Jakarta, CSR Indonesia – Coca-Cola Amatil Indonesia bertekad untuk terus mengembangkan dan meningkatkan program-program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka secara lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang. Hal ini diungkapkan Tim Coca-Cola Amatil Indonesia saat mengunjungi kantor majalah CSR Indonesia (2/10) di Jalan Sambas Jakarta.
“Setiap hari kami menciptakan berjuta momen kebahagiaan dan berbagai peluang. Untuk itu, dengan rendah hati kami coba untuk berkontribusi di mana-mana. Hal itu kami wujudkan dalam empat pilar CSR kami yaitu melindungi dan melestarikan lingkungan (environment), mendukung pengembangan peluang-peluang ekonomi (marketplace), mempertahankan budaya kerja dan nilai-nilai positif di kalangan karyawan (workplace), serta berkontribusi terhadap perkembangan sosial masyarakat di mana mereka beroperasi (community),” jelas Kristy Nelwan, Head of Corporate Communications Coca-Cola Amatil Indonesia.
“Di kami empat pilar itu kami wujudkan dalam dua hal. Pertama adalah apa yang sudah kita lakukan sehari-hari di operation yang kita sebut inisiatif, misalnya upaya kami untuk terus menerus mengurangi sampah dari sektor produksi. Sedangkan kalau secara program sendiri ada banyak, misalnya untuk bidang lingkungan kita fokus ke water reservation, jika juga melakukan penanaman pohon dan membuka lahan hijau sekitar pabrik, serta mengajak masyarakat sekitar pabrik untuk sama-sama memelihara pohon tersebut. Hasil penanaman pohon ini rencana jangka panjang akan kita gunakan untuk membangun sekolah bagi masyarakat. Program yang kita namakan Coca-Cola Forest ini baru berjalan setahun dan kita jaga untuk berkelanjutan sejala rencana jangka panjangnya, “ tambah Ardhina Zaiza, CSR Spesialist Coca-Cola Amatil Indonesia.
Meski waktu yang tersedia sangat terbatas, sebelum usai, selain menyinggung tentang program Coca-Cola Forest, Ardhina juga menyempatkan berbagi sedikit cerita tentang program pelatihan sepakbola bagi anak-anak yang diberi titel “Coke Kick”, program “Bali Beach Clean Up” yang dilakukan bekerja sama dengan desa adat di Bali sejak 2008 dan terus berkelanjutan hingga sekarang serta banyak program-program lainnya. (WAW)