Home Film Menonton Penonton “Deadpool & Wolverine”

Menonton Penonton “Deadpool & Wolverine”

33

Menonton Penonton “Deadpool & Wolverine”

Jaya Suprana, Sandro Gatra Tim Redaksi

TATKALA menonton film “Deadpool & Wolverine”, terus terang saya lebih tertarik menonton sikap dan perilaku para penonton yang memadati ruang bioskop ketimbang film yang ditayangkan di layar lebar dengan teknologi sinematografi termutakhir.

Para penonton film garapan Marvel Studios teranyar tersebut terbagi menjadi tiga kelompok sikap dan perilaku, yaitu fanatik, bingung, dan jengkel.

Kelompok fanatik asyik bertepuk-tangan sambil bersorak-sorai dari awal sampai akhir film. Kelompok bingung gagal paham segenap adegan maupun alur kisah yang ditampilkan pada film yang dibintangi Ryan Reynolds dan Hugh Jackman, namun memaksakan diri untuk tetap bertahan duduk sambil tidur atau main hape sepanjang film.

Kelompok jengkel lazimnya langsung ke luar gedung sambil mengomel-omel sebagai ungkapan rasa mubazir membeli tiket untuk menonton film yang menurut mereka sangat tidak karuan juntrungan itu.

Kelompok fanatik lazimnya menjadi fanatik akibat menonton seluruh film serial Deadpool maupun Wolverine, maka merasa mengerti film Deadpool dan Wolverine.

Kelompok fanatik makin fanatik apabila kebetulan mereka juga menonton film serial Blade, Fantastic Four, Daredevil, Elektra, DR Strange, Spiderman, Ant Man dan Avengers.

Sementara amarah kelompok jengkel paling mudah dapat dimengerti maka tidak perlu dibahas lebih jauh di dalam naskah terbatas ruang ini.

Saya tergolong kelompok bingung sebab kebetulan menonton segenap film serial X-Men di mana Wolverine terlibat, bahkan juga Logan, namun terus terang saya harus mengakui bahwa saya sama sekali tidak menonton dua film Deadpool sebelum Deadpool & Wolverine.

Maka terpaksa saya harus mengaku bingung ketika menyimak sepak-terjang dan tutur kata Deadpool berprinsip “gue mau begini lu mau apa” berbingkai suasana multiverse dan quantum-maniak merdeka dari logika ruang dan waktu serupa tapi tak sama atau sebaliknya dengan aroma rumusan e=mc2 Einstein atau kucing Schroedinger.

Mirip serial Guardians of the Galaxy, tokoh anjing juga ikut tampil di Deadpool & Wolverine.

Terlepas dari aneka ragam tafsir penonton, memang harus diakui bahwa teknologi sinematografi mutakhir telah memungkinkan seolah tak kenal batas para penggarap film mewujudkan segenap khayalan yang paling khayal menjadi kenyataan.

Dengan berbekal teknologi sinematografi mutakhir, maka adegan pertumpahan darah yang bermuncratan sejak awal sampai akhir film Deadpool & Wolverine tergarap sedemikian rupa sehingga suasana horor berubah menjadi humor.