CSRINDONESIA – Jakarta, The Chartered Insurance Institute menekankan peluang yang ada di dalam ‘gap sektor asuransi’ bagi pemain profesi asuransi di Indonesia, yang dapat diraih dengan membangun kapasitas dan sosialisasi yang lebih besar.
Data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tantangan terbesar bagi sektor asuransi di Indonesia adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai sektor ini. Menurut data tersebut, hanya 15-16 orang dari 100 orang Indonesia yang mengenal sektor ini dan hanya 12 orang yang benar-benar menggunakan jasa asuransi. Tantangan ini masih ditambah dengan kurangnya inovasi produk dan kurangnya kemampuan perusahaan untuk menarik minat generasi muda atau millennials pada sektor asuransi.
Namun The Chartered Insurance Institute (CII) melihat hal ini sebagai peluang untuk berkembang. Sebagai salah satu sponsor dalam konferensi Insurance Innovators 2018 – yang diadakan di Jakarta pada 13 – 14 Februari 2018 ini – CII menyediakan wadah bagi para pemain sektor asuransi untuk mendiskusikan dan mencari berbagai pendekatan inovatif serta teknologi baru f untuk meningkatkan interaksi serta jumlah nasabah di waktu yang akan datang.
“Kesempatan bagi sektor asuransi untuk terus berkembang di Indonesia dan kemampuan untuk melayani nasabah sebenarnya sudah sangat matang, namun kapasitas yang dimiliki masih perlu dibangun dengan pengetahuan dan kompetensi sehingga bisa sepenuhnya memanfaatkan kesempatan ini. Tujuan kami adalah membantu membangun potensi tersebut dengan menawarkan modul pembelajaran yang sangat beragam untuk membantu mengembangkan bakat yang ada di dalam sebuah organisasi,” ungkap Helen Robets selaku Regional Manager CII dalam event Insurance Innovators 2018.
Salah satu model yang ditawarkan oleh CII adalah Takaful Program. Modul pembelajaran yang telah disesuaikan dengan pasar lokal ini memberikan kesempatan bagi pemain asuransi untuk mendapatkan sertifikasi bertaraf internasional. Mereka yang mengambil modul unit Takaful akan mendapatkan kredit, sehingga mereka hanya diharuskan mengikuti satu modul tambahan (yang biasanya berjumlah tiga modul).
“Modul-modul pembelajaran ini akan membantu melahirkan para lulusan yang telah dipersiapkan untuk memasuki sektor asuransi dengan percaya diri dan mampu memanfaatkan seluruh kelebihan yang mereka miliki. Kami harap hal ini dapat membantu pemain sektor asuransi serta perusahaan asuransi untuk meningkatkan jumlah nasabah serta mendorong pertumbuhan sektor asuransi di Indonesia,” terang Helen.
Selain itu, program Insurance Assess dari CII juga dapat membantu organisasi dalam sektor asuransi untuk lebih memahami kompetensi teknis serta mengidentifikasi gap melalui pembelajaran dengan memanfaatkan wadah pembelajaran elektronik (e-learning) untuk mengembangkan pengetahuan para staff mengenai sektor asuransi dan keuangan.
CII telah beroperasi di 150 negara dengan 125.000 anggota yang berkomitmen terhadap standard profesionalisme yang tinggi. Tim manajemen senior CII telah bekerja sama dengan pemerintah di berbagai negara serta para pembuat keputusan lainnya untuk memetakan bentuk praktek terbaik dalam sektor asuransi. Mereka juga berkolaborasi langsung dengan para pemangku kepentingan lainnya di dalam sektor asuransi serta para pembina bakat untuk menarik, mempersiapkan dan mempertahankan para pekerja profesional dalam sektor asuransi di masa yang akan datang.|CSRI/WAW.