Home Berita ISF 2025: Indonesia Siap Jadi Pemain Kunci Ekonomi Hijau Global

ISF 2025: Indonesia Siap Jadi Pemain Kunci Ekonomi Hijau Global

18

Indonesia Ketuk Pintu Global, Tawarkan Masa Depan Hijau dan Berkelanjutan

CSRINDONESIA – Ruang rapat itu bukan sekadar tempat berkumpulnya para pejabat tinggi. Lebih dari itu, ia menjadi saksi bisu sebuah tekad kolektif. Di sanalah, narasi besar tentang masa depan Indonesia dirangkai, sebuah narasi yang hendak dikumandangkan ke seluruh penjuru dunia. Agendanya tunggal, menyiapkan panggung bagi Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025, sebuah perhelatan yang digadang-gadang bukan sebagai sekadar forum diskusi, melainkan penanda dimulainya babak baru.
Babak di mana Indonesia tak lagi hanya menjadi peserta, melainkan pemain kunci dalam peta ekonomi hijau global. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah serta Kadin Indonesia, sedang menyusun strategi final. Mereka yakin, kolaborasi pemerintah dan swasta adalah senjata ampuh untuk mendorong agenda keberlanjutan yang selama ini kerap terbentur di antara kepentingan.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, dengan nada meyakinkan menekankan bahwa dukungannya tidak terbatas pada kata-kata. “Kami ingin mendorong agar penggunaan teknologi dan inovasi ramah lingkungan semakin meluas,” ujarnya. Visinya jelas, integrasi yang baik tidak hanya akan membuka lapangan pekerjaan baru, tetapi juga menjawab tantangan masa depan. “Kami siap berkolaborasi agar ISF 2025 tidak hanya sukses penyelenggaraan, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Dampak nyata itulah yang ingin diwujudkan pada 10 dan 11 Oktober 2025 mendatang di Jakarta International Convention Center. Dengan mengusung tema “Investing for a Resilient, Sustainable, and Prosperous World,” forum ini bertujuan mempertemukan seluruh pemangku kepentingan. Dari pemerintah, BUMN, swasta, akademisi, hingga investor global dan organisasi internasional. Rangkaian acaranya dirancang komprehensif, mulai dari sesi pleno, dialog tematik, hingga pameran. Salah satu magnet utamanya adalah Science Corner, yang akan memamerkan inovasi terkini dari kampus-kampus ternama seperti UI, ITB, IPB, ITS, dan UGM. Namun, sorotan paling terang mungkin akan tertuju pada high-level dialogue yang mempertemukan 30 CEO global, sebuah pertemuan tingkat tinggi yang difasilitasi World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).
Bagi Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, ISF 2025 adalah panggung. “Ini panggung bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan global dalam hilirisasi, energi terbarukan, dan ekonomi hijau,” katanya dengan semangat. Event ini, lanjutnya, adalah display proyek-proyek strategis yang siap ditawarkan. Harapannya melambung tinggi, forum ini dapat melahirkan kerja sama konkret yang memberi warasan berharga bagi generasi mendatang.
Antusiasme terhadap forum ini telah terlihat nyata. Hingga akhir September 2025, lebih dari 4.000 peserta telah mendaftar. Sebanyak 3,7 persen di antaranya adalah peserta internasional. Sebuah angka yang belum final, karena panitia masih aktif mengejar peningkatan partisipasi global, khususnya dari kawasan ASEAN dan Asia Pasifik. Upaya itu dilakukan melalui kerja sama dengan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC), Kementerian Luar Negeri, dan jaringan Kadin di luar negeri.
Dari kubu swasta, semangatnya tak kalah membara. Bobby Gafur Umar, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, menyatakan kesiapan dunia usaha untuk menjadi motor penggerak. “Melalui ISF 2025, kami ingin menunjukkan kesiapan sektor swasta untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan mitra global,” ungkapnya. Tujuannya adalah menghadirkan solusi inovatif sekaligus membuka peluang bisnis baru yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Secara substansi, panggung ini telah diisi oleh 49 pembicara yang telah dikonfirmasi. Sebanyak 17 di antaranya adalah pembicara nasional, dan 32 lainnya adalah pembicara internasional. Pipeline pembicara dan materi masih terus dikembangkan, dengan fokus yang tajam pada energi bersih, hilirisasi mineral kritis, pembiayaan hijau, dan transformasi digital.
Di balik pintu ruang rapat yang telah ditutup itu, getaran persiapannya masih terasa. Indonesia tidak hanya menyiapkan sebuah forum. Ia menyiapkan sebuah pernyataan, sebuah undangan bagi dunia untuk menyaksikan dan terlibat dalam lompatan besar menuju ketahanan, keberlanjutan, dan kemakmuran yang sesungguhnya. Semuanya akan teruji dalam hitungan hari. |WAW-CSRI