Home CSR Memberdayakan Masyarakat dengan Energi Terbarukan di Desa-Desa Terpencil Indonesia dan Timor Leste:...

Memberdayakan Masyarakat dengan Energi Terbarukan di Desa-Desa Terpencil Indonesia dan Timor Leste: Penutupan Proyek ACCESS

21
Foto bersama pemangku kepentingan ACCESS dalam Acara Penutupan "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Energi Berkelanjutan" (KOICA Indonesia, ESDM, MSA Timor Leste, State Secretary of Electricity, Water, and Sanitation Timor Leste, KDS, UNDP ID, UNDP TL)
CSRINDONESIA – Jakarta (5/12), Proyek Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS) telah berhasil menyelesaikan pelaksanaan program empat tahun dengan hasil yang memuaskan. Proyek yang dilaksanakan di 22 desa terpencil di Indonesia dan tiga kotamadya di Timor-Leste ini berfokus pada pengembangan energi terbarukan dan peningkatan kualitas hidup di komunitas yang kurang terlayani. Melalui proyek ini, akses terhadap tenaga surya dan air bersih berhasil diperkenalkan, yang tidak hanya meningkatkan taraf hidup, tetapi juga memperkuat ketahanan masyarakat di daerah-daerah tersebut. Inisiatif ini menjadi contoh nyata dalam memajukan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Didanai oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan dilaksanakan oleh United Nations Development Programme (UNDP), proyek ACCESS berusaha mengatasi tantangan jangka panjang dalam elektrifikasi pedesaan dan akses air. Untuk mencapai tujuan, proyek ini membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pompa Air Tenaga Surya, dan infrastruktur terkait di seluruh wilayah sasaran. Dengan kapasitas total listrik sebesar 1,1 megawatt di Indonesia, inisiatif ini telah memberi dampak secara langsung pada lebih dari 3.400 rumah tangga yang mencakup kurang lebih 14.000 penduduk setempat. Di Timor-Leste, Pompa Air Tenaga Surya berhasil menyediakan air bersih untuk sekitar 700 rumah tangga, dan meningkatkan taraf kehidupan lebih dari 4.000 orang.
Dalam acara penutupan proyek yang diadakan di Jakarta, Sahid Junaidi, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia menyampaikan bahwa Program ACCESS berkontribusi pada peningkatan rasio elektrifikasi serta penyediaan energi bersih yang berkelanjutan melalui kolaborasi berbagai pihak.
“Dengan adanya lokasi percontohan pengembangan PLTS di 22 lokasi pada 4 provinsi di Indonesia, program ini memberikan akses energi bersih untuk desa atau komunitas yang kurang mampu dan terpencil. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI yang mendorong tercapainya swasembada energi dan pengelolaan air yang baik dengan pemanfaatan sumber air dan teknologi yang ada. Juga arahan Menteri ESDM terkait kedaulatan energi,” tuturnya.
Sahid juga menyampaikan Program ACCESS berperan dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan di Tingkat daerah dan Masyarakat, diantaranya melalui pendampingan bersama Patriot Energi ACCESS Project, penyediaan jasa pelatihan operator yang bekerja sama dengan PPSDM KEBTKE, hingga pendanaan BUMDEs.
Tujuan proyek ini juga selaras dengan visi Pemerintah Timor-Leste dalam mengatasi tantangan krisis air bersih untuk memperbaiki layanan dasar bagi komunitas yang kurang terlayani. Direktur Jenderal Kementerian Administrasi Negara Timor Leste, Ibu Maria Goretti Marques Belo berkomentar, “Saya menghimbau mitra pemerintah kita di Indonesia dan Timor-Leste untuk terus mendukung lembaga lokal yang mengelola infrastruktur energi terbarukan di luar proyek ACCESS pada tahun 2024. Sangat penting bagi kita untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dari upaya ini, yang memungkinkan masyarakat untuk terus memperoleh manfaat dari solusi energi terbarukan.”
Peluncuran Seri Buku Proyek ACCESS “Belajar dari Perjalanan Proyek: Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS)”
Keberlanjutan dampak yang dicapai
Dampak proyek ACCESS tidak hanya menyasar pengembangan infrastruktur, akan tetapi juga mengubah taraf kehidupan masyarakat lokal. Tenaga surya telah memungkinkan pengembangan kegiatan ekonomi, mendukung bisnis lokal, dan memberdayakan perempuan di desa-desa terpencil. Di Indonesia, 20 Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) telah meluncurkan berbagai bisnis dengan memanfaatkan pasokan listrik baru dari energi terbarukan. Bisnis-bisnis ini, yang meliputi jasa layanan kebutuhan dasar, perdagangan hingga kegiatan terkait pertanian berhasil mendapatkan keuntungan. Peternakan dan usaha pertanian juga berkembang pesat, menunjukkan potensi energi terbarukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Salah satu pencapaian kunci proyek ACCESS adalah fokusnya pada kesetaraan gender. Hampir setengah dari operator fotovoltaik (PV) yang bersertifikat di Indonesia adalah perempuan, melebihi target awal 30%. Perempuan juga mencakup 44% dari staf di Unit Pengelola Listrik Desa (UPLD) dan 32% dari anggota dewan di badan usaha milik desa. Usaha mikro dan kecil yang dipimpin perempuan juga telah memanfaatkan energi terbarukan untuk mengembangkan bisnis seperti menenun, pembuatan kue, dan pertanian.
“ACCESS telah menunjukkan kekuatan energi terbarukan untuk mengubah kehidupan,” kata Sujala Pant, Wakil Perwakilan Residen UNDP di Indonesia. “Dengan akses listrik 24 jam, anak-anak sekarang dapat belajar di dalam terang, fasilitas kesehatan dapat beroperasi lebih efektif, dan ekonomi lokal telah diberdayakan untuk bertumbuh. Perempuan, yang merupakan hampir setengah dari penerima manfaat, kini berperan sebagai katalis perubahan – memimpin peran sebagai operator lokal dan menjadi staf aktif tim pengelola listrik di desa. Energi terbarukan tidak hanya penting, tetapi juga berfungsi sebagai pendorong bagi banyak manfaat positif lainnya, termasuk akselerator bagi pencapaian SDGs,” tambahnya.
Diskusi Panel tentang Kerjasama Segitiga Selatan-Selatan (SSTC) yang membahas tentang implementasi, dampak, manfaat, dan tantangan yang dihadapi selama program SSCT baik oleh Proyek ACCESS maupun program serupa lainnya
Model Kolaborasi dan Keberlanjutan
Proyek ACCESS telah berhasil mendorong kolaborasi antara Indonesia dan Timor-Leste. Para pemangku kepentingan telah bertukar pengetahuan tentang teknologi energi terbarukan, membangun kapasitas, dan membentuk kemitraan yang akan bertahan setelah proyek ini berakhir. Selain meningkatkan akses air bersih, proyek ini juga melatih dan mensertifikasi 30 operator lokal di Timor-Leste, dengan dukungan dari Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia.
Seiring kedua negara bekerja menuju tujuan elektrifikasi dan energi terbarukan mereka, proyek ACCESS menjadi model untuk mengatasi ketimpangan energi melalui inovasi dan kolaborasi.
Park Soo Young, Direktur KOICA Indonesia menyoroti pentingnya mempertahankan keberhasilan inisiatif ini, dengan menyatakan, “Proyek ACCESS telah menunjukkan bagaimana kolaborasi dan kemitraan dapat menciptakan perbedaan yang positif. Melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia dan instalasi sistem air bersih di Timor-Leste, inisiatif ini telah menyediakan pemenuhan layanan dasar bagi ribuan rumah tangga dan usaha kecil. Lebih dari sekadar menyediakan akses ke energi dan air, proyek ini juga membangun kapasitas bagi masyarakat lokal dengan keterampilan dan pengetahuan untuk lebih berkembang dan bertahan di masa depan.” Secara paralel, Hongmin Chun dari Korea Institute for Development Strategy (KDS) berkomentar dalam salah satu sesi lokakarya penutupan, “Proyek ACCESS merupakan sebuah contoh keberhasilan proyek Micro Grid mandiri berbasis komunitas. Proyek ini tidak hanya menyediakan energi dan air bersih, tetapi juga meningkatkan taraf kehidupan penerima manfaat dengan memberi mereka kebebasan dan peluang yang telah lama mereka harapkan.” |WAW-CSRI