Home Berita Laju Truk-Truk Sunyi Menuju Masa Depan Hijau

Laju Truk-Truk Sunyi Menuju Masa Depan Hijau

20
Melalui anak perusahaannya, SCG Barito Logistics, SCG mengimplementasikan konsep logistik hijau dengan pendekatan berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
Melalui anak perusahaannya, SCG Barito Logistics, SCG mengimplementasikan konsep logistik hijau dengan pendekatan berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan

Dukung Indonesia Mencapai Net Zero, SCG Hadirkan Solusi Inovatif untuk Percepat Transformasi Logistik Hijau

CSRINDONESIA – Mereka melaju di jalanan tanpa suara bising yang mencemari, tanpa asap hitam yang mengoyak langit. Truk-truk itu bukan hanya membawa muatan, tetapi harapan: bahwa masa depan logistik di Indonesia bisa—dan harus—lebih hijau.
Di tengah kenyataan bahwa 28,1% emisi dari sektor transportasi Indonesia berasal dari angkutan barang, seperti dilaporkan Indonesia Energy Transition Outlook 2025, solusi konkret menjadi bukan sekadar pilihan, melainkan keharusan. SCG, raksasa industri asal Thailand yang telah menancapkan kukunya di Indonesia sejak 1992, menangkap urgensi itu dengan langkah nyata melalui anak perusahaannya, SCG Barito Logistics.
“Logistik hijau bukan jargon. Ini komitmen bisnis sekaligus tanggung jawab masa depan,” ujar Warit Jintanawan, Country Director SCG Indonesia, dalam keterangannya. “Kami ingin turut mendorong dekarbonisasi di sektor logistik demi masa depan yang lebih hijau.”
Menyulam Inovasi dari Gudang hingga Rel Kereta
Sejak didirikan pada 2017 sebagai hasil kolaborasi SCGJWD Logistics dan Barito Investa Prima, SCG Barito Logistics telah menjelma menjadi salah satu pelopor dalam transformasi rantai pasok berkelanjutan. Visi mereka tak main-main: pengurangan emisi sebesar 30% pada 2027, 40% pada 2030, hingga tercapainya Net Zero Emission pada 2050.
Melalui anak perusahaannya, SCG Barito Logistics, SCG mengimplementasikan konsep logistik hijau dengan pendekatan berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
Melalui anak perusahaannya, SCG Barito Logistics, SCG mengimplementasikan konsep logistik hijau dengan pendekatan berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
Bagaimana caranya?
Armada Euro 4-5: Di jalanan, 60 truk rendah emisi Euro 4-5 milik SCG menggantikan truk-truk konvensional. Hasilnya, emisi CO₂ berkurang 16% dibandingkan armada sebelumnya.
Forklift Listrik (EV Forklift): Di dalam gudang, 61 unit forklift listrik menggantikan mesin berbahan bakar fosil di empat warehouse utama di Banten. Dampaknya? 87 ton CO₂ berhasil ditekan setiap tahun.
Multimoda: Jalan dan Rel: Di jalur distribusi, rel kereta kembali menjadi pahlawan lama yang disegarkan. SCG kini mengangkut 40.000 ton barang per tahun melalui kereta api di Pulau Jawa, menghemat 3.700 ton emisi CO₂.
Backhaul Matching: Sebuah sistem cerdas diterapkan untuk menghindari truk pulang kosong. Hingga saat ini, lebih dari 4.000 pengiriman telah dioptimalkan menggunakan metode ini.
Bukti Digital Ramah Lingkungan (e-Pod): Kertas yang dulu setumpuk kini tinggal dalam bentuk digital. e-Pod, teknologi bukti pengiriman elektronik yang sedang dikembangkan, diproyeksi dapat menghemat hingga 200.000 lembar kertas per tahun.
Lebih dari Sekadar Efisiensi
Preeda Phothisuwan, Presiden Direktur SCG Barito Logistics, menyatakan bahwa semua langkah ini adalah bagian dari fondasi bisnis berkelanjutan. “Pelayanan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan bukan beban, tetapi strategi. Ini adalah modal bertahan hidup jangka panjang dalam lanskap logistik masa depan.”
Komitmen ini juga tak lepas dari prinsip ESG 4 Plus yang diusung SCG: menuju nol emisi, mendorong industri hijau, menekan kesenjangan sosial, dan membangun kolaborasi lintas sektor dengan semangat transparansi dan keadilan.
SCG buktikan logistik hijau bukanlah sekadar gagasan. Saat pemerintah RI melalui Kementerian Perhubungan mendorong skema modernisasi armada, integrasi jalan dan rel, serta transisi menuju kendaraan ramah lingkungan, langkah-langkah SCG menjadi cermin konkret dari kolaborasi sektor swasta dalam ekosistem keberlanjutan nasional.
Di tengah rintangan infrastruktur dan ketergantungan pada transportasi darat, perubahan bukan perkara mudah. Tapi seperti truk-truk hijau SCG yang tak berhenti melaju, masa depan logistik Indonesia pun perlahan menemukan jalannya—lebih senyap, lebih bersih, dan lebih berkelanjutan. |WAW-CSRI