Bertungkus Lumus Lestarikan Warisan Sejarah, Modernland Raih “Best of The Best” CSR Indonesia Awards 2024

CSRINDONESIA – Sebuah bangunan kuno bernama Candranaya, yang terletak di jalan Gadjah Mada, Jakarta Barat, itu awalnya terbengkalai dan banyak dijarah bagian-bagian bangunannya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan daun pintu, jendela dan unsur-unsur interior arsitektural lainnya banyak yang hilang dan tersebar kemana-mana oleh para penjarah. Padahal sebenarnya bangunan ini memiliki nilai seni budaya dan sejarah yang penting untuk dilestarikan.

Terancam musnah di tengah kemajuan pembangunan kota Jakarta yang semakin dikuasai oleh beton-beton dan bangunan pencakar langit, sebuah perusahaan property ternama di Indonesia bergerak menyelamatkannya. Tentu saja upaya untuk mennyelamatkan, merenovasi dan melestarikan bangunan warisan budaya lokal masa lalu ini tidaklah mudah. Butuh pengorbanan dana, Waktu dan juga upaya-upaya keras dalam mewujudkannya.

Berawal dari harapan agar situs kebudayaan Candranaya bisa dinikmati oleh generasi mendatang, maka hal itu menjadi alasan utama bagi PT Modernland Reality Tbk untuk menggulirkan program CSR Kebudayaan terhadap situs kebudayaan Candranaya yang nampak merana dan kesepian di pusat kota Jakarta tersebut.

“Candranaya bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga simbol keberagaman budaya yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa. Melalui komitmen CSR kami, Modernland ingin memastikan situs ini tetap ada sebagai bagian dari kebudayaan yang bisa dinikmati oleh generasi mendatang,” ungkap Vice President PT Modernland Realty Tbk, Dharma Mitra dalam presentasinya pada CSR Indonesia Awards 2024 di PIB Bali (30/11).

Dharma mengungkapkan, pihaknya meyakini bahwa dengan melestarikan Candranaya maka Modernland akan turut berkontribusi pada pengembangan sosial dan edukasi bagi masyarakat sekitar.

“Komitmen Modernland terhadap CSR sejalan dengan visi perusahaan dalam menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia,” paparnya.

Dharma menceritakan bahwa untuk mewujudkan program CSR tersebut, pihaknya harus mencari kepingan-kepingan arsitektural Candranaya yang tersebar di rumah-rumah penjarah atau pembelinya, kemudian membelinya kembali untuk merenovasi Candranaya seperti dahulu kala.

Lebih lanjut Dharma Mitra memaparkan bahwa pengelolaan Candranaya, merupakan salah satu prioritas CSR Kebudayaan Modernland. Melalui program tersebut, perusahaan berupaya untuk tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga senantiasa mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya sejarah dan keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Langkah ini diharapkan mampu membangun kesadaran serta memperkuat rasa memiliki masyarakat terhadap situs budaya tersebut.

Berkat kerja kerasnya dalam program CSR inilah akhirnya PT Modernland Reality Tbk berhasil menyabet penghargaan Gold untuk kategori “Karsa Budaya Prima” atau CSR bidang Kebudayaan dari ajang CSR Indonesia Awards 2024 yang digelar oleh Meprindo Communication beserta csr-indonesia.com di Khatulistiwa Hall, Kampus Politeknik International Bali (PIB), 30-31 Oktober 2024.

Namun pada pergelaran CSR Indonesia Awards 2024 kali ini, Modernland tidak hanya mengajukan program CSR Kebudayaan saja. PT Modernland Realty Tbk juga mengajukan salah satu program CSR-nya di bidang Pendidikan melalui berbagai program yang dirancang untuk memperkaya akses dan kualitas pendidikan di wilayah operasional perusahaan. Untuk kategori CSR Pendidikan atau “Didaktika Pratama Unggul” yang diikuti oleh lebih banyak perusahaan tersebut, Modernland berhasil memperoleh penghargaan “Silver”.

Selanjutnya berdasarkan akumulasi nilai dari kedua program CSR yang diikutsertakan alam ajang ini, Dewan Juri CSR Indonesia Awards 2024 mengganjar PT Modernland Realty Tbk dengan penghargaan “Best of The Best” atau perusahaan dengan program CSR terbaik pada ajang CSR Indonesia Awards 2024 tersebut.

CSR untuk Seni Budaya: Makanan Jiwa yang Tak Kalah Penting

Keberhasilan Modernland dalam meraih penghargaan “Best of The Best” pada CSR Indonesia Awards 2024 di Bali ini, menunjukkan bahwa CSR bidang kebudayaan merupakan alah satu program CSR yang layak untuk dipertimbangkan oleh perusahaan-perusahaan yang ada.

Memang, di tengah fokus utama kegiatan CSR yang kerap hanya berpusat pada kebutuhan fisik masyarakat—seperti bantuan pangan, kesehatan, atau pendidikan—ada satu aspek yang tak kalah penting namun sering terlupakan: seni dan budaya. Padahal, seni dan budaya adalah “makanan batin” yang mampu membangkitkan jiwa dan memperkuat identitas masyarakat. Kegiatan CSR yang mendukung aspek ini memiliki potensi untuk memberikan dampak yang signifikan, tidak hanya untuk masa kini, tapi juga untuk generasi mendatang.

Kepedulian terhadap seni budaya memiliki kekuatan tersendiri dalam membangun karakter masyarakat yang kreatif, berpikiran terbuka, dan mampu menghargai keberagaman. Namun, masih banyak perusahaan yang enggan atau bahkan ragu-ragu untuk berinvestasi di bidang ini, mungkin karena hasilnya tidak selalu tampak “dramatis” atau “epik” layaknya bantuan dalam bentuk fisik. Padahal, kontribusi pada seni dan budaya adalah sebuah investasi jangka panjang yang dapat memperkaya kehidupan masyarakat, menginspirasi generasi muda, dan memperkuat rasa bangga pada kekayaan budaya bangsa.

Dampak positif dari CSR untuk seni budaya sudah terbukti di berbagai belahan dunia. Dari pendirian pusat budaya di pedesaan hingga revitalisasi warisan seni tradisional, CSR di bidang ini mampu mendorong berkembangnya minat seni di kalangan generasi muda yang kelak akan menjadi penjaga dan penerus budaya.

Prof. Dian Kurniawan, seorang pakar CSR dan pengamat seni budaya, menyampaikan pandangannya yang menggugah: “Membangun pabrik itu penting, tetapi membangun jiwa jauh lebih penting. Karena bangsa yang sehat bukan hanya mereka yang kenyang, tetapi mereka yang memiliki identitas budaya yang kuat. Seni adalah jembatan untuk menyampaikan nilai, dan CSR dapat menjadi alat penting dalam merawat jembatan tersebut.”

Mengembangkan kegiatan CSR di bidang seni budaya bisa dimulai dengan hal-hal sederhana: mendukung pameran seni lokal, membantu pengrajin tradisional memperluas pasar, atau bahkan mendanai festival budaya tahunan yang membuka kesempatan bagi masyarakat untuk lebih dekat dengan budaya mereka. Dalam jangka panjang, investasi ini akan berbuah pada terbentuknya masyarakat yang lebih humanis, kreatif, dan sadar akan nilai budaya mereka.

Memang, mungkin tak ada sambutan besar atau headline dramatis bagi perusahaan yang memilih seni budaya sebagai fokus CSR-nya. Namun, dampaknya akan terasa dalam jangka panjang. Dukungan untuk seni budaya adalah bentuk kepedulian yang menyejukkan, yang pada akhirnya memberi manfaat bagi masyarakat dan memperkokoh reputasi perusahaan. |WAW-CSRI