Home CSR Ekonomi Pendekatan Bisnis APPAKSI untuk Pemenuhan Kebutuhan Pasar

Pendekatan Bisnis APPAKSI untuk Pemenuhan Kebutuhan Pasar

63

Pendekatan Bisnis APPAKSI untuk Pemenuhan Kebutuhan Pasar

 

CSRINDONESIA.COM – Asosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Konstruksi Indonesia (APPAKSI) merencanakan pengembangan dan pendekatan orientasi bisnis yang lebih konkrit untuk memenuhi kebutuhan pasar khususnya jasa konstruksi, mengingat kemajuan teknologi baru pada peralatan. “Semua alat berat (konstruksi) dimiliki para anggota APPAKSI. Ada berbagai jenis dan peran dalam kegiatan konstruksi seperti earth moving, batching plant beton, crushing dan lain sebagainya,” sekretaris umum APPAKSI, Gatot Sudjito mengatakan kepada Redaksi.

 

Para anggota APPAKSI sudah memiliki spesialisasi termasuk pekerjaan jembatan, pemasangan beton, penanganan transportasi dan sistem transportasi, pompa beton, pemindahan tanah dan lain sebagainya. APPAKSI juga terus meningkatkan program kerja untuk meningkatkan daya saing serta inovasi. Berbagai program termasuk pembentukan lembaga sertifikasi profesi. SDM (sumber daya manusia) terutama yang di lapangan bisa mengikuti program pelatihan. “Yang banyak, anggota APPAKSI mengelola alat untuk pemindahan tanah atau pekerjaan tanah seperti proyek-proyek di IKN (ibu kota negara di Kalimantan Timur). Kami memerlukan strategi pengembangan, prospek bisnis para anggota dengan berbagai jenis alat berat yang dimiliki,” kata Gatot Sudjito.

 

Sementara ini, para anggota APPAKSI mengupayakan peningkatan kompetensi operator alat berat dengan jalan sendiri-sendiri. Untuk operator tower crane dengan skala besar, misalkan kapasitas angkat 400 ton, ada anggota yang mempekerjakan ahlinya dari luar negeri. Ahlinya memberi pelatihan kepada operator asal Indonesia sampai bisa terampil. Namun untuk skala kecil, misalkan kapasitas angkat 250 ton, SDM APPAKSI rata-rata sudah punya kompetensi. “Yang juga menjadi perhatian pemerintah, yakni keselamatan (keselamatan) para operator alat berat. Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (disingkat Ditjen Binwasnaker & K3) Kementerian Tenaga Kerja. “Tetapi pembinaannya harus berada di ranah Kementerian PUPR (pekerjaan umum dan perumahan rakyat) sehingga bisa bersinergi juga dengan program kerja APPAKSI. Sampai saat ini, alat berat tipe besar belum terjangkau. Karena agen tunggalnya lebih dominan menjual produk dengan terlebih dahulu pelatihan tenaga kerja/operator SDM,” kata Gatot Sudjito.**