Home CSR Kesehatan Parkway Cancer Centre: Berupaya Lindungi Perempuan dari Kanker Mematikan

Parkway Cancer Centre: Berupaya Lindungi Perempuan dari Kanker Mematikan

1293
Dr. Lisa Wong dan Dr. Khoo Kei Siong di acara Health Talk: Melindungi Perempuan dari Kanker yang Mematikan

Jakarta, CSR INDONESIA – Pertarungan melawan Kanker Payudara telah menyentuh begitu banyak keluarga dan hal ini mendorong Parkway Cancer Canter secara aktif menyebarkan informasi mengenai penyakit ini kepada seluruh masyarakat. Dalam rangka Breast Cancer Awareness Month – Oktober 2015, Parkway Cancer Center mengadakan dua Dialog Kesehatan (Health Talk) bertajuk “Melindungi Perempuan dari Kanker yang Mematikan” yang berlangsung di The Groove Suite Kuningan dan Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading pada 9 dan 10 Oktober 2015. Di kedua acara ini, Parkway Cancer Center menghadirkan dua pembicara yaitu Dr. Khoo Kei Siong (pakar onkologi medis Gleneagles Hospital Singapore) dan Dr. Lisa Wong (Pakar Ginekologi Mount Elizabeth Hospital) untuk membahas mengenai berbagai hal terkait Kanker Payudara dan kanker-­‐kanker lainnya yang menyerang kaum perempuan seperti Kanker Endometrium dan Kanker Serviks, serta pilihan pencegahan, pendeteksian dini dan pilihan pengobatan yang tersedia saat ini.

Kanker Payudara adalah jenis kanker yang paling umum diderita perempuan dan secara keseluruhan adalah kanker yang paling umum kedua di seluruh dunia. Di Indonesia pun catatan Kementerian Kesehatan tahun 2014 menunjukan bahwa Kanker Payudara masih merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan Indonesia. Berdasarkan data Sistem Informasi RS (SIRS), jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara masih yang terbanyak yaitu mencapai 12.014 orang (28,7%). Selain itu, perempuan juga masih dihantui berbagai jenis kanker, seperti Kanker Endometrium dan Kanker Serviks. Sayangnya, upaya memerangi penyakit ini terhambat rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai kanker. Akibatnya hampir 70% penderita ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Padahal, bila dideteksi sejak dini, kanker bukan tidak mungkin bisa disembuhkan.

Di acara Health Talk tersebut, Senior Consultant and Deputy Medical Director Parkway Cancer Center Dr. Khoo Kei Siong mengingatkan bahwa hingga saat ini penyebab Kanker Payudara masih belum diketahui. “80-­‐90% perempuan yang menderita Kanker Payudara ternyata tidak memiliki sejarah di keluarganya dan 70% juga tidak memiliki faktor risiko, kemungkinan besar penyakit ini disebabkan faktor genetis, hormonal dan lingkungan yang saling mempengaruhi. Hal ini membuat setiap perempuan memiliki risiko terkena Kanker Payudara,” ungkap Dr. Khoo Kei Siong.

Dr. Khoo Kei Siong lalu menjelaskan strategi melawan Kanker Payudara yang meliputi empat hal, yaitu; Pencegahan, Deteksi Dini, Pengurangan Kekambuhan dan Pengendalian Penyebaran Kanker (Metastasis). “Penting diingat bahwa Kanker Payudara bukanlah vonis mati. Kabar baiknya adalah angka kematian pun secara umum semakin menurun dari tahun ke tahun. Kemajuan teknologi kedokteran kini juga mampu menawarkan berbagai pilihan yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menghindari risiko kematian akibat Kanker Payudara,” terang Dr. Khoo Kei Siong.

Lebih jauh Dr Khoo Kei Siong juga menjelaskan Kanker Payudara menjadi mematikan karena pertumbuhan metastasis yang tidak dapat dikendalikan. “Saat ini tersedia opsi Systemic Therapy yang mampu mengontrol metastasis, meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang kelangsungan hidup pasien. Intinya adalah mendapatkan penanganan yang tepat sejak awal terdeteksi penyakit ini dan bersama kita bisa mengurangi kesedihan akibat penyakit ini di muka bumi,” ungkap Dr. Khoo Kei Siong.

Di sesi selanjutnya Gynaecologist & Oncology Surgeon Mount Elizabeth Hospital Dr. Lisa Wong menjelaskan jenis-­‐jenis kanker lainnya yang biasanya menyerang kaum hawa selain Kanker Payudara. “Kanker Endometrium dan Kanker Serviks adalah dua jenis kanker yang juga kerap menghantui kaum perempuan dan setiap perempuan perlu memahami bagaimana mencegah, mendeteksi dan pilihan pengobatannya,”ungkap Dr. Lisa Wong.

Kanker Endometrium adalah jaringan atau selaput rahim yang tumbuh di luar rahim. Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim. Kanker ini biasanya menyerang wanita yang berusia lebih tua (di atas 50 tahun) dan faktor-­‐faktor yang mempengaruhi biasanya; obesitas, terapi hormon, diabetes, hipertensi dan hiperlipidemia (kolesterol/trigliserida tinggi). Gejalanya meliputi pendarahan abnormal di bagian kelamin, pendarahan sesudah menopause, pendarahan di antara menstruasi, nyeri pangkal pinggul, abdomen akut, massa pelvis dan pressure symptoms.

“Beberapa cara untuk mendeteksi kanker jenis ini adalah histeroskopi, histeroskopi tanpa jahitan dan endometrial sampling, CT Scan Abdomen/ Pelvis, MRI, dan Pet CT scan. Sedangkan pilihan pengobatan yang tersedia saat ini meliputi operasi pembedahan, radiotherapy, terapi hormon dan kemoterapi,” jelas Dr. Lisa Wong.

Selanjutnya Dr. Lisa Wong menjelaskan juga mengenai Kanker Serviks yang 99% disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV) dan risikonya lebih besar pada wanita yang telah berhubungan seks di usia terlalu muda, berhubungan seks dengan banyak orang atau dengan pasangan yang memiliki risiko tinggi, merokok dan Immunosuppression seperti HIV dan obat-­‐obatan Steroid. “Kanker Serviks dapat dicegah dengan melakukan Pap Smear secara regular dan vaksinasi HPV,” ungkap Dr. Lisa Wong.

Hal menarik dari pembahasan Dr. Lisa Wong adalah teknik pembedahan yang kini tersedia untuk pengobatan kedua kanker ginekologis ini. “Teknologi kedokteran semakin modern dan canggih memberikan harapan bagi para perempuan untuk menemukan solusi dari penyakit-­‐ penyakit mematikan seperti Kanker Endometrium dan Kanker Serviks. Selain pembedahan terbuka yang konvensional, pengobatan penyakit ini juga bisa dilakukan dengan Laparoscopic Surgery dan lebih maju lagi dengan Robotic Surgery,” jelas Dr. Lisa Wong.

Laparoscopic Surgery sebagai teknik pembedahan modern akan meninggalkan jahitan yang lebih kecil, kehilangan darah lebih sedikit, penyembuhan lebih cepat dan masa perawatan di rumah sakit yang lebih pendek. Sedangkan Robotic Surgery adalah upaya pembedahan Laparoskopik dengan bantuan robot.

“Pada akhirnya, upaya kita untuk mengurangi jumlah penderita kanker sangat bergantung pada kemauan kita untuk menyebarkan kesadaran dan berbagai informasi mengenai kanker kepada sebanyak-­‐banyaknya perempuan, sehingga setiap orang paham apa yang harus dilakukan dan kemana harus pergi jika terdeteksi menderita kanker-­‐kanker mematikan yang menyerang perempuan,” tutup Dr. Khoo Kei Siong. (WAW)