CSRINDONESIA – Tak banyak orang memilih sebuah pilihan bisnis dari situasi pekerjaan yang cukup mapan beralih pada sebuah pilihan baru yang mungkin tak mudah pula untuk dijalani. Bisa dibilang ini sebuah keputusan sulit. Namun demi permintaan keluarga terutama sang suami, Redia Frisna Rista mantap memutuskan keluar dari pekerjaan yang mungkin banyak diidam-idamkan orang, berada dalam sebuah perusahaan tambang yang bonafit PT Freeport Indonesia.
Bekerja hampir 23 tahun di tekuni dan telah menduduki jabatan yang cukup mapan dibidang hubungan pemerintahan pertambangan Freeport Indonesia, Redia tipekal wanita yang tak mudah menyerah menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dalam membangun usaha kuliner ayam organik O’Chicken .” Bekerja dalam dunia pertambangan freeport tak cukup hanya 1 x 24 jam waktu untuk pekerjaan itu. Bisa saya katakan waktu saya 2 x 24 jam untuk pekerjaan itu, hingga kualitas pertemuan kepada keluarga sangatlah minim. Atas permintaan sang suami dan dengan kesadaran tinggi, saya ikhlas meninggalkan pekerjaan tersebut beralih pada fokus usaha yang sudah 4 tahun pula saya geluti sambil bekerja,” ujar Redia bercerita awal mula kembali fokus menata bisnis kuliner cepat saji ayam organiknya yang sempat drop.
Kini apa yang dibangun selepas keluar dari pekerjaan sejak 2014 mulai terasa hasilnya. 80 outlet O’Chicken yang dirintis sudah ekspansi dan tersebar di berbagai wilayah Jawa dan Sumatera .10 outlet barupun rencana akan menyusul di launching pada pertengahan maret di wilayah Bandung Barat, pesantren-pesantren Kuningan serta di Tasikmalaya.
Berkonsep syar’i mengutamakan halal dan thoyib mulai dari menyediakan bahan baku ternak hingga sajian kuliner menjadi landasan berbisnisnya mengembangkan usaha sajian kuliner ayam organik bagi masyarakat muslim Indonesia khususnya.” Usaha ini berharap terus berkembang untuk mereka, khususnya kaum muslim yang ingin join dalam usaha kuliner berbaku utama organik, baik ayamnya maupun beras. Agar O’Chicken dapat memberi sajian sehat bagi masyarakat luas khususnya anak-anak,” ujar Redia Frisna Rista Tambunan, wanita berdarah batak Sumatera Utara ini menjelaskan penuh semangat.
Berpartner bersama sang suami Luqman Hakim, Redia memulai bisnis kuliner ayam organik. Dari bahan baku Ayam yang menjadi bahan andalan kuliner O’Chicken, sang suami berternak ayam khusus organik diwilayah Purwakarta Jawa barat. Ribuan ayam organik dihasilkan untuk bahan baku olahannya. Tak semudah umumnya ayam ternak non organik di budidayakan, memiliki usaha ternak ayam dirasa punya resiko cukup tinggi dalam me-maintenance nya.Seringkali satu ayam sakit bisa menjalar pada ribuan ayam yang ada, hingga tak jarang panen pun gagal dan membuahkan kerugian yang tidak sedikit.
Kendala lain yang dirasakan Redia dan suami saat awal usaha ayam organik adalah distribusi penjualan, seringkali hasil panen yang ada ternyata masih kurangnya pembeli sehingga penyimpanan ayam potong di cold storage banyak terbuang akibat ayam potong tersebut sudah tak layak konsumsi karena terlalu lama di penyimpanannya. Tak jarang saat awal usaha ternak Redia menawarkan hasil ternak yang sudah dipotong kepada sahabat-sahabat dekat, keluarga, kelompok masyarakat lingkungan rumah, RS dan rekanan –rekanan lain yang tertarik berbisnis ayam potong organik. Hal itu dirasa menjadi kendala karena masih terbatasnya animo masyarakat pada ayam organik selain belum mendapat agen dan penge-poll skala besar yang membeli dan menampung hasil ternaknya kala itu.
“Di awal usaha saya kadang memodali mereka coldstorage atau freezer untuk menyimpan ayam potong hasil ternak yang akan dijual kekonsumen atau pembeli langsung. Dan tak jarang pula akhirnya saya kehilangan freezer yang saya berikan kemitra usaha setelah kontrak selesai, Freezer tak kembali,” ungkap Redia menceritakan kendala awal usaha ternak ayam organik milik suami .
Atas berbagai kendala yang dihadapi dan hoby sang suami meracik menu masakan disamping anak-anakpun gemar memakan ayam goreng, akhirnya selain dijual umum ayam potong hasil ternak yang ada, tercetuslah gagasan mengembangkan usaha kuliner cepat saji berbahan ayam potong organik dari ternak yang dimilikinya sebagai sajian bahan baku utama. Dari mana mereka punya ide itu? Dari anak-anak mereka sendiri. Dua anak Redia-Luqmanadalah penggemar ayam goreng. Tapi setiap kali makan ayam goreng, kulit anak-anak itu gatal-gatal. Alergi.Dari hasil pemeriksaan dokter, terbukti bahwa obat-obatan antibiotik pada ayam dan hormon penggemuk ayam itulah yang membuat anak-anaknya alergi.
Maka, Luqman pun terpikir untuk beternak ayam yang semua makanan dan minuman / vitamin ternaknya terbuat dari bahan-bahan alami. Namun, modal dan biaya untuk menjadi peternak ayam organik ini tak murah. “Habisnya sudah lebih banyak dari 1 miliar rupiah. Karena suami saya memang tertarik ke ayam organik, makanya dia tetep tekun,” ujar Redia.
Dari awalnya memiliki peternakan sendiri, dan kemudian selalu titip potong hasil ternak di tempat pemotogan ayam, akhirnya tergagas pula untuk memiliki RPA sendiri lewat pengawasan dinas perternakan dan pertanian. Dengan RPA bersertifikasi halal yang dimilikinya menjadi modal utama dalam sajian bahan baku kuliner yang dirintis dan dibangunnya kemudian. “ Sangat saya pikirkan sertifikasi halal dan thoyib ini mulai dari bahan baku ternaknya, pemotongan atau RPAnya hingga sajian kuliner yang ditawarkan langsung ke konsumen penggemar ayam goreng organik atau O’Chicken ,” ujar Redia Frisna Rista menjelaskan keutamaan berbisnis kuliner syar’i yang dijalaninya.
Makanan organik atau makanan yang bebas pestisida saat ini memang sangat digandrungi oleh masyarakat. Kampanye gaya hidup sehat yang semakin marak dijalankan membuat tren hidup sehat makin memasyarakat, termasuk dalam pemilihan menu makanan. Walhasil, kebutuhan dan permintaan akan makanan sehat dan bersifat organik ini semakin hari semakin besar.
Hal ini membuat peluang potensial bagi para pebisnis untuk menjalankan bisnis kuliner organik. Salah satu bisnis yang menyediakan makanan organik adalah O’Chicken. O’Chiken yang dikembangkan Redia Frisna Rista mencoba menawarkan produk ayam goreng organik yang menyehatkan. Lalu seperti apa bisnis ayam goreng organik O’Chicken ini?
Ayam organik yang dipakai sebagai bahan utama pembuatan ayam goreng O’Chicken sendiri dibudidaya secara khusus dengan pemberian pakan alami mulai dari jagung, dedak, tepung ikan,lidah buaya dan lain sebagainya. Selain itu, dalam mengejar bobot ayam, Redia tidak menggunakan bahan kimia sintesis, namun menggunakan ramuan herbal berupa jamu khusus sebagai probiotik alami.Disamping itu, khusus untuk minuman ternak tak jarang redia menggunakan madu sebgai campuran agar kondisi ternak terjaga dari ancaman penyakit yang ada. “ Tak jarang ancaman kematian ternak sering terjadi, oleh sebab itu berbagai hal harus dijaga mulai dari kebersihan kandang ternak yang harus disteril 2 minggu saat akan digunakan kembali bila masa panen dan potong usai dilakukan. Serta Inspeksi dan pengawasan rutin ternak oleh dokter hewan profesional serta pemilihan pakan yang teratur dan baik,juga salah satu usaha yang dilakukan mengatasi gagal panen dan tentu juga bagian dalam meningkatkan mutu ayam organiknya.” ungkap Redia
Yang membedakan ayam organik dengan ayam ternak non organik adalah tak ada satupun unsur penyuntikan hormon untuk mengejar bobot ayam agar sama selain asupan pakan pun kadang menggunakan pakan yang diberi antibiotik dan ramuan kimia kepada ayam ternak umum. “ Karena itu durasi ternak aya non organik lebih cepat maksimal 21-24 hari mereka sudah bisa dipotong dan bobot ayam bisa sama. Berbeda dengan ayam organik bisa mencapai 45 hari dan itupun bobot tak bisa disamakan, dengan kata lain dari 10 ribu ayam yang ada biasanya hanya 3300 ekor ayam yang memenuhi standar bobot 1,2 kg. Selebihnya tak jarang lebih kecil dan akhirnya ta bisa digunakan untuk bahan baku kuliner O’Chicken,” tegas Redia. Solusinya ayam-ayam organik yang dibawah bobot biasanya digunakan sebagai bahan baku pilete atau dijual umum kemasyarakat atau pasar .
Dengan pembudidayaan secara khusus tanpa bahan-bahan kimia ini maka ayam yang dihasilkan pastinya akan lebih sehat karena tidak mengandung residu anti biotik, rendah lemak dan bebas bakteri berbahaya. Hasilnya, ayam yang dibudidaya dengan cara organik ini akan memiliki tampilan yang lebih segar dan rasa yang lebih enak dari ayam biasa. “ Umumnya daging ayam organik terasa lebih manis, karena efek minuman bercampur madu yang terserap dalam darah ayam tersebut,” ujar Redia.
Dengan memperoleh berbagai sertifikat untuk bisnis O’Chicken mulai dari sertifikasi halal MUI hingga pengawasan laboratorium Departemen Peternakan dan Pertanian Bogor, Jawa Barat. O’Chicken makin melebarkan sayap bisnis kuliner ayam gorengnya dengan berbagai variasi menu makanan yang diracik khusus dan dimiliki hanya di O’Chicken saja. “ Saya berharap O’Chicken berkembang seperti waralaba alpa dan indomart. Di tiap sudut wilayah ada. Target saya setahun bisa memiliki 300 outlet O,Chicken diseluruh wilayah Jawa,Bali dan Sumatera,” ungkap redia yang kini juga menawarkan kemitraan pada masyrakat muslim untuk mengembangkan bisnis ayam organik yang berbasis syar’i (halal & thoyib mulai dari proses pemotongan hingga penyajian hidangannya). Tatkala orang lapar yang ada dipikirannya dimana O’Chicken terdekat, itulah obsesi seorang Redia Frisna Rista berharap bisnisnya lebih berkembang dimasa mendatang..Smoga! |Beng Aryanto/CSRI