Jakarta, CSR INDONESIA – Musim Haji 1436H segera tiba. Para jemaah calon haji mulai mempersiapkan fisik dan mental untuk menghadapi perjalanan ibadah ke tanah suci. Seperti yang diketahui bersama, perjalanan haji dan umroh memerlukan persiapan fisik dan mental selama pelaksanaan ibadahnya. Dari berbagai kasus penyakit rawat jalan maupun rawat inap khususnya selama pelaksanaan ibadah haji salah satu asumsi yang memicu terjadinya maupun memperberat penyakit adalah terjadinya dehidrasi.
Untuk membantu para jemaah calon haji dan petugas kesehatan haji, Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji) dan Indonesian Hydration Working Group (IHWG) berniat memberikan panduan berupa buku tentang hidrasi saat haji dan umroh sebagai bekal Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) untuk memandu para jemaah agar senantiasa menjaga hidrasi tubuh selama di tanah suci agar dapat menjalankan ibadahnya dengan khusyu’.
Akhirnya pada Rabu (19/8) kemarin, Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji) – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan Indonesian Hydration Working Group (IHWG) berhasil meluncurkan Buku Pedoman Hidrasi Saat Haji dan Umroh tersebut. Buku ini ditujukan untuk memberikan edukasi kepada para tenaga kesehatan dalam membina kesehatan jemaah haji agar terhindar dari dehidrasi akibat perbedaan suhu dan kelembaban yang sangat ekstrim dibandingkan di Tanah Air. Dehidrasi juga merupakan salah satu penyakit yang sering diderita para jemaah haji asal Indonesia yang dapat mempengaruhi kualitas Ibadah di Tanah Suci.
Hasil survei yang dilakukan oleh tim penyusun buku terhadap 112 jemaah haji yang dirawat di BPHI (Balai Pengobatan Haji Indonesia) Mekkah dan Madinah selama Pra dan Pasca Armina pada tahun 2014, memperlihatkan jemaah yang mengalami dehidrasi sebanyak 50,9% secara kualitatif (berdasarkan warna urin) dan 19,5% secara kuantitatif (berat jenis urin/urine specific gravity).
Mengingat ekstrimnya perbedaan kondisi cuaca di Tanah Air dan Tanah Suci, para jemaah haji dan umroh dianjurkan untuk selalu menjaga asupan air mereka. Hal ini juga dinyatakan oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, DR. dr. Fidiansjah, Sp.KJ., MPH., dalam acara peluncuran Buku Pedoman Hidrasi Saat Haji dan Umroh di Hotel Double Tree, Jakarta, “Saat beribadah di Arab Saudi, jemaah akan menghadapi perbedaan suhu udara dan kelembaban yang sangat ekstrim dibandingkan di Tanah Air. Salah satunya adalah kondisi panas dengan suhu yang cukup tinggi dan kelembaban yang rendah. Kondisi ini menyebabkan jemaah haji dan umroh mudah mengalami kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.” (WAW)