Home Berita Meriahkan HUT ke-80 RI, Paviliun Indonesia Sulam Tradisi dan Teknologi di Panggung...

Meriahkan HUT ke-80 RI, Paviliun Indonesia Sulam Tradisi dan Teknologi di Panggung Dunia Osaka Expo 2025

13
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid saat turut tampil pada pertunjukan “JIWA (Journey Indonesia’s Wisdom & Arts)” di Paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025, Rabu (13/8/2025). Foto: Istimewa/Kemkomdigi
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid saat turut tampil pada pertunjukan “JIWA (Journey Indonesia’s Wisdom & Arts)” di Paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025, Rabu (13/8/2025). Foto: Istimewa/Kemkomdigi
CSRINDONESIA – Lampu sorot menembus gelap. Di tengah panggung, seorang perempuan menumbuk padi di lesung. Bunyi dentum alu berpadu dengan irama bas modern. Dalam lima belas menit, penonton diajak melintasi ruang dan waktu, dari desa adat di kaki Gunung Halimun-Salak hingga ke Osaka Expo 2025.
Pertunjukan itu berjudul Journey Indonesia’s Wisdom and Arts atau JIWA. Sajian utama Paviliun Indonesia ini dirancang Kementerian Komunikasi dan Digital sebagai diplomasi budaya. Indonesia ingin mengirim pesan sederhana tetapi kuat. Bahwa bangsa ini tengah melangkah ke masa depan tanpa meninggalkan akar tradisinya.
Panggung pertunjukan sekaligus perayaan. Delegasi kesenian yang hadir di Osaka digagas sebagai bagian dari semarak Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Di hadapan publik internasional, Indonesia menegaskan jati diri yang dibentuk oleh tradisi, tetapi digerakkan oleh inovasi.
Inspirasi pertunjukan JIWA bersumber dari Kasepuhan Gelar Alam, komunitas adat di Sukabumi Jawa Barat. Mereka dikenal setia menjaga tradisi bertani alami, menyimpan hasil panen dalam leuit atau lumbung padi, serta merawat ritual adat warisan leluhur. Meski hidup dalam kearifan lokal, Gelar Alam tidak terasing dari arus global.
Sejak 2009, desa ini tersambung dengan dunia luar lewat program Internet Masuk Desa dari Kemkomdigi. Akses itu kemudian diperkuat melalui program Digital Access Program yang digagas British Embassy Jakarta bersama Association for Progressive Communications. Kini, lima belas teknisi lokal mengelola jaringan internet yang melayani lebih dari sembilan ratus pengguna. Hasil pertanian dan kerajinan mereka dipasarkan secara daring, sementara sekolah internet dibuka untuk meningkatkan literasi digital warga.
“Pemilihan Gelar Alam karena kawasan tersebut penghasil padi yang menjadi penopang program ketahanan pangan, salah satu agenda Astacita Presiden Prabowo Subianto,” kata Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam pernyataannya di Osaka, Rabu 13 Agustus 2025. Ia menekankan bahwa teknologi tidak semestinya menjadi lawan budaya. Jika dikelola bijak, teknologi justru bisa menjaga dan mengangkat nilai-nilai kehidupan.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid saat mengunjungi salah satu pojok paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025, Rabu (13/8/2025). Foto: Istimewa/Kemkomdigi
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid saat mengunjungi salah satu pojok paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025, Rabu (13/8/2025). Foto: Istimewa/Kemkomdigi
Kolaborasi lintas generasi dan genre terasa dalam pementasan itu. Kafin Sulthan, DJ Hendra, dan Batavia Dancers memadukan gerak tradisional dengan koreografi modern. Musik daerah diaransemen ulang menjadi ritme baru, berpadu dengan visual digital yang membawa penonton dari sawah adat hingga ke horizon inovasi.
Pertunjukan JIWA digelar di Paviliun Indonesia pada 13 Agustus 2025 pukul 17.30 dan 19.30 serta 14 Agustus pukul 16.00 dan 18.00. Seluruh sesi menampilkan bagaimana seni, teknologi, dan diplomasi dapat menjelma menjadi satu narasi.
Osaka Expo 2025 memberi ruang strategis bagi Indonesia. Di tengah dunia yang mengenal negeri ini sebagai destinasi wisata atau penghasil sumber daya alam, panggung internasional dimanfaatkan untuk menunjukkan kapasitas lain. Bahwa Indonesia mampu menjembatani masa lalu dan masa depan dengan elegan.
Seperti yang ditegaskan Meutya Hafid. Budaya adalah jati diri bangsa. Teknologi adalah kendaraan untuk bergerak. Dan panggung dunia adalah ruang untuk bersuara. |WAW-CSRI