Home Warta Utama Piknik dan Berbisnis Bersama Helicopter Robinson R.66

Piknik dan Berbisnis Bersama Helicopter Robinson R.66

2270
foto Afan/geoenergi

Jakarta, CSR Indonesia – Berawal dari mata jatuh ke hati, berawal dari kunjungan pertama kalinya melihat Indonesia (1997), sudah membuat ”Fall in love” Datuk James Greaves, pria kelahiran Inggris yang kini tinggal di Malaysia dan mendapat gelar datuk karena menikahi gadis bangsawan dari negeri Jiran itu jatuh cinta akan pesona alam dan masyarakat Indonesia yang menyebabkan ia membuka bisnis “taksi udara” di Indonesia dengan bendera PT. Solaire Helicopters Indonesia sebagai Executive Diretor nya.

Berbekal dengan heliciopter yang dberi nama Robinson R.66 itu nantinya akan digunakan untuk bisa beroperasi dan menjelajahi Indonesia sebagai alterative transportasi pilihan. “Helicopter ini berasal dari Toorance –Los Angelas, Amerika Serikat yang memproduksi berbagai jenis helicopter terkenal di seluruh dunia, Pilihan R.66 selain karena kecanggihan tekhnologinya juga karena desain interiornya yang cantik sehingga penumpang akan merasa nyaman sebagai alternative pilihan dengan menggunakan angkutan udara” Jelas James di Cibubur, Jakarta (28/4)

Kedatangannya ke Cibubur kemarin itu untuk menandatangai kontrak kerja sama (MoU) dengan pihak swasta di Indonesia dengan Bagas Adhadirga, Direktur Asia Aero Technology, Kontrak kerjasama itu adalah kontrak area untuk membuat garasi helicopter Robinson R.66 (Hanggar) yang memiliki luas 34 meter x 24 meter. Namun tempat itu akan dibagi tiga nantinya sehingga Robinson R.66 menempati ukuran 11,3 meter x 8 meter. Selebihnya untuk helicopter jenis lain dan air bus.

foto Afan/geoenergi

“Pada tahap pembangunan, R.66 akan memanfaatkan lahan hanggarnya, yang akan juga digunakan sebagian kecil untuk kantor PT Solaire Helicopters Indonesia dengan bangunan dua lantai. Diharapkan dalam waktu dua bulan ini pembangunan untuk hanggar dan kantor sudah selesai” kata Bagas yang juga memiliki bisnis Afgas sebagai bahan bakar untuk helicopter.

James juga berharap dalam waktu dekat ini antara akhir Juni dan awal Juli nanti Robinson R.66 ini sudah bisa beroperasi di Indonesia, karena sudah memiliki hanggar yang dalam tahap berikutnya akan dibangun juga di Bali. Tahun lalu ,James yang juga seorang pilot sudah mencoba untuk mengemudikan helicopter R.66 itu menjelajah Bali dari Kuala Lumpur-Bali –Jakarta – Kuala Lumpur. Sebelumnya ia pernah menjelah Indonesia juga melewati Sumatera, Jawa, Bannyuwangi, Bali dan Lombok.

“Kepiawaian Robinson R.66 ini tidak usah diragukan lagi, saya pernah mendarat di puncak Gunung Kinabalu dengan ketinggian 4000 meter dari permukaan air laut. R.66 ini diiengkapi jenis mesin Rolls Royce RR300 (270 HP-Horse Power) dengan batas ketinggian yang bisa dicapai 10.000 feet, kecepatan mendaki 1000feet/menit dengan menggunakan bahan bakar (jet A1/Avtur) yang bisa menampung 5 orang penumpang , termasuk seorang pilot di dalamnya. “Ucapnya senang.

James juga menjelaskan kalau ia memiliki tiga jenis pilihan Helicopter yang dibedakan atas fungsi dan typenya, antara lain bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan transportasi polisi di udara yang bisa mendeteksi tempat ataupun orang-orang yang dicurigai/penjahat, Jenis kedua yang bisa beroperasi di air dan yang ketiga untuk operational di darat. Helicopter R.66 ini juga bisa berfungsi sebagai pendeteksi dan memonitoring adanya minyak di lepas pantai ataupun bila ada kebocoran LNG Vessel yaitu kebocoran LNG sebelum kapal merapat ke dermaga selain juga sebagai survey lidar yaitu areal foto survey untuk geologist. Selain intgerior yang mewah Helicopter itu mempunyai tiga pilihan warna putih, merah dan abu-abu.

“Saya berharap ini akan menjadi bisnis yang bagus masa depan di Indonesia untuk para eksekutif, pelaku bisnis, kebutuhan kerja, ataupun hanya berfungsi sebagai turism. Jika semua berjalan baik dan lancar saya bisa menyediakan sepuluh helicopter untuk saat ini dan berkembang menjadi 15 bahkan lebih di tahun berikutnya.”

Mari kita tunggu sampai Juli nanti siapa tahu diantara kita membutuhkan untuk ‘piknik’ keliiling Jakarta tanpa takut stress akan macet yang mendarat di puncak monas ataupun melakukan bisnis dan mendarat di puncak Jaya Wijaya, He he..siapa tahu.. (SUN)