Home Berita Kasus permainan CSR dalam Reklamasi Teluk Jakarta

Kasus permainan CSR dalam Reklamasi Teluk Jakarta

2090

EDYSA GIRSANG
Oleh Zeng Wei Jian

Namanya Edysa Girsang. Seorang aktifis 98. Biasa dipanggil Eki. Dia tulis nickname-nya: EQ. Dia bilang, “Emosi Ahok labil, defisit EQ. Warga DKI butuh gubernur dengan EQ tinggi.”

Saya kira IQ Ahok juga tidak tinggi. Index Prestasi (IP)-nya semasa kuliah cuma 2,8. Sedangkan IP Eki adalah 3,6. Maka ngga heran bila Ahok perna bilang “nenek moyang kita ga perna tinggal di bantaran sungai.” Dia ngga perna jadi lebih pintar setelah berani memaki JJ Rizal sebagai “historian go-block”.

Rabu, 06 Juli 2016, ada kabar pemuda Muara Baru serbu Luar Batang. Seorang pemuda tewas. Warga Luar Batang mengejar para pelaku. Salah seorang pelaku dicomot. Malam harinya, Edot Daeng Ratte ngabarin ada puluhan sepeda motor memadati Masjid Keramat Luar Batang. Mereka adalah para pemuda dari Kamal Muara. Edot tidak bisa memastikan apakah ini adalah konsolidasi agenda serang balik ke Muara Baru.

Eki sedang meluncur ke Luar Batang. Ngajak ketemu. Saya segera bergerak. Jalanan sepi. Warga mudik. Sekitar jam 9, saya sampe di rumah Wignyo. Dia masi pake baju batik. Baru pulang dari rumah Menko Rizal Ramli. Di sana, Wignyo ketemu Lieus Sungkharisma.

“RR bilang gak lama lagi Ahok tumbang,” ujar Wignyo sebelum berangkat ke Luar Batang.

Rombongan Eki sudah ada di aula serba guna Masjid Keramat. Ada seratusan lelaki. Daeng Mansur sedang memberikan pengarahan. Lalu Beni Biki diminta bicara. Panglima Jamran dari AMJU duduk di sebelahnya.

Saya dan Wignyo menemui Edot di halaman luar masjid. Kami ngopi di warung depan. Eki menyusul setelah acara pertemuan selesai. Lantas kami ngobrol di situ sampai jam tiga pagi. Situasi aman. Para pemimpin masjid dan tokoh masyarakat Jakarta Utara mampu meredam ketegangan.

Sudah belasan tahun saya dan Eki tidak perna tatap muka. Dia perna siapin bunker persembunyian di Gunung Lawu bila saya dikejar rezim Presiden Megawati. Sekarang Eki resmi mendaftar sebagai bakal calon gubernur dari PDI-P. Dahulu Eki pernah jadi Ketua posko pemuda mahasiswa di DPP PDI dipo 58 sebelum peristiwa 27 Juli (kudatuli). Wignyo diculik Kopassus pasca kejadian.

“Bahaya bagi Jakarta bila Ahok terpilih lagi,” kata Eki.

Eki adalah pejuang. Di antara semua aktifis, cuma dia yang konsisten. Sampai sekarang, dia masih berkeliaran di kolong tol, menjamah masyarakat marginal. Sesekali menjadi narasumber seminar dan forum mahasiswa. Dia dikenal di Bukit Duri, Cawang, Kalijodoh, Priok dan Bekasi. Dia dekat sekali dengan rakyat. Saya sedang atur waktu ingin ajak dia ke Badui Dalam. Minta restu karuhun selamatkan Indonesia.

Wignyo memaparkan konstelasi politik. Risma, Sjafrie dan Ahok merupakan kandidat dari tiga kelompok dominan: PDIP, Gerindra dan Golkar. Kami sepakat sifat “kutu loncat” Ahok akan segera menghianati kelompok Teman Ahok (TA) yang mengklaim mampu mengumpulkan sejuta KTP. Ada tudingan proses pengumpulan KTP itu dibiayai 30 milyar oleh Podomoro. Sekelompok ex relawan TA mengaku KTP dibeli dari oknum kelurahan dan konter-konter HP.

Kami sepakat bila Risma-Sjafrie bergabung maka Ahok-Golkar akan binasa. Sekalipun Eki dan Wignyo tidak mendukung Sjafrie. Ahok bahkan sulit menang head-to-head melawan Risma atau Sjafrie. Struktur PDI-P dan jaringan militer Sjafrie lebih kuat dan massif dari jaringan tim bayaran Cyrus Network yang “mencuri” start kampanye dengan membidani TA dan mendirikan booth pengepul KTP.

Lieus Sungkharisma yakin Ahok tidak bakal ikut kontestasi pilgub. Skandal korupsi reklamasi, RSSW dan lahan Cengkareng Barat akan menjadikan Ahok sebagai tersangka KPK.

Sekalipun kader PDI-P bernama Oka Wijaya bilang Ahok masih berusaha melobi Ibu Megawati dan Djarot masih bermimpi jadi Wagub-nya Ahok. Saya heran Djarot masih mau jadi wagubnya Ahok sekalipun dahulu Djarot pernah dipermalukan di depan publik karena persoalan listrik PRJ.

Sekali pun ada satu dua orang elite PDI-P macam Ara Sirait dukung Ahok namun menurut Eki dan Wignyo, struktur DPD sampai anak ranting solid anti Ahok. Jadi, bila Ibu Megawati dan Jokowi tetap nekad usung Ahok maka kebijakan itu akan digergaji di lapangan. Sekalipun tetap cinta Megawati.

Ahok akan ditinggalkan sejumlah besar taipan bila Sjafrie dan Risma resmi diusung partai. Mungkin hanya Sinar Mas dan Lippo saja yang akan masih membiayai Ahok. Itu pun mereka akan main di dua kaki.

Wignyo berpendapat bahwa Ahoker akan beralih ke Risma bila Ahok masuk kotak. Saya kira Ahok masih akan mengkapitalisasi kartu ras dan agama untuk mendulang suara. Satu per satu klaim prestasinya mulai ketahuan tidak benar. Contoh soal kebersihan sungai ternyata dikerjakan oleh Kodam Jaya. Citra bersih rusak oleh berbagai skandal korupsi dan permainan CSR dengan developer. Ahok ditolak di mana-mana, bahkan dihujani batu di Penjaringan.

Bagi Eki, bandar besar di belakang Ahok adalah program USA. Ahok menjadi pilot project Amerika merusak kultur budaya lokal Indonesia. Washington Consensus ada dibalik fenomena Obama dan Saddiq Khan. “Dalam skala minor, Ahok diposisikan sebagai pemeran dari permainan yang sama untuk Indonesia,” kata Eki.

Eki juga menulis pesan di wall FB saya. Isinya:

“Sementara yang lain hanya bisa mencaci maki tp tak mau berjuang bersama. Ingat!!!! Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebenaran yang tercerai berai. Stop sekedar caci maki mari siapkan semua perangkat perjuangan kita.”

Dalam diskusi tengah malam itu, kami juga merumuskan konsolidasi aksi dan sederet agenda yang akan dirilis pasca lebaran. Saya tidak bisa membuka apa saja agenda itu. Agar tidak dicontek Ahok.

Sebelum bubar, Eki berpesan, “Jakarta sebagai pusat Nasional harus menjadi tauladan dan contoh bagi peradaban Indonesia. Agar tujuan Nasional bisa terujud. Disinilah Ahok tidak menjadi Indonesia, semua tata nilai ditabraknya. Gaya kepemimpinannya yang arogan, angkuh dan merasa benar sendiri merusak nilai nilai ke Indonesiaan kita.”