Kairo, CSRINDONESIA – Berita ini tersebar ke seluruh dunia: Janggut dari topeng Tut Ankh Amun yang terkenal di seluruh penjuru dunia dan berusia lebih dari 3000 tahun terlepas karena prosedur pembersihan dan direkatkan dengan terburu-buru. Kemarin, topeng emas Firaun muda tersebut ditampilkan kepada publik dunia dalam upacara yang diselenggarakan di museum Mesir di Kairo. Untuk memastikan jenggot tersebut merekat ke topeng, dipakailah perekat yang disesuaikan sebagai solusi dari Henkel.
Christian Eckmann dari Römisch-Germanisches Zentralmuseum di Mainz, yang bertanggungjawab atas proyek restorasi ini, dengan terbuka menggarisbawahi kontribusi Henkel saat konferensi pers kemarin: “Saran yang kompeten dari para ahli departemen riset Henkel Adhesives Technologies berkontribusi secara signifikan. Kami dapat melepaskan janggut yang direkatkan dengan terburu-buru tersebut dan membetulkannya dengan menggunakan perekat yang disesuaikan sebagai solusi tersendiri dari Henkel.” Eckmann juga berterimakasih kepada Gerda Henkel Stiftung yang mendukung pekerjaan restorasi ini melalui pendanaan.
“Kami sangat bangga telah menjadi bagian dari proyek yang luar biasa ini,” kata Ahmed Fahmy, Wakil Presiden Afrika Utara & Presiden Henkel Mesir. “Mesir adalah sebuah pasar yang penting untuk Henkel dengan tradisi yang telah terbangun sejak lama. Kami sangat bangga telah berkontribusi melalui para ahli kami dalam proyek restorasi bagian dari sejarah yang luar biasa ini!”
Dukungan dari para ahli Adhesives
Kisah ini bermula ketika Dr. Dirk Kasper, seorang spesialis di bidang perekat hotmelt, membaca sebuah artikel surat kabar mengenai penggunaan bahan perekat yang tidak benar telah merusak topeng Tut Ankh Amun yang berusia lebih dari 3000 tahun. Ia dengan serta merta menghubungi tim restorasi topeng tersebut dan menawarkan dukungannya. “Kami adalah ahlinya di bidang bahan perekat,” kata Kasper. Dan dukungan tersebut sangat diapresiasi.
Rekan kerjanya, Dr. Rainer Schönfeld pun diundang untuk memeriksa topeng tersebut bersama dengan tim-nya: “Topeng tersebut telah direkatkan dengan proses yang tidak semestinya, dengan menggunakan epoksi. Kami memiliki keahlian di bidang teknologi epoksi–dan kami juga tahu betul bagaimana cara melepaskan jenis bahan perekat seperti ini.”
Tim-nya menyelenggarakan analisis yang menyeluruh dan mengembangkan metode untuk melepaskan lem epoksi tersebut dari topeng tanpa meninggalkan sisa. “Dengan serta merta kami juga memeriksa portofolio teknologi komprehensif Henkel untuk melihat bahan perekat apa yang paling cocok untuk digunakan dalam proses restorasi ini,” jelas Dirk Kasper. Persyaratannya sangat sulit: bahan perekat yang digunakan haruslah bahan perekat yang mudah untuk dilepaskan tanpa meninggalkan sisa apapun, dan harus mampu bertahan di tengah cuaca dan temperatur tinggi di Mesir, serta tahan akan getaran yang ditimbulkan dari proses pemindahan.
Dalam proses pengukuran fisik, model 3D dan pengujian aplikasi, para ahli dapat mengembangkan bahan perekat yang ideal. “Bisnis harian kami adalah untuk merancang bahan perekat yang berteknologi tinggi – namun proyek ini adalah proyek yang sangat menarik bagi tim kami! Kami semua sangat bangga telah mengembangkan bahan perekat hotmelt berteknologi tinggi dari Henkel saat inilah yang merekatkan topeng Tut Ankh Amun yang dikenal oleh seluruh dunia!” (WAW)