CSRINDONESIA – Rangkaian Pertemuan Tahunan Islamic Development Bank (IsDB) ke-41 telah dimulai sejak hari Minggu, 15 Mei 2016, dengan menghadirkan rangkaian seminar dan diskusi. Selain itu, perhelatan internasional ini juga menghadirkan sebuah pameran yang diikuti oleh institusi pemerintah maupun independen dari berbagai negara anggota IsDB. Pameran ini menyuguhkan beragam informasi mengenai perbankan syariah, pendidikan, kesehatan, hingga teknologi.
Seluruh peserta pameran mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan program-program mereka. Peserta dari Kementerian Pendidikan Tinggi dan Penelitian Ilmiah Guinea, misalnya, menceritakan tentang penelitian di bidang kesehatan yang memanfaatkan tanaman herbal. Penelitian ini dilakukan mengingat masyarakat Guinea banyak yang mengonsumsi obat-obatan herbal tradisional.
“Obat-obatan di Guinea sangat mahal, sehingga masyarakat di negara kami lebih memilih obat-obatan tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dalam penelitian ini, kami memanfaatkan tanaman yang tumbuh di Guinea untuk obat Malaria, penyakit yang menjadi endemi di negara kami,” ujar Mamadou Aliou Balde, Manager Pusat Penelitian dan Pendayagunaan Tanaman Obat Kementerian Pendidikan Tinggi dan Penelitian Ilmiah Guinea.
Berbagai organisasi lokal dari negara-negara anggota IDB juga hadir pada pameran ini. Alnayzek, sebuah organisasi lokal dari Palestina turut serta dalam pameran ini. Alnayzek adalah sebuah organiasi yang bergerak di bidang pendidikan dan teknologi, berdiri pada tahun 2003. Fokus dari Alnayzek adalah mengembangkan pola pikir kritis dalam menganalisis dan menyelesaikan sebuah masalah.
“Program jangka panjang kami adalah membuat museum teknologi dan pendidikan. Saat ini, science house yang kami miliki hanya berupa rumah,” kata Mona Zaarour, Pendiri Alnayzek. (ini localize article or kita develop? Kalo develop, gue suggest tambahin quote Mona tentang harapan dia dari pameran tsb.)
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, bersama dengan tiga badan di bawah Kemenkeu seperti BKS, DJPPR dan LPDP, serta lima BUMN juga ikut berpartisipasi dalam pameran ini. Ditemui di lokasi pameran Kementerian Keuangan, Evi Mulyani, Kepala Bidang Keuangan Inklusif mengatakan, “Pameran ini diharapkan dapat mensosialisasikan program Komite Nasional Keuangan Syariah sebagai upaya terciptanya keuangan inklusif.”
Selain KEMENKEU, Indonesia juga mengikutsertakan berbagai booth dari institusi pemerintah, perbankan dan beberapa universitas negeri dalam pameran ini. (WAW)