CSRINDONESIA – Isu lingkungan terus menjadi ancaman bagi Indonesia dan sangat kompleks untuk dapat diatasi hanya dengan satu solusi. Sampah menjadi salah satu pemicunya.
Kontribusi pada krisis iklim, banjir dan krisis air bersih, serta polusi dalam berbagai bentuknya menjadi serangkaian dampak yang terjadi akibat darurat pengelolaan sampah di Tanah Air. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memaparkan bahwa sepanjang 2022 terdapat sekitar 7,2 juta ton sampah yang belum terkelola dengan baik di seluruh Indonesia. Ditambah lagi sepanjang Juni hingga Oktober tahun ini telah terjadi 14 kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di berbagai lokasi yang pasti menghambat alur pengelolaan sampah di masing-masing daerah.
Banyak pihak yang bertanggung jawab sekaligus dirugikan atas darurat pengelolaan sampah beserta berbagai implikasinya ini. Meski Indonesia diprediksi menghadapi risiko kerugian hingga 3,45% dari PDB pada tahun 2030 akibat krisis iklim, tetapi masyarakatlah yang paling merasakan dampak langsungnya dalam kehidupan sehari-hari. Situasi ini perlahan membentuk gaya hidup yang lebih sadar lingkungan (eco-conscious).
Dimulai dari kesadaran memilah sampah sesuai jenis dan mengumpulkannya untuk daur ulang di level paling mendasar, hingga ditandai dengan bermunculannya social enterprise atau lembaga-lembaga usaha masyarakat yang fokus pada isu lingkungan.
