Home CSR Lingkungan MSIG Rayakan Keberhasilan Penyelesaian Tahap Kedua Proyek Pemulihan Hutan Tropis di Paliyan...

MSIG Rayakan Keberhasilan Penyelesaian Tahap Kedua Proyek Pemulihan Hutan Tropis di Paliyan Wildlife Sanctuary

1009
Mr. Takashi Kuroda, Director, Senior Executive Officer, Mitsui Sumitomo Insurance Co., Ltd. and Sri Sultan Hamengku Buwono X, Governor, Yogyakarta Special Province

CSRINDONESIA – Mitsui Sumitomo Insurance Co Ltd, melalui anak lokalnya PT Asuransi MSIG Indonesia ( “MSIG Indonesia”), telah aktif sejak tahun 2005 dalam proyek reboisasi bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia dan Kehutanan. Proyek reboisasi ini, juga dikenal sebagai “Rainforest Proyek Pemulihan”, adalah proyek bersama pertama antara kementerian dan perusahaan Jepang swasta. Proyek ini bertujuan untuk melindungi dan mengembalikan Paliyan Wildlife Sanctuary di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Pulau Jawa dengan mengurangi dampak lingkungan dari deforestasi dan memajukan upaya dalam pendidikan tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati untuk generasi mendatang. Diperkirakan bahwa ketika proyek selesai, Paliyan Wildlife Sanctuary akan menyerap sekitar 70.000 ton karbon dioksida selama 20 tahun, yang akan memberikan kontribusi untuk membatasi pemanasan global.

Tahap pertama dari inisiatif, menciptakan “Wildlife Reserve Restorasi dan Pemulihan”, berlangsung selama enam tahun dari April 2005 hingga Maret 2011 dan melihat beberapa 300.000 pohon, terutama spesies asli di Indonesia, ditanam di sekitar 350 hektar untuk menumbuhkan Paliyan Wildlife Sanctuary. Penanaman dan perawatan selanjutnya hutan, termasuk patroli pencegahan kebakaran, dilakukan oleh masyarakat setempat. Fase ini membantu membalikkan dampak dari kegiatan pembalakan liar selama krisis ekonomi akhir 1990-an, dan dipulihkan hutan. Restorasi hutan juga berfungsi untuk mengurangi jumlah tanah longsor dan bencana alam lainnya.

Tahap kedua proyek kegiatan, diadakan dari April 2011, menciptakan kerangka kerja bagi penduduk setempat untuk melindungi hutan mereka, masyarakat yang berkelanjutan didirikan untuk penduduk setempat serta menerapkan program pendidikan lingkungan dengan kerjasama dari sekolah-sekolah di daerah. Dengan dukungan teknis dari Sumitomo Forestry Co, Ltd, proyek mengadopsi metode agroforestry, yang melibatkan penanaman pohon asli di antara tanaman komersial seperti pohon buah-buahan, jagung, padi dan singkong yang dianggap bermanfaat bagi masyarakat setempat. Metode ini pertanian memberikan petani lokal dengan insentif untuk melanjutkan kehidupan mereka dengan cara yang ramah lingkungan.

Bertujuan untuk mendukung masyarakat lokal dan sekolah, MSIG Indonesia menyumbangkan alat-alat pendidikan seperti proyektor, alat musik dan perlengkapan untuk 12 sekolah dasar di Paliyan dan Saptosari, Yogyakarta, tahun lalu. Selain itu, 20 set komputer yang siap digunakan, telah didistribusikan ke sekolah-sekolah, kantor polisi dan organisasi pemerintah yang ada di seluruh wilayah tersebut.

Dengan keberhasilan penyelesaian tahap kedua tersebut, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Mitsui Sumitomo Insurance Co Ltd, dengan dukungan dari MSIG Indonesia, menggelar upacara simbolis pada 3 Oktober 2016 di Yogyakarta untuk merayakan tonggak tersebut sekaligus meluncurkan proyek tahap ketiga. Acara ini dihadiri oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, Dr Firdaus Djaelani, Anggota Dewan Komisaris dan Chief Executive Non-Bank Lembaga Keuangan Supervisor Otoritas Jasa Keuangan Indonesia, serta perwakilan kunci dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. Para tamu berkeliling wilayah yang berhasil dikembalikan menjadi indah dari Paliyan Wildlife Sanctuary dan menyaksikan pohon-pohon yang telah berhasil dirawat baik dan tumbuh sejak ditanam pertama kali pada awal proyek ini.

Anak-anak dari sekolah-sekolah lokal, seluruh wilayah Paliyan, menyambut dan menghibur penonton dengan melakukan tarian tradisional dan musik menggunakan instrumen yang disumbangkan oleh MSIG Indonesia. Dengan keberhasilan dua fase pertama dari Proyek Pemulihan Rainforest tersebut, masyarakat berharap untuk tahap ketiga, akan mampu mewujudkan tujuan utamanya yaitu untuk mencapai keberlanjutan untuk generasi yang akan datang. (WAW)