Home Warta Spesial Peni Budi Astuti: “Bukan Sekadar Preman Biasa”

Peni Budi Astuti: “Bukan Sekadar Preman Biasa”

2515
Pemenang Anugerah kePemimpinan Perempuan Indonesia foto Albert

Jakarta, CSR Indonesia– Siapa sangka nama preman yang biasa disandangkan pada sosok gahar lengkap dengan tato di badannya dapat diubah oleh seorang perempuan. Adalah Peni Budi Astuti yang sukses merubah ungkapan ‘Preman’ menjadi Perempuan Mandiri Sumber Perubahahan. Peni, sapaan akrabnya berhasil memberdayakan para ibu-ibu di Kota Malang untuk memiliki peluang usaha baru.

Berbagai pelatihan dilakukan oleh perempuan berjilbab tersebut dengan penuh kesabaran dan ketelitian.

Peni mengorganisir hampir 300-an perempuan dan ibu rumah tangga dalam upaya mandiri melalui pemberdayaan diri. Peni mengklaim lebih dari separuh dari jumlah tersebut adalah mereka yang berasal dari keluarga pra sejahtera. Umumnya mereka adalah ibu rumah tangga, pemulung, dan pembuat kue.

Dari 30 pemulung yang dibina dan didampingi Peni, sebanyak 22 orang sudah meninggalkan mata pencaharian sebagai pemulung. Kebanyakan memilih usaha produktif olahan makanan ketimbang kerajinan tangan yang lebih menuntut ketelatenan.

Dalam kegiatannya, organisasi yang terbentuk pada 5 Oktober 2010 ini banyak melakukan kegiatan untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga. Seperti mengajarkan cara membuat bumbu penyedap non MSG berbahan tumbuhan sawi langit. Tumbuhan berumput ini tergolong mudah ditemui karena nyaris seperti tumbuhan liar.

Proses pembuatannya adalah rumput dikeringkan, lalu disangrai sambil dicampur dengan berbagai bumbu seperti bawang bombai. Tiga tahun berjalan, kini anggota binaannya telah memproduksi 3 jenis resep bumbu masak non MSG. Meski belum sepenuhnya menjadi penghasilan utama, Peni setidaknya telah membuat mereka memiliki penghasilan tambahan.

Diantara berbagai penghargaan yang telah didapatkannya, Peni juga berhasil menyabet penghargaan Anugerah Kepemimpinan Perempuan Indonesia yang diselenggarakan oleh Program Studi Kajian Gender dan Pusat Riset Gender Universitas Indonesia, KPPPA, dan Standard Charteres Bank Indonesia di JW Maririot, Jakarta  kemarin malam (31/3).

“Saya melakukan pemberdayaan perempuan dalam sisi UKM karena saya rasa mereka lebih mudah dijaring dari sisi ekonomi terlebih dahulu. Hingga mereka bisa menjadi perempuan yang mandiri,” katanya usai penerimaan anugerah tadi malam (31/3).(GUH)