Jakarta, CSR Indonesia – Program kesehatan yang dimiliki oleh Kemenkes disinergikan dengan program-program pembangunan di kementerian lain, dengan tujuan agar dapat memaksimalkan setiap programnya demi kelangsungan kehidupan masyarakat di seluruh Indonesia.
Pertemuan antara Menkes dan Kementerian lainnya sudah berlangsung sejak tahun 2014 dan hingga saat ini terus berlangsung.
Salah satunya pertemuan antara Menkes dan Mendagri, yang merupakan pertemuan pertama antar Menteri Kabinet Kerja pada tanggal 23 Desember 2014, membahas tentang sosialisasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) melalui asosiasi kepala daerah, memperkuat pembekalan teamwork Nakes yang akan ditempatkan di daerah untuk meyeimbangkan pelayanan promotif preventif dan kuratif-rehabilitif, memperbanyak Puskesmas bergerak untuk pelayanan kesehatan di daerah terpencil, prioritas pembangunan puskesmas di 50 wilayah, membuat surat edaran kepada kepala daerah untuk mendukung peraturan pemerintah terkait Standar Pelayanan Mutu (SPM) bidang kesehatan, dan integrasi data administrasi kependudukan.
Lalu pada tanggal 31 Desember 2014 Menkes bertemu dengan Menkominfo, yang menyepakati penguatan SPGDT (sistem penanggulangan pasien gawat darurat) dengan layanan satu nomor panggil 119 serta pelaksanaan assessment oleh kemenkominfo terhadap berbagai aplikasi yang ada di Kemenkes.
Berlanjut hingga pada tanggal 27 Januari 2015 Menkes bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang hasil dari pertemuannya adalah menyusun materi PBHS untuk guru sebagai agent of change, yakni merevitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Menghidupkan kembali program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) melalui gerakan sarapan pagi, serta membangun paket, kegiatan rutin anak sekolah berupa membaca, olah raga, menyanyi lagu daerah dan piket membersihkan lingkungan sekolah. Kegiatan ini dimulai dengan tahun ajaran baru 2015/2016, yakni menyusun peraturan tentang pendirian SMK dan bidang penjurusannya. (WAW|STM)