Home Berita Pemerintah Klaim 30 Juta Warga Sudah Rasakan Sentuhan Awal Revolusi Kesehatan Prabowo

Pemerintah Klaim 30 Juta Warga Sudah Rasakan Sentuhan Awal Revolusi Kesehatan Prabowo

11
IST
IST

CSRINDONESIA – Angka-angka itu bergerak cepat, hampir seperti detak jantung sebuah bangsa yang sedang berbenah. Setiap harinya, rata-rata 491.597 orang mengantre di puskesmas, sekolah, atau posyandu. Bukan untuk berobat, melainkan untuk sebuah langkah preventif yang kelak mungkin mengubah takdir kesehatan mereka.

Mereka adalah bagian dari 29,8 juta wajah yang telah merasakan layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG), program andalan Presiden Prabowo Subianto yang diluncurkan pada 10 Februari 2025. Sebuah terobosan yang ingin membangun sistem kesehatan yang adil, menyeluruh, dan berpondasi kuat pada pencegahan.

Maria Endang Sumiwi, Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan, dengan nada percaya diri memaparkan data itu di hadapan awak media di Kantor Badan Komunikasi Pemerintah, Jakarta, Rabu (18/9). “Ini adalah langkah nyata dari program Hasil Terbaik Cepat dan juga bagian dari Asta Cita untuk mewujudkan rakyat Indonesia yang sehat, produktif, dan terlindungi sejak dini,” ujarnya.

Gelombang partisipasi itu tidak hanya datang dari puskesmas. Sebanyak 5,9 juta peserta didik dari 91.184 sekolah dan pesantren di 38 provinsi telah disisir oleh tim kesehatan. Dari jenjang SD hingga SMA, mereka menjalani pemeriksaan yang mungkin adalah yang pertama kali dalam hidup mereka.

Peta partisipasi memperlihatkan wajah Indonesia yang sesungguhnya. Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat memimpin dengan jumlah peserta terbanyak, sebuah refleksi logis dari kepadatan penduduk. Namun, Endang menyoroti tiga wilayah yang masih tertinggal, Papua, Papua Barat, dan Papua Pegunungan. “Kita menginginkan provinsi-provinsi lain segera mengejar dengan rate yang sama,” tuturnya.

Namun, di balik gegap gempita angka, ada cerita-cerita senyap yang justru paling berharga. Data pemeriksaan kesehatan itu seperti kaca pembesar yang mengungkap kondisi riil kesehatan bangsa.

Pada bayi baru lahir, lima masalah kesehatan utama bermunculan. Kelainan saluran empedu, berat lahir rendah, penyakit jantung bawaan kritis, hipotiroid kongenital, dan defisiensi enzim G6PD. Pada balita, gigi karies, anemia, stunting, gizi kurang, dan perkembangan tidak normal masih menjadi momok.

Yang paling mencengangkan adalah kondisi kesehatan orang dewasa. Kelima masalah tertinggi justru berasal dari gaya hidup. Kurang aktivitas fisik, karies gigi, obesitas sentral, kelebihan berat badan, dan hipertensi. Sebuah potret nyata masyarakat yang mulai abai terhadap tubuhnya sendiri.

Endang punya tiga pesan sederhana namun mendalam. “Pertama, tolong CKG ini dimanfaatkan. Kedua, ubah gaya hidup, lebih banyak olahraga, kurangi makanan dan minuman manis, asin, dan berlemak. Ketiga, jika sudah diketahui hasilnya dan harus diobati, obatnya harus diminum untuk mencegah penyakit yang lebih berat.”

Program ini masih punya jalan panjang. Tahun ini, pemerintah menargetkan 60 juta penerima manfaat, sebelum akhirnya menjangkau seluruh rakyat Indonesia secara bertahap. Dengan tren pendaftar yang mencapai 603.059 orang per hari, target itu bukanlah hal mustahil.

Cek Kesehatan Gratis bukan sekadar angka statistik. Ia adalah janji yang dipenuhi, langkah pertama menuju revolusi kesehatan yang inklusif. Sebuah ikhtiar untuk menyembuhkan bangsa dari akarnya, dimulai dari hal yang paling dasar, mencegah sebelum terlambat. |WAW-CSRI