Enam negara Segitiga Karang, termasuk Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste, menetapkan target konservasi ambisius untuk 2025 guna mengatasi ancaman yang meningkat terhadap ekosistem laut, ketahanan pangan global, dan mata pencaharian lebih dari 130 juta penduduk pesisir yang terus bertambah.
CSRINDONESIA – Dili, Timor-Leste (4/12) — Para pemimpin dari enam negara Segitiga Terumbu Karang berkumpul di Dili minggu ini untuk memperkuat komitmen melindungi kawasan laut paling kaya keanekaragaman hayati di dunia. Dalam Pertemuan Pejabat Senior ke-19 Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF), mereka menetapkan target ambisius untuk 2025 guna menangani permasalahan seperti penangkapan ikan berlebih, perubahan iklim, dan polusi yang mengancam ekosistem laut serta kehidupan 130 juta penduduk pesisir.
Segitiga Terumbu Karang meliputi wilayah seluas enam juta kilometer persegi yang mencakup Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste. Kawasan ini menjadi habitat 76% spesies terumbu karang yang dikenal di dunia, sehingga dijuluki “Amazon Lautan.” Wilayah ini menyuplai lebih dari 20% hasil laut global dan mendukung perekonomian di kawasan Asia-Pasifik. Namun, tekanan seperti pemutihan karang akibat perubahan iklim, perusakan habitat, serta penangkapan ikan ilegal dan tidak terlaporkan (IUU) terus mengancam keseimbangan ekosistemnya.
“Jantung Keanekaragaman Hayati Laut”
“Wilayah ini adalah jantung keanekaragaman hayati laut dan tulang punggung ketahanan pangan global,” kata H.E. Celestino da Cunha Barreto, Ketua Komite Pejabat Senior sekaligus Direktur Jenderal Perikanan, Akuakultur, dan Sumber Daya Air Timor-Leste. “Laut kita menopang jutaan mata pencaharian, namun ini adalah tanggung jawab bersama dunia. Kami mengajak komunitas internasional untuk bergabung dalam melindungi sumber daya vital ini.”
Delegasi meninjau pencapaian di tingkat nasional dan regional dalam Regional Plan of Action 2.0 (2021–2030) dan merumuskan agenda ambisius untuk 2025. Langkah-langkah yang direncanakan mencakup pengelolaan wilayah laut berskala besar, perlindungan habitat penting, serta pengurangan dampak aktivitas manusia pada ekosistem laut. Target ini diharapkan dapat menjaga keberlanjutan sumber daya bagi generasi sekarang dan mendatang.
Prioritas 2025 dan Kolaborasi Global
Target utama 2025 meliputi penguatan kolaborasi lintas kawasan laut di Sulu-Sulawesi, Bismarck-Solomon, dan Lesser Sunda, dengan fokus pada spesies migrasi dan penelitian. CTI-CFF juga akan meningkatkan kerangka kerja COASTFISH melalui pengembangan mata pencaharian, inovasi alat tangkap ikan, praktik berkelanjutan, serta penanganan IUU fishing. Selain itu, kemitraan dengan organisasi seperti ATSEA, Uni Eropa, SEAFDEC, ASEAN, dan WCPFC akan diperkuat.
Negara-negara Segitiga Terumbu Karang kembali menegaskan komitmen mereka untuk mencapai target global 30×30, yaitu melindungi 30% wilayah laut dunia pada 2030. “Komitmen 30×30 kami mencerminkan bukan hanya tanggung jawab regional tetapi juga keharusan global,” ujar Dr. Frank Keith Griffin, Direktur Eksekutif Sekretariat Regional CTI-CFF.
Upaya lainnya termasuk memperluas dan meningkatkan efektivitas Kawasan Perlindungan Laut (MPA), mendukung jaringan pengelola kawasan, dan berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 14 Kehidupan di Bawah Air. Dengan dukungan GIZ SOMACORE, CTI-CFF juga berupaya memenuhi standar IUCN Green List untuk MPAnya, sambil memperkuat kolaborasi ilmiah dan kapasitas pengelola sumber daya laut.
Di sela-sela pertemuan, CTI-CFF menandatangani kemitraan strategis dengan Coral Triangle Center (CTC), WWF Coral Triangle Program, dan Universidade Nacional Timor Lorosa’e. Kesepakatan ini bertujuan memperkuat pengelolaan MPA dan pendekatan kawasan melalui program pelatihan dan pertukaran pengetahuan regional.
Menuju Pertemuan Menteri ke-9
Hasil pertemuan ini menjadi landasan bagi Pertemuan Menteri CTI-CFF ke-9 yang akan berlangsung pada 6 Desember 2024. Dalam pertemuan tersebut, para menteri dari enam negara Segitiga Terumbu Karang akan menyepakati pedoman strategis dan menyelaraskan upaya regional dengan tujuan konservasi laut global.
Sebagai salah satu kawasan ekosistem laut terpenting di dunia, Segitiga Terumbu Karang menyerukan kolaborasi global untuk melestarikan sumber daya yang tak ternilai bagi seluruh umat manusia. |WAW-CSRI