Dampak pariwisata akibat covid-19, memberikan pengaruh pada kehidupan dan peradaban manusia di era ini yang berdamai dengan kenormalan baru. Semakin hari semakin bertambah saja orang yang terkena covid, bahkan kini memasuki cluster baru yakni cluster keluarga setelah cluster kantoran, yang membuat orang takut untuk pergi ke luar rumah apalagi untuk tamasya.
Padahal di setiap penghujung tahun dan pergantian tahun tempat-tempat hiburan dan pariwisata ramai dikunjungi. Akan tetapi karena banyaknya pertambahan orang yang terpapar covid semakin meningkat, beberapa yang sudah membeli tiket ke luar kota membatalkan pergi, karena daerah yang dituju sudah menjadi zona merah atau hitam, belum lagi saat bepergian, harus mengantongi surat keterangan bebas covid (tes pcr/swab).
Lantas, kemana lagi daerah yang aman untuk dikunjungi? Pantai atau pegunungan kah?
Jika pilihan jatuh ke pantai, mungkin bisa rekomendasikan untuk pergi ke pantai Anyer. Namun begitu, meski beresiko tinggi beberapa orang yang libur kerja dan libur panjang Natal dan Tahun Baru, ada yang memanfaatkan untuk sekadar pergi menyepi dari kepenatan di rumah, contohnya pantai Anyer yang tak pernah sepi dari pengunjung, meskipun sejak tanggal 30 Desember 20 – 4 Januari, Anyer diberlakukan juga untuk rapid tes antigen, tentu saja dibandingkan tahun-tahun sebelumnya menurun drastis turis domestik dan manca negara yang melancong ke Anyer.
Bagi penikmat pantai, warga Jakarta, Tangerang-Banten, dan sekitarnya, Anyer menjadi salah satu tempat tujuan untuk sekedar menghirup udara pantai yang segar. Sampai saat ini tempat wisata ini tidak ditutup oleh pemerintah daerah Banten, namun begitu bukan berarti tidak mengindahkan aturan protokol kesehatan covid-19.
Pesona pasir putih ditambah dengan birunya laut, pantulan fatamorgana dari langit biru yang bersih, bebas polusi, membuat langit biru semakin indah. Disamping itu, ombak di pantai Anyer juga sangat bersahabat menjadi suguhan tersendiri, terlebih, ada beberapa spot menarik yang menjadi daya pikat utama. Dalam sejarah disebutkan saat penjajahan Belanda titik nol yang dimulai dari Anyer yang dikenal dengan kerja rodi untuk membangun jalan di daerah Jawa sepanjang 1000 km, di masa pemerintahan Herman Willem Daendles. Kerja rodi itu telah menewaskan banyak para pekerjanya seolah menjadi tumbal karena keras dan kerja tanpa henti
Asal Usul Nama ‘Anyer’
Anyer adalah sebuah nama kota di daerah Banten-Jawa Barat, sebelumnya kota ini bernama Sudi Mampir yang didirikan pada masa kerajaan Banten, tahun 1667. Saat Gunung Krakatau yang berada di wilayah Banten meletus dahsyat pada tahun 1883, meluluh lantakkkan kawasan Sudi Mampir berkeping-keping dan rusak parah. Setelah beberapa tahun kemudian, banyak orang yang berdatangan dari berbagai penjuru daerah, yang akhirnya, kawasan ini pun di bangun kembali. Pembangunan ini menjadikan kawasan Sudi Mampir berubah menjadi suatu kawasan baru sehingga para pengunjungpun menyebutnya dengan Anyar (Bahasa Jawa yang artinya baru) dan kemudian menjadi “Anyer.”
Di Anyer ada bangunan Mercusuar yang menjulang tinggi ke angkasa, menjadi salah satu ikon dari pantai Anyer. Tingginya mencapai 75, 5 meter dan di bangun pada masa Raja Wilem II tahun 1885. Meskipun sebetulnya, pembangunan mercusuar itu sudah dimulai sejak tahun 1806. Namun karena terjadi bencana alam yang maha dahsyat, menyebabkan bangunan ini hancur lebur tak bersisa. Karena ada nilai historis (sejarah), maka dibangun kembali mercusuar tersebut. Jika, wisatawan ingin menikmati panorama dan pesona laut yang indah, dari atas mercusuar, harus dapat menaiki sekitar 280 anak tangga untuk mencapai puncak.
Penginapan
Menikmati indahnya pantai Anyer, tidak cukup hanya semalam saja atau satu sampai dua hari saja. Dibutuhkan paling cepat 3 hari untuk menikmatinya, banyak pantai-pantai indah dan eksotis yang tak kalah dengan pantai di Bali. Selain pantai Anyer sendiri, di kawasan ini banyak pantai yang tidak kalah eskoktisnya, seperti pantai Sambolo, Pantai Bandulu, ataupun pantai Marbella.
Pantai Marbella ada di belakang hotel Marbella. Pantainya indah dan landai serta tidak banyak dipenuhi karang-karang. Di pantai ini kita dapat melepas jauh pandangan ke depan sampai ujung garis batas pantai. Duduk di pedopoan dari warung-warung penduduk yang sudah puluhan tahun di sana. Banyak hal yang ditawarkan di sana, mulai massage di tepai laut sembari rilex dan mendengarkan deburan ombak, bisa menjadi terapy untuk obat stress, ataupun sekedar surfing di laut lepas, berenang dan menaiki motor di pantai yang membentang sepanjang pantai. Cukup hanya merogoh uang 50 ribu rupiah saja, kita bisa menikmati pantai dengan berkeliling selama 15 menit di sepanjang pantai.
Jadi tunggu apalagi, liburan ke Anyer mungkin bisa membawa udara segar untuk tahun baru seperti namanya Anyar – Anyer yang berarti baru. “Selamat Tahun baru, semoga ditahun 2021 memberi harapan dan warna baru bagi kebaikan, kebahagiaan, kesehatan, dan kesejahteraan. Selamanya. (csri/S)