CSRINDONESIA – JAKARTA, Lebaran 2018 atau perayaan Idul Fitri 1439H sebentar lagi tiba. Sebagai pelengkapnya fenomena mudik pun segera gegap gempita mengiringinya.
Bagaimana pun juga mudik Lebaran telah menjadi fenomena tersendiri di Indonesia. Apapun tantangannya, mayoritas masyarakat Indonesia akan rela bersusah payah melakukan perjalanan panjang menuju kampung halaman untuk bersilahturahmi dengan saudara dan kerabat tercinta.
Menurut Ketua INSTRAN (Institus Studi Transportasi) dan Ketua Bidang Advokasi MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia), Darmaningtyas, Kementerian Perhubungan memperkirakan akan terjadi kenaikan arus mudik pada musim mudik Lebaran 2018 ini sebesar 10-15% dibandingkan mudik 2017. Adapun prediksi penggunaan masing-masing moda transportasi adalah sebagai berikut: Pemudik yang menggunakan moda darat mencapai 8,09 juta orang , yang menggunakan KA sebesar 4,63 juta orang, pengguna moda udara diperkirakan sebesar 5,75 juta orang, yang menggunakan transportasi laut sebesar 1,77 juta orang, sedangkan pemudik dengan menggunakan sepeda motor diperkirakan mencapai 6,39 juta orang, naik dari tahun 2017 yang mencapai 4,78 juta orang.
Perkiraan kenaikkan jumlah pemudik tersebut mungkin tidak terlepas dari lamanya cuti bersama yang mencapai tujuh hari, atau total libur mencapai 10 hari, yaitu dari tanggal 11 hingga 20 Juni 2018. Cuti bersama itu sendiri berlangsung pada tanggal 11, 12, 13, 14, 18, 19 dan 20 Juni 2018, sedangkan pelaksanaan Idul Fitri tepat pada tanggal 15-16 Juni.
Guna mendukung terwujudkan lebaran 2018 yang aman, nyaman dan lancar, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menyatakan Polri memiliki beberapa tugas yaitu stabilisasi harga, medfukung keamanan arus mudik, keamanan konvensional terkait dengan mudik, dan antisiapsi terorisme.
Diprediksi puncak mudik lebaran 2018 sekarang akan terjadi tanggal 9-10 Juni 2018. “Mudah-mudahan tidak stuck. Kita punya pengalaman pahit 2016 yaitu horor Brexit. Tapi udaj diperbaiki. Pengamanan di tahun 2017 sangat bagus dan dapat apresiasi pimpinan negara.”
Sekarang pun Polri suda siap untuk mengamankan kelancaran dan ketertiban arus mudik lebaran tahun 2018 yang sudah terasa sejak sekarang.
Berbicara pada Forum Promoter POLRI 2018 yang mengangkat tema “Kesiapan Menghadapi Mudik Lebaran Dalam Rangka Mewujudkan Kamseltibcarlantas,” yang digelar Kamis (7/6) di Hotel 88 Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan beliau menyatakan kesiapan tersebut sudah dimulai sejak hari itu juga.
“Hari ini sudah dimulai Operasi Ketupat 2018 untuk pengamanan mudik Lebaran, ada 177 ribu lebih personil baik Polri, PMI, maupun dinas terkait yang diterjunkan,” ujar Setyo.
Menurut Setyo, fokus untuk keamanan mudik lebaran sekarang ini telah disinyalir akan terjadi pada 10 titik kemacetan yang telah diidentifikasikan oleh pihak Korlantas Polri.
Mengamini Setyo, Kombes Pol. Bambang Sentot Widodo, Kasubditwal dan PJR, Mabes Polri merinci 10 titik rawan macet tersebut yaitu di ruas Tol Jakarta-Cikampek, Gerbang Tol Palimanan, Jembatan Kalikutho, Gerbang Tol Manyaran, Pasar Tonjong, Limbangan, Rest Area Cipali, Rest Area Cikampek, Penyeberangan Merak, dan Penyeberangan Ketapang.
Sinergitas Kementerian dan BUMN
Keinginan utama Polri menurut Bambang yaitu kelancaran jalan yang baik bagi para pemudik dan keselamatan pemudik yang lebih terjamin di jalan raya.
Adapun langkah-langkah utama penanganan PAM Arus Mudik 2018 antara lain: melipat gandakan moda angkutan massal dibanding angkutan pribadi, infrastruktur transportasi darat yang bebas hambatan, ketersediaan tempat istirahat yang memadai, penanganan macet yang high responsif, manajemen traffic, contra flow, pengalihan arus, gate management, one way, pembatasan ran truck, serta penyebaran informasi mudik yang sporadis.
Bambang menambahkan bahwa pihak Polri juga melakukan sinergitas PAM Arus Mudik/Balik Lebaran 2018 seperti:
Pihak Polri menyiapkan PAM Arus Mudik & Pengendalian secara terpusat.Melakukan sinergisitas dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk siapkan tim medis dalam rangka evakuasi korban Laka Lantas beserta Sarpras pendukung medis dan penanganan medis lainnya (melahirkan, pingsan, dan lainnya).Membangun sinergisitas dengan KemenPUPR dengan menyiapkan infrastruktur jalan beserta sarana prasarana (sarpras) pendukungnya.
Kemudian sinergisitas dengan Kemenhub dengan menyiapkan sarana prasarana jalan, rambu lalu lintas, angkutan lebaran, dan peraturan tentang pembatasan operasional Ran berat.
Tak lupa sinergisitas dengan pihak Pertamina dengan membantu menyediakan stok BBM pada setiap poskotis yang berada di jalur mudik/balik (BBM Pertable).Dan terakhir sinergisitas Polri dengan TNI guna memberikan bantuan PAM pada penggal jalan atau tempat-tempat tertentu.|CSRI/WAW.