CSRINDONESIA – Batang Toru, Setelah sukses dengan penanaman perdana program penangkaran bibit padi pada bulan Februari 2016, Kelompok Tani (Poktan) Permata Hijau binaan Tambang Emas Martabe resmi memasarkan benih padi unggul bersertifikat varietas INPARI 9 label biru, Senin (25/7), di Desa Sipenggeng. Pemasaran benih padi unggul INPARI 9 label biru ini juga menjadi pemasaran benih padi ungul label biru pertama dari Tapanuli Selatan.
“Kami bangga akan pencapaian ini dan berharap buah kemitraan ini akan mampu memposisikan Batangtoru menjadi sentra benih padi unggul label biru bersertifikat serta mendukung program pemerintah dalam kegiatan UPSUS (Upaya Khusus) peningkatan produksi tiga komoditas padi, jagung, dan kedelai (Pajale) sebagai upaya pencapaian swasembada berkelanjutan. Program ini secara ekonomi sangat menguntungkan bagi petani sehingga perlu didukung terus serta diperluas area penangkarannya,” ujar Manajer Pengembangan Masyarakat Tambang Emas Martabe, Latif Supriadi.
Pelaksanaan program penangkaran padi ini diawasi oleh petugas dari UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH Provinsi Sumatera Utara. Pemasaran benih padi unggul ini sebagian besar akan diserap oleh PT. Pertani dengan sebanyak 2,5 ton. Selain itu, benih padi unggul ini juga akan dipasarkan kepada kelompok tani lainnya.
“Benih padi unggul bersertifikat varietas INPARI 9 label biru ini adalah benih label biru pertama yang dihasilkan dan dipasarkan dari Tapanuli Selatan. Poktan Permata hijau dan poktan-poktan lainnya di Batangtoru ke depannya diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini serta mampu memenuhi kebutuhan bibit padi unggul untuk wilayah Batangtoru sendiri dan di Tapanuli Selatan pada umumnya,” ujar Kepala Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, Bismark Siregar.
Poktan Permata Hijau memulai penanaman perdana penangkaran benih padi varietas INPARI 9 label ungu pada 17 Februari 2016. Dengan luas areal tanam 1 hektar dan sistem tanam SRI (system of rice intensification), penanaman benih padi ini menggunakan pupuk kimia dan pestisida organik dengan total bibit 25 kg.
Benih padi varietas INPARI 9 label biru ini memiliki kandungan benih murni 99,7 persen dan daya berkecambah 90 persen.
Sebelumnya, poktan di Desa Aek Pahu telah melaksanakan panen perdana padi organik varietas Cianjur dengan sistem tanam SRI pada 15 Juni 2016 lalu dengan luas areal tanam 1 hektar. Poktan di Persawahan Aek Pahu juga telah melaksanakan panen perdana padi organik varietas Cianjur dengan sistem tanam SRI pada 15 Juni 2016 lalu dengan luas areal tanam 1 hektar. Pada bulan Desember 2015, 10 kelompok tani di persawahan Pulo Godang, Sipente, dan Aek Pahu melakukan panen raya atas demonstration plot (demplot) padi unggul seluas 10 Ha.
Pengembangan demplot yang didukung oleh Tambang Emas Martabe ini memperkenalkan penanaman padi dengan sistem jajar legowo dan SRI. Berdasarkan hasil pengubinan (pengukuran) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kab. Tapanuli Selatan diperoleh 9,3 ton/Ha. Hasil ini merupakan pencapaian tertinggi di Kecamatan Batangtoru. PT Agincourt Resources terus berupaya meningkatkan kemampuan petani untuk mengelola, melestarikan, dan mengembangkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan yang pada gilirannya akan mendorong penguatan kesejahteraan kehidupan masyarakat dan kemajuan ekonomi daerah.
Sekilas Tambang Emas Martabe
Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997. PT Agincourt Resources mengelola Tambang Emas Martabe yang memiliki sumberdaya 7,4 juta ounce emas dan 69 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak berbiaya rendah.
Pada Maret 2016, perusahaan konsorsium pertambangan yang dipimpin oleh EMR Capital, spesialis dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia, resmi menjadi pemegang saham utama Agincourt Resources. Kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) tidak mengalami perubahan. Lebih dari dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, tujuh puluh persen direkrut dari masyarakat di lima belas desa di sekitar tambang dan wilayah terdekat lainnya.(WAW)