Home CSR Lombok-Sumbawa Recovery Festival 2018

Lombok-Sumbawa Recovery Festival 2018

4390

CSRINDONESIA – Nusa Tenggara Barat adalah salah satu propinsi destinasi wisata yang sedang berkembang pesat dengan pembangunannya. Saat ini sedang menjadi perhatian dunia dalam industri pariwisatanya, prestasi masyarakat yang membuat kami bangga dan percaya bahwa ini akan menjadikan sinyal aura positif bagi masyarakatnya untuk lebih maju dan berkembang. Kepercayaan investor luar untuk menanamkan modal di propinsi ini sudah terbangun yang tentunya akan mengangkat grafik perekonomian daerah ke arah yang lebih baik.

Sejak gempa bumi tanggal 29 Juli 2018 dengan kekuatan 6,4 magnitudo terjadi dan gempa susulan pada hari itu tanggal 5 Agustus 2018 gempa tektonik berkekuatan 7.0 magnitudo tercatat sebanyak 963 gempa susulan (tremor), 33 diantarannya dirasakan dan pada tanggal 19 Agustus 2018 terjadi lagi gempa berkekuatan 6,9 magnitudo yang menambah catatan 572 gempa susulan, sehingga update sampai tanggal 25 September 2018 total gempa bumi keseluruhan sejak 29 Juli 2018 telah terjadi 2136 kali gempa bumi (termasuk 2 gempa bumi utama dan sisanya adalah kemungkinan settling down atau tremor) dan kejadian tersebut meluluh lantakan hampir sebagian bangunan yang berada di propinsi ini, data yang tercatat ratusan warga meninggal dunia, ribuan luka parah dan mengungsi, propinsi ini berduka. Kondisi perekonomian jelas terganggu.

Keterpurukan ekonomi di Lombok akibat bencana gempa bumi dan tremor yang terjadi lebih dari seribu kali dalam 1 bulan tersebut sampai dengan saat ini yang tidak hanya mengakibatkan kerusakan dan kerugian secara materi tetapi juga duka dan luka yang mendalam secara mental seperti traumatik yang sangat besar baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan luar.

Mengingat kondisi perekonomian khususnya di bidang Pariwisata sebagai salah satu pendapatan daerah yang cukup signifikan yang mampu memberikan kehidupan masyarakat didaerah ini sangat memprihatinkan dan diperparah dengan lumpuhnya aktifitas bisnis pariwisata sehingga banyak pelaku bisnis wisata yang kehilangan sumber mata pecahariannya, kondisi tersebut akan bertambah buruk apabila tidak segera ditangani dengan cara mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk kembali menjadikan

Lombok sebagai tujuan wisata yang aman dan berkualitas, maka saat ini saat dimana masyarakat NTB pada umumnya dan Lombok khususnya, harus mulai kembali menata diri untuk bangkit kembali berjalan, untuk kembali hidup dan bekerja bersama sama, semangat yang tinggi untuk bangkit bersama membangun propinsi tercinta Nusa Tenggara Barat menuju masa depan yang lebih baik.

“Saat ini kami dari kelompok masyarakat yang perduli dengan kebangkitan pariwisata Lombok dan Nusa Tenggara Barat secara umum, menggagas event Lombok Fashion & Art 2018 bertajuk “LOMBOK SUMBAWA RECOVERY FESTIVAL 2018”,”ujar Baiq Ika Wahyu Wardani Ketua Panitia Lombok-Sumbawa Recovery Festival 2018 kepada redaksi, Senin, 5 Oktober 2018.

Menurut Baiq, tekad dan niat yang tulus ingin membawa karya masyarakat daerah kedalam pasar yang lebih luas untuk bisa sejajar dangan produk luar sehingga dapat membantu para pengrajin dan pelaku seni daerah untuk memperbaiki tingkat ekonomi dan meningkatkan daya kreatifitas mereka, serta mendidik masyarakat Indonesia untuk mulai lebih memilih dan menghargai produk Indonesia dan Nusa Tenggara Barat khususnya.

Dalam Lombok Sumbawa Recovery Festival 2018 kami juga mengajak semua kalangan masyarat untuk kembali bangkit dan membuka wawasan lebih luas setelah terjadinya gempa bumi melalui perkembangan dunia textile, budaya dan seni dengan menunjukkan karya – karya andalan masyarakat daerah agar mampu bersaing kembali di pasar Internasional dan mampu menjadi tuan rumah yang berkualitas.

“Sehingga industri pariwisata nasional maupun internasional dapat menjadikan Lombok-Sumbawa bangkit kembali,”lanjutnya.

Lombok Sumbawa Recovery Festival 2018  memliki target audience 2500- 5000 orang dan waktu pelaksanaan dua hari yaitu  pada 15-16 Desember 2018 bertempat di Taman Mayura Jl. Purbasari – Mayura Cakranegara- Lombok NTB.

Lokasi Taman Mayura yang diambil karean ada sejarahnya. Mayura dalam bahasa sansekerta diartikan sebagai “Burung Merak”. Taman air Mayura ini adalah paduan unik dan khas dari konsep taman dan pura sebagai tempat ibadah. Bangunan yang kental dengan corak Bali, Jawa dan Lombok ini dibangun pada masa ketika kerajaan Bali masih berkuasa di pulau Lombok. Tempat ini dirancang berdasarkan kosmologi Hindu oleh Raja Karang Asem Cakranegara pada beberapa abad silam, kota yang di kagumi oleh Sir Alfred Wallace, kota yang satu setengah abad kemudian menjadi salah satu kota termajemuk di dunia.

“Maka kami mewakili Komunitas Masyarakat Perduli budaya, seni dan pariwisata daerah Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat “NUMADI” mohon dukungannya dan kegiatan yang akan menampilkan Fashion & Art 2018 akan menampilkan Lalu M.Zohri, Nugie, Agung Ocha, Amtenar,  Udin sedunia, Designer Samuel Wattimena, Designer Philip Iswardono Designer Ninik N-Workshop, Designer Shinta Chrisna, Designer Caki Zoehra (Saroengan) dan Choreographer Ananta Kanapi dan Fashion Model serta lelang lukisan dari seniman Lombok, Jogja, Bandung dan Jakarta,” tandas Baiq. |CSR/ATA

Previous articleSelamat Jalan Sang Mahaguru, Indra Abidin
Next articleKuliner Bandung Itu Mengiurkan, Salah Satunya dari TC Cakes & Kaastengels