Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten
Drs. H. Septo Kalnadi kepada Ajigiri, Manager HRD & GA PT Korindo Heavy Industry
Tiga Mahkota di Banten: Ketika Keselamatan Menjadi Budaya, Bukan Sekadar Prosedur
CSRINDONESIA –Banten, Di sebuah pendopo megah yang menjadi simbol pemerintahan Provinsi Banten, hari itu—23 April 2025—tidak hanya menjadi seremoni biasa. Ia menjadi panggung bagi cerita-cerita diam yang jarang terdengar: tentang helm yang selalu dipakai, tentang tanda peringatan yang tak sekadar hiasan, dan tentang nyawa yang selamat karena budaya kerja yang benar-benar dijalankan.
Di antara 288 perusahaan yang naik ke podium untuk menerima apresiasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten, satu nama mencuri perhatian: PT Korindo Heavy Industry (KHI). Tak tanggung-tanggung, tiga penghargaan sekaligus diboyong pulang oleh perusahaan manufaktur berat ini—dari yang paling teknis hingga yang paling humanis.
Platinum untuk P2K3, Gold untuk Pencegahan HIV/AIDS, dan Zero Accident—penghargaan yang hanya bisa diraih ketika tak satu pun kecelakaan terjadi dalam periode evaluasi.
“Alhamdulillah, tahun ini KHI berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus. Ini jadi motivasi bagi kami untuk terus memperkuat budaya K3,” ujar Ajigiri, Manajer HRD & GA KHI, sambil menggenggam erat trofi yang tak hanya terbuat dari logam, tetapi juga dari kerja keras dan kepedulian.
Lebih dari Sekadar Kepatuhan
Penganugerahan ini bukan sekadar ajang penghormatan tahunan. Gubernur Banten, Andra Soni, dalam pidatonya menekankan bahwa implementasi K3 bukan hanya soal aturan, tapi tentang masa depan manusia di balik mesin dan struktur pabrik.
“Kami ingin agar program ini mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengurangi angka pengangguran di Banten. K3 adalah fondasinya,” ujarnya dengan nada tegas namun menggugah.
Senada, Drs. Septo Kalnadi, Kepala Disnakertrans Banten, menyebut bahwa keselamatan kerja adalah bentuk investasi jangka panjang yang sering diremehkan. “Ini bukan hanya soal mematuhi aturan. Ini soal menghargai hidup,” katanya.
Mengapa Penghargaan Ini Penting?
Dalam dunia industri, terutama sektor berat seperti yang dijalankan KHI, risiko adalah bagian dari keseharian. Ketika perusahaan bisa menunjukkan zero accident, itu berarti ada upaya sistemik yang masif: pelatihan rutin, SOP yang dijalankan tanpa kompromi, dan budaya saling mengingatkan yang hidup di setiap lini.
Peringkat Platinum untuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah pengakuan atas struktur internal yang kuat dan berfungsi nyata, bukan sekadar formalitas organisasi. Sementara peringkat Gold untuk Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2HIV) menunjukkan komitmen perusahaan terhadap isu yang sering dianggap tabu: bahwa kesehatan mental dan fisik—termasuk terkait HIV/AIDS—adalah bagian tak terpisahkan dari ekosistem kerja.
Korindo dan Jejak yang Ditinggalkan
Sebagai bagian dari Korindo Group, KHI tak hanya mengejar efisiensi dan produksi, tapi juga menanam nilai dalam proses industrinya. Mereka menjadikan penghargaan bukan sebagai pencapaian akhir, tetapi sebagai titik tolak menuju kultur kerja yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.
Ketika seluruh dunia bicara soal ESG (Environmental, Social, Governance), penghargaan K3 seperti ini adalah bukti nyata bahwa perusahaan Indonesia pun bisa tampil di barisan depan dalam praktik keberlanjutan sosial.
Keselamatan bukan sekadar angka. Ia adalah cerita tentang pulangnya seorang ayah ke rumah, tentang seorang ibu yang bisa kembali memeluk anaknya tanpa luka, dan tentang sebuah perusahaan yang sadar bahwa nyawa manusia tak pernah boleh menjadi variabel yang bisa dikompromikan.
KHI hari ini bukan hanya penerima penghargaan, mereka adalah pengingat bahwa di balik setiap produksi, ada denyut nadi yang mesti dijaga. |WAW-CSRI