, ingatan dapat dirawat, kritik dapat disuarakan, dan optimisme dapat ditumbuhkan bersama. (ahe/CSRI)























