CSRINDONESIA – Pabrik es krim Aice Group yang ada di Mojokerto, Jawa Timur, tiba-tiba memproduksi masker medis. Rencananya ada sekitar 20 juta masker medis yang sesuai standar SNI yang diproduksi. Memanfaatkan momentum yang ada, apakah Aice ingin mencuri peluang dengan membuka lini produk baru yang tengah menjadi kebutuhan primer masyarakat di masa pandemi? Padahal produksi masker medis tentunya sangat jauh hubungannya dengan es krim.
Ternyata bukanlah orientasi pengembangan bisnis yang menjadi tujuan Aice group tersebut. Rencananya sekitar total 20 juta masker medis yang diproduksi Aice group tersebut akan dibagikan di 20 kota di seluruh Indonesia. Sebanyak 5 juta masker akan didistribusikan melalui kerja sama dengan KSP dan GP Ansor, sedangkan 15 juta lainnya didistribusikan melalui relawan dan toko-toko yang menjual produk mereka di seluruh Indonesia.
Brand Manager Aice group, Sylvana Zhong menjelaskan latar belakang produksi masker tersebut. Menurutnya, Aice merasa harus berkontribusi kepada masyarakat dalam memerangi Covid-19 sekarang ini. Caranya tidak hanya mengedukasi pemakaian masker semata, tetapi juga menyediakan produk maskernya itu sendiri bagi masyarakat.
“Masker medis produksi Aice ini dikhususkan untuk CSR dan tidak diperjualbelikan,” tegas Sylvana Zhong mengantisipasi adanya kemungkinan komersialisasi dari produksi masker tersebut.
Masker medis produksi pabrik es krim Aice yang diberi nama SHIELD tersebut bukanlah masker kaleng-kaleng. Kualitas SHIELD produksi pabrik Aice ini diklaim telah memiliki sertifikasi dari Kementerian Kesehatan karena masker ini dibuat tiga lapis sesuai standar masker medis yang disarankan WHO.
Produksi masker SHIELD ini dilakukan Aice dengan cara mandiri tanpa melakukan penambahan atau perekrutan karyawan baru.
“Kita tidak ada perekrutan (tenaga kerja) khusus, karena ini bukanlah core business baru Aice. Produksi masker SHIELD menggunakan skema kerja yang berbeda dengan produksi es krim,” jelas Sylvana.

Bantuan Pencegahan Covid-19
Menurut Sylvana, produksi masker tersebut hanya akan dilakukan untuk sementara waktu selama pandemi Covid-19 masih berlangsung saja.
Tentu saja ada investasi yang harus dikeluarkan dalam memproduksi masker medis tersebut untuk pembelanjaan bahan baku dan tenaga kerja. Hanya saja berapa besarannya, Aice tidak mau menyebutkannya. Hebatnya, keputusan untuk membuat masker tersebut tidak membuat produksi es krim Aice terganggu.
Menurut Sylvana ketika memutuskan untuk memproduksi masker medis, Aice sudah mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan berbagai hal terkait termasuk peralatan, bahan baku dan tenaga kerja agar bisa tetap menjaga produksi es krim mereka.
Menjawab keraguan beberapa pihak yang mengkhawatirkan klaim produksi 20 juta masker ini bisa menjadi hoax untuk meningkatkan citra semata, Sylvana menjawab bahwa pihak-pihak yang dilibatkan dalam pendistribusian kegiatan CSR ini merupakan organisasi yang kredibel. Tentunya Kantor Staf Presiden dan GP Anshor bukanlah lembaga yang bisa dijadikan partner untuk kegiatan yang tidak serius apalagi hoax.|CSRI-WAW