Home Kilas Nusantara Bukan Sekedar Gagah Menjadi Penerbang

Bukan Sekedar Gagah Menjadi Penerbang

1988
Pilot cantik 'Srikandi' dan ganteng 'Gatot Kaca', Cibubur, Jakarta.

Di tengah keriuhan Launching Pusdirga & Festival Dirgantara – Pusdirga (Pusat Pendidikan Kedirgantaraan Gerakan Pramuka) Fair 22-23Mei 2015. Beberapa sekolah kedirgantaraan ikut serta berpameran di dalamnya. Termasuk para calon pilot-pilot muda yang menunggu stand pameran untuk mengedukasi dan memberikan informasi tentang sekolah penerbangan.

Deraya flying School yang berdiri sejak tahun 1972 merupakan sekolah swasta penerbangan yang pertama di Indonesia, turut andil dalam acara Dirgantara Fair di Cibubur, Jakarta. Berbagai latar belakang alasan memberi warna bagi setiap orang yang mempunyai cita-cita, salah satunya menjadi penerbang. Dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi calon pilot-pilot muda itu untuk berbagi informasi kepada para pengunjung. Apalagi di tengah para pilot pria ‘Gatot kaca’ muda itu ada seorang pilot wanita, ‘Srikandi’ yang baru saja lulus.

“Menjadi pilot bukan cita-cita saya. Sebelumnya,lima tahun saya menjadi pramugari, tiga tahun di Batavia dan dua tahun di Garuda. Namun ada kegelisahan tersendiri dalam diri saya, bahwa saya bisa lebih dari sekedar apa yang sudah saya lakukan. Dan menjadi pilot adalah pekerjaan yang menatang bagi saya. Tentu pertama kali saya mendapat cemoohan dari rekan-rekan kerja, tapi keseriusan saya ini saya buktikan dengan sekolah penerbangan dan lulus” kasta Janet Febrina (27th) di Cibubur, Jakarta (23/5).

Berbeda dengan Andrew Irawan (20th) menjadi pilot adalah cita-citanya sejak kecil. Andrew menyukai, dan senang mencoba atau mengelsplorasi hal-hal yang baru dan menantang. Sedangkan Aditya Kusuma (20th) lebih karena ingin berbeda profesi dari keluarganya yang semua engineering. “Keluarga saya mulai dari kakek, ayah, paman semua dalah engineering dan banyak bekerja di oil dan gas. Saya ingin berbeda dari itu, makanya saya pilih menjadi penerbang” tukas Aditya.

Lain lagi Dino Panggabean (19th), pemuda paling kecil usianya diantara teman-temannya itu selain menjadi pilot adalah cita-citanya pekerjaan pilot ini menantang, selalu mendapatkan pengalaman dan hal- hal baru dan mengarungi alam luas dengan mengunjungi berbagai tempat di belahan bumi. “Dengan begitu saya bisa dapat keliling dunia” ujar Dino sembari tersenyum.

Ketika ditanya apakah mereka tidak takut mati? Mereka cuma tertawa dan hanya berkata, kecelakaan yang berkaitan dengan kematian itu semua sudah ada yang mengatur, yang terpenting adalah siapkan diri dengan banyak belajar, mengembangkan ilmu, hal-hal yang tidak mengenakkan buat sebagai pelajaran dan yang terpenting bisa menjadi generasi yang tangguh dan bermoral. Wah..wah hebat ya mereka, coba saja generasi kita semua begini pasti maju negeri ini. (uci)