Pertamina Patra Resmikan Program TJSL ‘Ngabedahkeun Walahar’ untuk Pengembangan Ekonomi dan Lingkungan di Karawang
CSRINDONESIA.COM – Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui Fuel Terminal (FT) Cikampek meluncurkan Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) Ngabedahkeun Walahar yang diadakan di Desa Walahar, Kecamatan Klari, Karawang pada Kamis (29/8 ). Program peresmian ini dilakukan oleh Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional JBB Deny Djukardi beserta Kepala Bapeda Karawang Ridwan Salam, yang hadir mewakili Bupati Karawang. Hadir pula Manager CSR & SMEPP Management PT Pertamina Patra Niaga Subholding C&T Retno Wahyuningsih, Area Manager Communication, Relations & CSR Regional JBB Eko Kristiawan, Fuel Terminal Manager Cikampek Syahwin A Saleh, serta jajaran pemerintah Kabupaten Karawang yakni Kepala Dinas Lingkungan Hidup Iwan Ridwan, Plt . Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan H. Jaeni, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Dindin Rachmadhy, Ketua Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) Karawang Rahmat Wiguna, serta Kepala Desa Walahar dan masyarakat sekitar yang turut hadir dalam kegiatan ini.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional JBB Deny Djukardi dalam Berbagainya menyatakan bahwa Pertamina Patra Niaga bersama dengan Kelompok Walahar Kreatif dan Kelompok Sadar Wisata serta Kampung Iklim dan UMKM setempat bersinergi menjalankan program TJSL di kawasan Walahar untuk mengatasi permasalahan lingkungan sekaligus menjadi solusi untuk pengembangan ekonomi.
Program awal lokasi ini dikenal sebagai Danau Kalimati yang menangani masalah serius dengan kondisi yang memprihatinkan dan aliran air yang stagnan. Namun, melalui Program ‘Ngabedahkeun Walahar’, kami ingin menghidupkan kembali Danau Cinta, mengubah dari “Danau Kalimati” yang terabaikan menjadi ekosistem berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” papar Deny.
“Untuk itu Pertamina fokus mengatasi permasalahan terkait akses air bersih yang kami lihat dan rasa masih cukup minim, kemudian untuk meningkatkan produktivitas UMKM, dan juga bagi lapangan kerja masyarakat sekitar. Program ini juga tentunya diharapkan akan menjadi pusat pengembangan perekonomian dan alternatif tujuan wisata di Karawang, khususnya di wilayah Walahar dan sekitarnya,” tambahnya.
Kegiatan peresmian ini menandai diluncurkannya 4 strategi program yang bertujuan untuk mendorong pemberdayaan masyarakat dan keinginan lingkungan di Kawasan Walahar di bawah naungan Program TJSL Ngabedahkeun Walahar. Program ke-4 tersebut di antaranya: pertama, Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui Tenant F&B, workshop dan kehadiran resto apung bertujuan untuk memperkuat sektor ekonomi lokal melalui pelatihan, akses pasar, dan dukungan finansial. Kedua, Pengembangan Ekonomi Kreatif Ramah Lingkungan melalui Eceng Gondok yang dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk seperti tas, sofa, souvenir, dompet dan miniatur. Ketiga, Pemanfaatan Energi Bersih melalui Biogas Danau Cinta dengan mengubah eceng gondok menjadi biogas sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil serta Penggunaan Solar Panel. Keempat, Konservasi Air yang meliputi Penanganan Air Limbah Domestik melalui pemasangan Grease Trap dan Pemanfaatan Teknologi Filtrasi menggunakan Eceng Gondok untuk menjaga kualitas air danau serta menopang kebutuhan air bersih masyarakat.
Fuel Terminal Manager Cikampek Syahwin A. Saleh, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa awal program mula ini dilaksanakan sebagai respon terhadap tantangan yang timbul selama pandemi COVID-19. Terbatasnya akses lapangan kerja dan masalah lingkungan menjadi pemicu utama bagi inisiatif ini yang dimulai pada tahun 2020.
“Saat ini masyarakat Walahar tidak lagi memandang Danau Cinta sebagai danau mati, melainkan sebagai sumber kehidupan baru yang membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan,” papar Syahwin.
“Terbukti bahwa dengan pemberdayaan eceng gondok, masyarakat setempat serta para pelaku UMKM di Danau Cinta mengaku bahwa Penggunaan Biogas dari Eceng Gondok dan pemanfaatan Panel Surya, dapat menghemat sebesar 50% penggunaan token listrik dan tabung gas,” tambahnya.
Kepala Bapeda Karawang, Ridwan Salam juga menambahkan bahwa Program Ngabedahkeun Walahar menjadi pusat pengembangan perekonomian masyarakat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan melalui 3 kegiatan utama yaitu pengembangan UMKM, Konservasi Air dan Edukasi Masyarakat.
“Ini menjadi suatu keberhasilan yang mana program ini termasuk dalam target pembangunan nasional untuk meningkatkan Indeks Lingkungan Hidup. Jadi, patut untuk kita apresiasi dan menjaga keinginannya,” tegas Ridwan.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional JBB, Eko Kristiawan menyampaikan bahwa Program yang diluncurkan di Desa Walahar, Karawang, menargetkan pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) Poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) melalui penggunaan panel surya dan biogas, serta SDGs Poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan memberdayakan UMKM lokal.
“Dengan transformasi Danau Cinta, kami berharap bisa menjadi model keinginan yang fokus pada solusi lingkungan dan sosial. Kami percaya bahwa kolaborasi antara Pertamina, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat akan memberikan dampak yang luas dan positif bagi seluruh kawasan,” tutup Eko.
——-