Home Inovasi Prospek Ekspor Daun Talas Beneng dengan Strategi Promosi Platform Sosmed

Prospek Ekspor Daun Talas Beneng dengan Strategi Promosi Platform Sosmed

41

Prospek Ekspor Daun Talas Beneng dengan Strategi Promosi Platform Sosmed

 

CSRINDONESIA.COM – Pemasaran digital yang menggunakan _platform_ sosial media (sosmed) dan situs web jaringan untuk mempromosikan produk maupun layanan organisasi melalui tidak berbayar, salah satu strategi efektif produsen daun talas beneng di Serang, prov. Banten. “Ada orang Taiwan, yang sempat _browsing_ di social media terutama akun facebook saya. Dia tertarik dengan berbagai posting kegiatan budidaya talas beneng dari hulu sampai hilir,” produsen daun talas rajangan, Kang Arif kepada Redaksi

Sejak beberapa tahun yang lalu, ia yakin media sosial menjadi bagian penting sarana komunikasi yang sangat populer. Ia menggunakan platform dan fitur promosi yang berbeda, terus mempelajari strategi mana yang paling efektif untuk mencapai hasil. Selain, ia sudah kelola Youtube channel dengan berbagai content terutama materi dan kegiatan penyuluhan pertanian. “Beberapa orang, termasuk James Chang dari Gracientia Technology Ltd. Yang berkantor di Taipeh, Taiwan tertarik dan dapat nomor WhatsApp saya. Ia bikin appointment untuk datang langsung ke lokasi saung talas beneng. Dia konsultasi, mulai dari proses produksi, quality, quantity sampai dengan prospek ekspor,” kata pemilik Youtube Channel Kang Arif.

Untuk rencana kerjasama dengan Gracientia, ia juga meyakinkan James Chang berbagai fasilitas termasuk uji laboratorium (lab) dengan beberapa sample talas. Sebagaimana laboratorium untuk pemeriksaan karantina, bagian dari jaminan mutu pelayanan berupa _Health Certificate_ (HC), _Phytosanithary Certificate_ (PC). dengan demikian, pertanggungjawaban obyektif bisa parallel dengan standardisasi internasional melalui kegiatan uji lab. “Mr. James Chang tidak bisa berbahasa Indonesia, tapi ada penerjemahnya. Kami sempat ambil beberapa sample talas untuk uji lab, serta diskusi dengan tim. Ia juga yakin, kalau hasil uji lab sebagai syarat mutlak untuk bisa masuk pasar Taiwan,” kata Arif, alumni Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia (URINDO).

Di sisi lain, beberapa produsen talas di Serang, prov. Banten semakin melihat proses penting assessment terhadap peningkatan usaha, kebutuhan tenaga kerja, kuantitas pesanan produksi dan lain sebagainya untuk kemajuan perusahaan. Hasil assessment, produsen bisa menentukan dan mendapatkan komitmen seperti _Purchase Order_ (PO) dengan perusahaan eksportir. “Ada batas kemampuan produksi kami untuk membangun komitmen dengan mitra bisnis, pembeli dan eksportir. Masalah ketersediaan bahan baku, minimal tiga kuintal, otomatis tidak masuk (komitmen) PO eksportir,” kata Penyuluh Pertanian Kab. Serang.