CSRINDONESIA – Hidup sehat dan terbebas dari penyakit merupakan keinginan setiap individu. Kondisi fisik dan mental yang baik tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang, yang pada akhirnya akan memajukan kualitas pembangunan manusia secara umum. Namun, di tengah meningkatnya prevalensi penyakit non-infeksi, pendekatan kesehatan yang hanya berfokus pada pengobatan untuk penyembuhan dari penyakit (kuratif) tidaklah cukup. Upaya preventif yang maksimal sangat diperlukan untuk mencegah munculnya masalah kesehatan sebelum menjadi lebih serius dan dalam jangka panjang berkontribusi menurunkan beban penyakit secara nasional.
Selama beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia menunjukkan peningkatan terhadap upaya preventif dalam menjaga kesehatan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari tren pengeluaran masyarakat untuk upaya preventif telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, di mana pada tahun 2021 tercatat peningkatan sebesar 0,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 5,35 persen[1]. Upaya preventif ini mencakup diantaranya, pemeriksaan kesehatan secara rutin, konsumsi suplemen dan vitamin, serta penerapan gaya hidup sehat seperti olahraga rutin dan pola makan yang sehat.
Vaksinasi Sebagai Tindakan Preventif
Program vaksinasi atau juga disebut imunisasi menjadi salah satu langkah preventif yang paling efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular. Berbeda dengan pandangan populer bahwa vaksinasi hanya untuk anak kecil, nyatanya ada banyak jenis vaksinasi untuk berbagai tipe penyakit, misalnya menurut kelompok usia dan jenis kelamin. Sebut saja vaksin herpes zoster alias cacar api yang direkomendasikan untuk individu berusia di atas 50 tahun, serta vaksin human papillomavirus (HPV) untuk pencegahan kanker serviks pada perempuan.
Untuk memastikan keselamatan pasien, penggunaan jarum suntik sekali pakai atau auto disable syringes (ADS) sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga turut memastikan vaksinasi aman dan mengurangi risiko infeksi dari alat medis yang terkontaminasi. Langkah ini bertujuan menekan penularan penyakit berbahaya seperti HIV dan hepatitis melalui alat medis.
