Home Berita PHILIPS LUNCURKAN INOVASI BARU “LIGHTING APLICATION CENTER”

PHILIPS LUNCURKAN INOVASI BARU “LIGHTING APLICATION CENTER”

2234

CSR-INDONESIA.COM – Ada yang berbeda dari biasanya saat launching produk baru Philips pada Kamis, 23/11/2017 lalu di kantor pusat Philips Lighting di Jakarta. Suasana area kantor dan ruangan seluas 422.5 M2 disulap menyerupai ruang aplikasi seperti gambaran sesungguhnya, misalnya seperti  rumah, supermarket, toko pakaian, arena olah raga dan ruang perkotaan adalah miniatur/maket yang dibuat Philips Lighting Indonesia untuk  hadir memperkenalkan produk terbarunya dengan memberikan warna dan inovasi dengan sentuhan modern berupa satu aplikasi yang diberi nama  Lighting Aplication Center(LAC).

Pengenalan dan launching produk itu ditandai dengan pengguntingan pita oleh Patricia Yim,  Senior Vice President & Market Leader ASEAN Pacific Philips Lighting —  Rami Hajjar, Country Leader of Philips Indonesia – Eric Rondolat, Chief Executie Officer & Chairman of the Board of Management Philips Lightingdan Murali Sivaraman, President of Philips Lighting Growth Market & Executive Vice President di kantor Philip Lighting, Jakarta yang dilakukan bersama-sama.

“Saya sangat senang bisa kembali ke Indonesia, negara dimana Philips telah hadir selama lebih dari 120 tahun karena hubungan sejarahnya dengan Belanda, seperti halnya dengan perusahaan kami. Saya juga senang karena hari ini membuka application Philips Lighting Aplication Center yang pertama di Indonesia, menunjukkan bahwa negara dengan populasi keempat tertinggi dunia dan ekonomi terbesar di asia Tenggara ini sangat penting bagi kami,”ungkap Eric, Chief Executie Officer & Chairman of the Board of Management Philips Lighting, pada acara launching siang itu.

Inovasi pencahayaan terbaru dari LAC ini menampilkan pencahayaan yang terkoneksi  lewat handphone, gaged, laptop atau computer untuk masyarakat dengan aplikasi pencahayaan pintar di Indonesia.

Eric mengatakan bahwa pergeseran menuju pencahayaan terkoneksi membantu kami mengatasi tantangan global akan kebutuhan pencahayaan yang lebih hemat energy, dan mewujudkan apa yang paling penting bagi kami—yakni membuka potensi cahaya yang luar biasa untuk kehidupan yang lebih terang (brighter lives) dan dunia yang lebih baik (better world) dengan menghubungkan cahaya dan manusia.

“Pencahayaan terkoneksi dapat menjadi tulang punggung kota pintar (smart City) dimana lampu bisa dinyalakan kapan saja dan dimana saja saat diperlukan, mengoptimalkan pengoperasian, menghemat biaya dan membantu orang merasa lebih aman dan nyaman,” ujar Rami Hajjar,Country Leader of Philips Indonesia

Dengan membuka LAC, Philips memperlihatkan kepada masyarakat Indonesia khususnya bagaimana pencahayaan dapat berkontribusi dalam mengatasi beberapa tantangan terbesar yang sedang dihadapi dunia dan Indonesia, yakni yang  pertama adalah kebutuhan akan lebih banyak cahaya karena populasi dunia terus bertambah dan semakin banyak orang yang tinggal di daerah perkotaan (diperkirakan bahwa hamper 80% dari populasi Indonesia akan tinggal di kota-kota besar pada tahun 2025)

Kedua, kebutuhan akan pencahayaan yang lebih hemat energy karena dunia sedang menghadapi tantangan sumber daya. Di Indonesia saat ini sekitar 20 juta orang masih belum memiliki akses terhadap listrik. Dan ketiga, kebutuhan akan lebih banyak cahaya digital saat kegiatan di dunia semakin mengarah ke digitalisasi.

Menurut analisa Eric, dengan adanya pertumbuhan ekonomi akan terjadi peningkatan kelas menengah. Di Indonesia kalangan menengah ini diperkirakan meningkat dua kali lipat pada tahun 2020. Kelas menengah yang berusia muda –60%, berusia dibawah 30 tahun – sangat mengerti teknologi informasi dan tertarik dengan merk Internasional yang baru, mendorong permintaan terhadap pencahayaan dengan kualitas yang lebih baik dan terkoneksi.

“Pergeseran menuju pencahayaan terkoneksi membantu kami mengatasi tantangan global dan mewujudkan apa yang paling penting bagi kami, yakni membuka potensi cahaya yang luar biasa untuk Brighter Lives (kehidupan yang lebih terang) dan better world (dunia yang lebih baik) dengan menghubungkan cahaya dan manusia dan lebih banyak perangkat melalui cahaya, kami mengubah sumber cahaya menjadi titik-titik data. Sehingga memungkinkan untuk memberi nilai lebih kepada pelanggan dan masyarakat,” papar Eric.

Lebih jauh ia mengatakan, Di Indonesia, Philip Lighting sudah mulai mewudkannya, contoh seperti penerangan di Tugu Monas, Monumen Nasional Jakarta, lampu-lampu kombinasi dengan warna dinamis dan spektakuler di malam hari. Contoh lainnya hamper 90.000 lampu jalan di Jakarta telah dipasangi LED terkoneksi yang lebih hemat energi, pencahayaan kota yang bisa diredupkan hingga 50% atau juga stadion Batakan di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Sedangkan kerjasama lainnya adalah dengan berbagai kerjasama masyarakat Indonesia dalam berbagai hal seperti telah diperbaharuinya kemitraan dengan Kopernik, memastikan bahwa masyarakat di daerah belum teraliri listrik, memiliki akses terhadap lampu LED bertenaga surya di jalan umum, pusat berkumpul warga dan rumah mereka. Sesuatu yang memungkinkan karena LED mengonsumsi lebih sedikit energi daripada lampu pijar.

Sejak dimulai tahun 2015, program Kampung Terang Hemat Energi telah menerangi 15 desa memberikan dampak bagi kehidupan lebih dari 13.000 orang dan program ini akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang. Bersama Unicef, Philips juga bekerja membantu program “Gerakan kembali ke Sekolah”, dimana setiap penjualan bohlam LED berlogo UNICEF akan membantu lebih dari 5000 anak usia sekolah sampai akhir tahun 2016 untuk mendaftar ulang atau mendaftar untuk pertama kalinya dan tetap bersekolah. Apalagi semua karyawan Philip menjadi relawan untuk membantu mengatasi isu mendesak mengenai perubahan iklim, mengedukasi hampir 1000 siswa calon pemimpin masa depan Indonesia tentang bagaimana meningkatkan efisiensi energi.
|Ussie/CSRIndonesia