
Dari Ruang Rapat PBB ke Jantung Pembangunan Asia, Sebuah Buku Meluncur untuk Merajut Kembali Masa Depan
CSRINDONESIA – Dengan jari jemari yang masih menghafal denah kota kota besar di Asia, Bambang Susantono menelusuri kembali peta pemikirannya. Bukan lagi peta infrastruktur fisik, melainkan peta jalan menuju dunia pasca pandemi yang lebih adil, hijau, dan manusiawi. Peta itu kini terangkum dalam buku terbarunya, “Building Forward Better, An Equitable, Sustainable, Inclusive Future for Asia and the Pacific,” karyanya yang ke tujuh belas.
Di ruang yang pernah menjadi pusat diplomasi global, Kantor Perserikatan Bangsa Bangsa di Menara Thamrin, Jakarta, buku itu diluncurkan pada suatu hari di bulan September. Udara di ruang itu tidak saja diisi oleh ucapan selamat, melainkan juga oleh gumpalan pemikiran yang menuntut perhatian. Gita Sabharwal, Kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia, membuka pertemuan itu dengan sambutan hangat. Ia menyambut para tamu dari berbagai sudut dunia pembangunan, akademisi, dan pemerintah.
“Buku ini,” ujarnya, “bukan sekadar kumpulan kata kata. Ia adalah platform diskusi.” Gita menyoroti beberapa pembahasan kritis di dalamnya, mulai dari pengembangan sumber daya manusia, pendanaan iklim yang masih menjadi teka teki besar, hingga transisi energi yang adil, sebuah fransa yang sering diucapkan namun jarang diwujudkan dalam aksi nyata.














