Home Berita ‘KEBUN GIZI’ PROGRAM CSR BARU DARI SHARP INDONESIA

‘KEBUN GIZI’ PROGRAM CSR BARU DARI SHARP INDONESIA

1644

CSR Kekurangan gizi masih  merupakan masalah utama yang di hadapi oleh Indonesia.  Menurut data Global Nutrition Report menyatakan jika Indonesia termasuk negara yang memiliki masalah gizi yang kompleks, karena tidak hanya berhubungan dengan kesehatan saja namun juga ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan lingkungan.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukan sebanyak 19,6 %  anak di Indonesia masih kekurangan gizi,  sebanyak 93,6% penduduk  Indonesia masuk dalam kategori kurang makan buah atau sayur.  Padahal peran buah dan sayur berfungsi untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan, dan mencegah berbagai penyakit.  Rendahnya ketahanan pangan dan rendahnya daya beli masyarakat menjadi beberapa penyebabnya permasalahan ini.

Berdasarkan hal tersebut, sesuai dengan  visi dan misi  PT Sharp Electronics Indonesia untuk selalu berkontribusi kepada lingkungan dan kesehatan masyarakat Indonesia. Sharp kembali menghadirkan program Corporate Social Responsibility  ( CSR ) bernama ‘‘Kebun Gizi’’, Sebuah program berbasis lingkungan dan kesehatan guna meningkatkan pola konsumsi sayuran guna memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia.

‘Kebun Gizi’  sebagai salah satu program berbasis masyarakat menjadi upaya untuk memenuhi kebutuhan makan sayur  di tengah masyarakat dengan memanfaatkan lahan pekarangan maupun media lainnya.  Melalui ‘Kebun Gizi’  PT Sharp Electronics Indonesia bersama organisasi nirlaba Rumah Zakat berusaha untuk memenuhi gizi masyarakat dengan cara memberdayakan warga desa dengan memanfaatkan sumber daya alam atau potensi setempat.

Untuk tahap pertama, Sharp menggandeng warga Dusun Pajaten RT 04 RW 02, Desa Sirnabaya, Karawang, Jawa Barat. “ Program ini merupakan apresiasi kami kepada penduduk desa yang terletak di Ring 1 Pabrik kami di Karawang, Jawa Barat.  Kami berharap agar program ini akan meningkatkan kesehatan warga dan juga meningkatkan pengetahuan mereka akan pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka serta harapan ke depannya kegiatan ini mampu menjadi salah satu sumber penghasilan bagi warga”, ungkap Haruhiko Sano, selaku General Manager Brand Strategy Group PT Sharp Electronics Indonesia.

Menggunakan pekarangan rumah warga sebagai kebun contoh, Sharp membangun Green House yang menjadi pusat pelatihan bagi warga.  ‘Kebun Gizi’ Sharp berisikan berbagai tanaman sayuran dan apotek hidup atau dewasa ini lebih dikenal sebagai tanaman herbal dimana nantinya tanaman dan sayuran  ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari menjadi suplai vitamin dan aneka makanan pemenuh gizi warga  serta pengobatan  langsung. Semester pertama sayuran yang akan ditanam adalah sosin , pokcoy, selada air, tomat, kacang panjang  etc, lalu akan dimulai untuk menanam buah-buahan pada semester berikutnya.

Pola tanam yang akan digunakan adalah pola tanam hidroponik yaitu budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas. Sayuran yang dihasilkan pun akan lebih terjamin kesehatannya.

“Banyak sekali manfaat yang di dapat dari program ini, kami ibu-ibu Dusun Pajaten jadi memiliki kegiatan positif, selain itu kami pun dapat memanfaatkan sampah plastik jadi pot tanaman, pekarangan  juga menjadi lebih hijau.  Insya Allah nanti  kami bisa masak sayuran tiap hari karena udah gampang nyari sayuran tinggal ambil dari pekarangan, terima kasih Sharp”, ucap Ceu Eha salah seorang warga desa penerima manfaat yang merupakan penggerak wanita Dusun Pajaten, Desa Sirnabaya.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang tercatat hingga 6 Mei 2016 ada sekitar 166 balita yang terkena gizi buruk, dengan rincian 79 merupakan kasus lama dan 85 kasus baru. Faktor utama penyebab adanya kasus ini adalah karena pola asuh yang salah , minimnya pengetahuan sang ibu, hingga minimnya ketersediaan makanan dirumah. “Kami merasa senang dapat bekerjasama dengan Sharp yang memiliki perhatian khusus terhadap masalah gizi ini,  kami berharap program ini dapat berjalan terus dan dapat dilaksanakan di daerah lainnya juga,” jelas Heni Widiastuti Direktur Program Rumah Zakat.

Kami berharap dengan adanya program ini, Sharp dapat membantu  peraturan presiden (Perpres ) No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yaitu dengan cara menyebarkan pengetahuan mengenai pentingnya mengkonsumsi sayuran dan mengajak masyarakat untuk langsung melakukan gerakan menanam sayuran ini.

“Setelah acara peluncuran hari ini, Sharp bersama Rumah Zakat akan terus memantau serta memberikan pendampingan bagi warga desa, hingga akhirnya nanti mereka akan mandiri dan mampu menyebarkan pengetahuan kepada warga dusun lainnya,” tutup Haruhiko Sano. |AHM