Cibodas, CSRINDONESIA – Setelah meluncurkan komunitas pencinta lingkungan SHARP Greenerator yang diikuti oleh anak-anak muda se-Jabodetabek pada 25 November 2015 lalu, PT SHARP Electronics Indonesia (SEID) secara resmi melantik Presiden dan para anggota tetap SHARP Greenerator, di Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat, bertepatan dengan momen Earth Hour 2016 pada 19 Maret 2016. Presiden dan para anggota tetap yang total berjumlah 25 orang ini dilantik dengan disaksikan oleh sejumlah organisasi nirlaba lingkungan hidup, yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kebun Raya Bogor, Transformasi Hijau (Trashi), Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi), World Wild Fund (WWF) Indonesia, serta Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation.
Kelima organisasi nirlaba lingkungan hidup ini merupakan mitra SEID dalam mengawal dan mendampingi aktivitas SHARP Greenerator sejak pertama kali diluncurkan tahun lalu. Bersama-sama kelima organisasi pembina tersebut dan juga SEID selaku inisiator, beragam aksi nyata untuk lingkungan hidup telah dilakukan oleh komunitas ‘hijau’ ini. BOS Foundation melakukan pengawalan untuk aktivitas konservasi orangutan dalam program Orangutan Live Saver yang dilaksanakan pada 13 Januari 2016 di Pusat Primata Schmutzer Ragunan Jakarta. Dalam kegiatan ini, mereka belajar mengenal langsung perilaku khas orangutan, proses pelepasliaran orang-utan ke habitat asli mereka, juga melakukan adopsi tiga Orangutan bernama Kopral dan Shelton yang saat ini tinggal di Samboja Lestari, serta Sura di Nyaru Menteng. Kedua lokasi tersebut merupakan pusat konservasi, rehabilitasi, dan reintroduksi Orangutan di Kalimantan yang sangat terkenal di seluruh dunia. Dengan melakukan adopsi, para anggota komunitas telah turut berkontribusi dalam pembiayaan perawatan ketiga orangutan tersebut dan dapat memantau pertumbuhan serta perkembangan mereka secara berkala.
Sementara itu, WWF Indonesia mengawal SHARP Greenerator untuk isu yang berkaitan dengan perubahan iklim dan energi terbarukan dalam program Climate Change Agent pada 27 Januari 2016 di Museum Listrik dan Energi Terbarukan Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. Bersama WWF, selain mendapat wawasan mengenai alternatif-alternatif energi baru terbarukan, mereka juga belajar langsung untuk menghitung energi dan biaya yang dihabiskan satu orang manusia setiap harinya melalui simulasi kalkulator karbon sehingga muncul kesadaran dalam diri mereka untuk melakukan penghematan energi sesederhana mungkin dalam aktivitas sehari-hari.
Terangi mengawal SHARP Greenerator untuk aktivitas konservasi ekosistem laut dan pesisir dalam program Coral Reef Heroes pada 24 Februari 2016 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Di kegiatan ini, mereka terjun langsung ke perairan Pulau Pramuka untuk melakukan adopsi puluhan terumbu karang dan belajar di bawah laut mengenai simbiosis antara satu spesies dengan spesies lainnya dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Tidak hanya itu, mereka pun melakukan pengamatan tumbuhan pesisir seperti rumput lamun dan mangrove. Untuk aktivitas yang berkaitan dengan isu Reduce, Reuse, dan Recycle, serta budidaya organik, Trashi hadir mengawal SHARP Greenerator dalam program Organic Junkies pada 10 Maret 2016 di Kampung Sarongge, Cianjur, Jawa Barat. Di Kebun Organik Sarongge, bersama para petani setempat mereka belajar langsung mengenai teknik-teknik pertanian dan peternakan organik yang tidak hanya bebas dari penggunaan bahan-bahan kimia namun juga memberdayakan sumber daya masyarakat lokal. Melengkapi seluruh program-program ‘hijau’ tersebut, LIPI turut mendukung untuk mengawal aktivitas pelestarian keanekaragaman hayati melalui pengenalan sistem kultur jaringan dalam program “Biodiversity Warrior” pada 19 Maret 2016 serta pengamatan langsung kekayaan tumbuhan nusantara melalui Garden Tour di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat.
“Sejak komunitas ini diluncurkan, kami terkejut karena respon para pelajar di Jabodetabek sangat luar biasa. Kami sempat kewalahan karena antusiasme mereka dalam mendaftar setiap program yang kami laksanakan bersama para mitra organisasi nirlana lingkungan hidup. Hingga komunitas ini resmi dilantik, tak kurang dari 150 peserta telah berpartisipasi dalam program kami. Kedua puluh lima anggota tetap bersama satu orang Presiden yang kami lantik ini terpilih karena sikap proaktif dan semangat mereka yang tak putus sepanjang kegiatan. Mereka inilah yang akan menjadi motor penggerak bagi inisiatif aksi-aksi ‘hijau’ bersama ratusan bahkan ribuan generasi muda lainnya. Kami sangat berterima kasih kepada lima mitra organisasi nirlaba yang turut membantu hingga terbentuknya komunitas ini,” tutur Haruhiko Sano selaku General Manager Brand Strategy Group Division SEID.
Presiden terpilih SHARP Greenerator, Fauzana Zahran dari SMA YPHB Bogor, mengungkapkan antusiasmenya. “Selama ini, pendidikan lingkungan hidup yang kami terima masih cukup terbatas karena belum didukung oleh para pakar lingkungan. Begitu bergabung dengan SHARP Greenerator, kami bertemu dengan pegiat-pegiat lingkungan yang sangat kaya pengalaman dan belajar langsung di lokasi sebenarnya sehingga dapat menggali ilmu praktik sebanyak-banyaknya, juga terkoneksi dengan teman-teman dari sekolah lain yang juga punya misi ‘hijau’ serupa sehingga kami dapat bertukar wawasan dan pengalaman. Amanat sebagai Presiden ini akan saya emban sebaik-baiknya untuk merangkul lebih banyak lagi teman-teman demi menciptakan generasi yang berwawasan lebih ‘hijau’, juga tentunya melakukan lebih banyak lagi aksi nyata pelestarian lingkungan hidup demi bumi yang lebih lestari. Dengan dukungan SHARP dan organisasi lingkungan yang menjadi mitra SHARP Greenerator, saya percaya dan sangat optimis harapan ini dapat menjadi kenyataan,” ungkap Fauzana bersemangat.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini SEID secara konsisten mendukung momen Earth Hour dengan memadamkan lampu, peralatan elektronik, dan signboard di kantor pusat Karawang, kantor Sales & Marketing di Kelapa Gading, kantor-kantor cabang, juga lampu signboard-nya di seluruh Indonesia. Atas aksi ini, SEID berhasil menghemat energi listrik sekitar 430.000 Watt selama satu jam.
Tidak hanya sebatas perayaan semata, SEID sudah melakukan gerakan hemat energi sejak lama, yaitu dengan menggunakan seminimal mungkin bahan bakar fosil dan menggantinya dengan bahan bakar non-fosil yang dapat diperbaharui, seperti tenaga surya yang jumlahnya sangat tak terbatas ini. Tenaga surya adalah energi yang ramah lingkungan, mampu menghasilkan energi listrik tanpa gas buang karbondioksida.
SEID membangun solar panel system sebanyak 360 unit panel. Sistem ini mampu menghasilkan total daya listrik sebesar 66.600 Watt, atau setara dengan membangun sebuah perkampungan kecil berisi sekitar 148 rumah tangga yang ramah lingkungan. Daya listrik yang dihasilkan dimanfaatkan untuk menyuplai kebutuhan listrik di kantor utama SEID di Karawang. (WAW)